1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Toksoplasmosis terjadi akibat infeksi parasit Toxoplasma gondii
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Toxoplasma gondii. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti gejala flu, meski sebagian besar orang tidak mengalami gejala apa pun.
Namun, bayi yang terinfeksi toksoplasma dari ibunya dapat mengalami komplikasi yang berat. Parasit toksoplasma masuk ke dalam tubuh dalam bentuk kista.
Kista ini dapat menginfeksi bagian tubuh mana saja, seperti otak, otot, ataupun jantung. Jika daya tahan tubuh baik, maka parasit menjadi nonaktif dan tubuh tidak sakit.
Akan tetapi, apabila daya tahan tubuh menurun akibat penyakit lain atau muncul efek samping obat tertentu, infeksi dapat terjadi kembali dan menyebabkan komplikasi berbahaya.
Orang dewasa yang sehat umumnya tidak mengalami gejala apa pun jika terinfeksi toksoplasma. Namun beberapa individu dapat mengalami:
Sementara itu pada orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang menurun, misalnya akibat HIV/AIDS atau kemoterapi untuk kanker, toksoplasma dapat mengalami reaktivasi dan menyebabkan gejala yang lebih berat, seperti:
Jika ibu hamil terkena toksoplasmosis, perpindahan parasit ke bayi dapat terjadi. Risikonya menjadi paling tinggi jika infeksi terjadi pada trimester ketiga kehamilan.
Toksoplasmosis dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir meninggal. Jikapun bertahan hidup, bayi dapat mengalami:
Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menginfeksi berbagai hewan, termasuk burung, domba, kambing, sapi, babi, dan unggas.
Namun parasit tersebut umumnya menjangkiti kucing, baik itu kucing liar mau pun domestic atau peliharaan.
Toxoplasma gondii tidak dapat ditularkan melalui kontak antarmanusia, kecuali bayi dalam kandungan yang terjangkit dari ibunya.
Umumnya, manusia dapat terinfeksi Toxoplasma gondii karena:
Ketika masuk ke dalam tubuh manusia, umumnya melalui jalur pencernaan, parasit akan meledak di usus dan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Setiap orang bisa terinfeksi toksoplasmosis. Namun, beberapa orang dengan kondisi berikut ini lebih rawan untuk terjangkit.
Baca juga: Tidur Bersama Kucing, Sehatkah?
Dokter dapat mendiagnosis toksoplasmosis melalui pemeriksaan antibody, maupun pemeriksaan ibu hamil dan janin.
Toksoplasmosis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan antibodi terhadap parasit toksoplasma. Pemeriksaan ini bisa menemukan infeksi aktif maupun riwayat infeksi.
Bagi ibu hamil yang ternyata mengalami infeksi aktif, pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa toksoplasmosis pada bayi diperlukan, yaitu melalui amniosentesis, atau pemeriksaan cairan ketuban dan darah bayi.
Selain itu, pemeriksaan USG juga dapat membantu mendeteksi adanya kelainan pada bayi akibat toksoplasmosis.
Advertisement
Pada umumnya infeksi toksoplasmosis tidak membutuhkan pengobatan karena dapat sembuh dengan sendirinya pada orang dewasa dengan status imun baik.
Namun jika gejala yang ditimbulkan berat dan memengaruhi mata, pengobatan dapat diberikan menggunakan obat pirimetamin dan sulfadiazin.
Pengobatan toksoplasmosis pada ibu hamil bergantung pada apakah infeksi juga terjadi pada bayi atau tidak. Jika dibutuhkan, pengobatan dengan antibiotik spiramisin atau kombinasi sulfadiazin/pirimetamin dapat diberikan untuk mencegah penularan ke bayi.
Pertimbangan pemberian antibiotik disesuaikan dengan kemungkinan efek samping antibiotik tersebut dalam kehamilan, seperti penekanan sumsum tulang dan efek toksik pada hati.
Pada umumnya infeksi toksoplasmosis tidak membutuhkan pengobatan karena dapat sembuh sendirinya pada orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang baik.
Namun jika gejala yang ditimbulkan berat dan memengaruhi mata, pengobatan dapat diberikan menggunakan obat-obatan pirimetamin dan sulfadiazin.
Pengobatan toksoplasmosis pada ibu hamil bergantung pada infeksi pada bayi. Jika dibutuhkan, pengobatan dengan antibiotik spiramisin atau kombinasi sulfadiazine atau pirimetamin dapat diberikan untuk mencegah penularan ke bayi.
Pemberian antibiotik disesuaikan dengan kemungkinan efek samping obat tersebut dalam kehamilan, seperti penekanan sumsum tulang dan efek keracunan pada hati.
Tanpa perawatan yang tepat, toksoplasmosis dapat menimbulkan berbagai komplikasi berbahaya pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah, antara lain berupa:
Sementara itu, transmisi pada bayi dari ibu yang terinfeksi dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Sayangnya, seringkali komplikasi dari toksoplasmosis tidak tampak saat bayi lahir, tetapi baru muncul di kemudian hari.
Baca jawaban dokter: Infeksi Tokso Pada Hewan Peliharaan Kucing Bikin Susah Hamil, Benarkah?
Beberapa cara untuk mencegah toksoplasmosis, antara lain dengan:
Apabila Anda memiliki faktor risiko terhadap toksoplasmosis atau sedang hamil dan tetap ingin memelihara kucing, lakukan langkah berikut ini untuk mencegah terjadinya toksoplasmosis.
Biasakan untuk memelihara kucing Anda di dalam ruangan, beri makanan kering atau kalengan, bukan daging mentah. Kucing dapat terinfeksi setelah memakan mangsa yang terinfeksi atau daging kurang matang dengan parasit.
Kebanyakan kucing tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi toksoplasmosis, jadi tetaplah berhati-hati. Jika ingin mengadopsi kucing liar, periksakan ke dokter hewan terlebih dahulu.
Mintalah orang lain untuk membersihkan bak pasir kucing Anda. Jika tidak memungkinkan, kenakan sarung tangan dan masker wajah saat membersihkannya. Buang kotoran kucing setiap hari untuk menghindari kemungkinan adanya parasit di bak pasir.
Baca juga: Mengenal Pemeriksaan TORCH demi Kesehatan Janin dalam Kandungan
Toksoplasmosis biasanya tidak menyebabkan gejala. Oleh karena itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter jika:
Sebelum berkonsultasi dengan dokter, ada baiknya melakukan beberapa hal berikut ini.
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini.
Selanjutnya, dokter akan:
Langkah-langkah tersebut bertujuan memastikan diagnosis toksoplasmosis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved