Thanatophoric dysplasia adalah penyakit kelainan genetik yang memengaruhi rangka manusia. Kondisi ini menyebabkan penderitanya memiliki tangan dan kaki yang berukuran lebih pendek dari ukuran normal serta terdapat lipatan kulit berlebih pada tangan dan kakinya.
Di samping itu, thanatophoric dysplasia juga mengakibatkan penderitanya memiliki dada yang sempit dan tulang rusuk yang pendek, serta paru-paru yang tidak tumbuh dengan baik (hipoplasia paru), serta kepala yang membesar dengan dahi yang lebar dan jarak mata yang terpisah cukup jauh.
Berdasarkan bentuk tulang rangka yang mengalami kelainan, thanatophoric dysplasia dibagi menjadi dua jenis. Pada jenis pertama atau tipe I, tulang paha penderita berbentuk melengkung dengan tulang belakang yang pipih. Sementara pada jenis kedua atau tipe II, penderitanya memiliki tulang paha yang lurus namun di bagian depan dan samping tulang tengkorak mereka menonjol keluar.
Thanatophoric dysplasia adalah penyakit langka yang bersifat diwariskan. Angka kejadiannya diperkirakan terjadi pada 1 dari 20.000-50.000 kelahiran. Bayi yang terlahir dengan thanatophoric dysplasia biasanya meninggal beberapa saat setelah dilahirkan akibat gagal napas.
Meski begitu, pada beberapa kasus thanatophoric dysplasia, penderitanya dapat bertahan hidup hingga masa kanak-kanak dengan bantuan perawatan medis yang ekstensif.
Gejala-gejala thanatophoric dysplasia bisa muncul sejak penderitanya dilahirkan. Tetapi, gejala yang dirasakan tiap penderitanya serta tingkat keparahannya bisa berbeda-beda.
80-99% gejala yang muncul pada thanatophoric dysplasia, mencakup:
Sementara itu 30-79% gejala lain yang dapat muncul pada kasus thanatophoric dysplasia, meliputi:
Ada juga gejala-gejala lebih langka yang muncul pada kurang dari 30% kasus thanatophoric dysplasia, antara lain:
Baca juga: Mengenal Sistem Rangka Manusia dari Jenis hingga Fungsi
Biasanya, thanatophoric dysplasia disebabkan oleh mutasi pada gen FGFR3. Gen ini mengatur aktivitas protein yang memandu pertumbuhan jaringan otak dan tulang. Adanya mutasi dapat mengakibatkan aktivitas gen yang terlalu aktif dan kemudian mengganggu fungsinya hingga menyebabkan gangguan pertumbuhan serta kecacatan.
Diduga bahwa penyakit ini diwariskan lewat pola pewarisan autosomal dominan. Pada pola ini, adanya 1 saja gen yang mengalami mutasi pada tiap-tiap sel tubuh dapat menyebabkan seseorang mengalami thanatophoric dysplasia.
Tetapi, hampir semua kasus thanatophoric dysplasia terjadi pada orang-orang yang tidak memiliki anggota keluarga sebagai penderita penyakit tersebut. Terlebih, hingga sekarang tidak diketahui ada penderita thanatophoric dysplasia yang mempunyai keturunan.
Sering kali, thanatophoric dysplasia didiagnosis sejak seseorang masih dalam kandungan. Tes genetik, di mana kromosom, gen, dan protein yang terdapat pada janin diperiksa. Pemeriksaan ini dapat membantu mengkonfirmasi apakah janin mengalami thanatophoric dysplasia.
Selain tes genetik, tes pencitraan seperti ultrasonografi, CT scan, atau skrining radiografi pada janin juga dapat mendeteksi apakah terdapat gangguan atau hambatan pada pertumbuhan bagian kepala janin, yang merupakan salah satu pertanda dari thanatophoric dysplasia.
Advertisement
Sampai saat ini tidak diketahui metode pengobatan yang dapat menyembuhkan thanatophoric dysplasia. Kebanyakan penderitanya meninggal begitu dilahirkan atau sesaat setelahnya akibat komplikasi multisistem yang disebabkan penyakit ini.
Tetapi, pengobatan thanatophoric dysplasia tersedia untuk meredakan gejalanya dan merawat kondisi pasien.
Pengobatan thanatophoric dysplasia dapat meliputi:
Pasien thanatophoric dysplasia juga perlu melakukan monitoring jangka panjang, dengan menjalani berbagai pemeriksaan. Misalnya, CT scan, MRI, PET, atau EEG terhadap tengkorak dan otak. Pemeriksaan ini dapat mengetahui adanya penyempitan atau hambatan pada bagian tersebut, serta memonitor gejala kejang yang dapat dialami pasien.
Thanatophoric dysplasia dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
Baca juga: 13 Jenis Gangguan pada Tulang Ini Perlu Diwaspadai
Belum diketahui secara pasti cara untuk mencegah thanatophoric dysplasia karena penyakit ini disebabkan oleh mutasi genetik.
Baca jawaban dokter: Apakah setiap orang wajib melakukan skrining genetik?
Jika Anda khawatir akan risiko anak Anda menjadi penderita thanatophoric dysplasia, sebaiknya Anda rutin berkonsultasi dengan dokter kandungan saat masa kehamilan. Konsultasi rutin dapat membantu deteksi dini akan penyakit ini serta menentukan langkah-langkah penanganan yang tepat.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis thanatophoric dysplasia agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved