Takayasu arteritis adalah peradangan yang terjadi pada aorta beserta cabang-cabang utamanya. Penyakit ini merupakan bentuk langka dari vaskulitis.
Aorta adalah pembuluh darah arteri terbesar yang bertugas membawa darah dari jantung ke seluruh pembuluh darah. Jika terjadi peradangan, aorta dapat menyempit, tersumbat, dan memiliki dinding yang lemah. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh pun akan berkurang dan memicu berbagai gejala.
Penderita Takayasu arteritis dapat mengalami sejumlah gejala yang meliputi nyeri pada tangan atau dada, tekanan darah tinggi, hingga gagal jantung atau stroke.
Kebanyakan penderita Takayasu arteritis memerlukan perawatan untuk mengendalikan peradangan yang terjadi dan mencegah terjadinya komplikasi.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Arteri dan Vena, Dua Pembuluh Darah di Tubuh
Beberapa kasus penyakit ini dapat tidak menimbulkan gejala apapun. Tetapi jika ada, gejala Takayasu arteritis akan muncul sesuai dengan tingkat keparahan di bawah ini:
Tahap pertama
Pada tahap awal,, gejala Takayasu arteritis meliputi:
Tahap kedua
Pada tahap selanjutnya, peradangan pada pembuluh darah makin parah, sehingga jumlah darah, oksigen, dan nutrisi yang dialirkan ke seluruh tubuh berkurang. Gejala-gejala yang terasa pada tahap ini mencakup:
Penyebab Takayasu arteritis adalah peradangan pada aorta atau pembuluh darah besar lain, seperti pembuluh darah yang mengarah ke kepala, jantung, usus, dan ginjal. Seiring waktu, peradangan ini memicu pembuluh darah menebal, menyempit, bahkan berujung pada jaringan parut.
Adapun hal yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah aorta tersebut belum diketahui secara pasti. Rare Disease Organization menduga bahwa Takayasu arteritis diturunkan dalam keluarga dan terjadi dengan frekuensi yang lebih besar pada ras tertentu.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa penyakit ini terjadi lebih sering pada orang Asia yang memiliki antigen tertentu pada kromosom 6 (HLA-Bw52).
Sementara studi lain mengungkapkan bahwa ada kemungkinan Takayasu arteritis bermula dari penyakit autoimun. Kondisi ini membuat tubuh keliru menganggap sel atau bagian tubuh sebagai ancaman dan menyerangnya.
Ada juga riset lain yang berpendapat bahwa Takayasu arteritis kemungkinan besar berhubungan dengan infeksi virus atau bakteri. Pasalnya, virus atau bakteri tertentu dapat melakukan mekanisme mimikri molekuler yang memicu proses autoimun pada penyakit ini.
Takayasu arteritis adalah kondisi vaskulitis yang tergolong langka. Penyakit ini diperkirakan terjadi pada sekitar 2-3 dari 1 juta orang setiap tahunnya. Para pakar menduga bahwa beberapa faktor risiko di bawah ini mungkin berperan:
Penyakit ini juga lebih umum terjadi pada wanita daripada pria. Sebanyak 9 dari 10 pasien Takayasu arteritis adalah wanita.
Dilaporkan kelompok yang paling rentan terkena Takayasu arteritis adalah wanita usia subur di bawah 40 tahun dan orang-orang keturunan Asia. Tak heran jika kasus ini paling sering terjadi di kawasan Asia Timur, India, Asia Tenggara. Namun selain di Asia, Takayasu arteritis dilaporkan terjadi di wilayah Amerika Latin.
Kondisi ini juga dikaitkan dengan faktor keturunan, di mana penderita dapat mewarisi dua salinan dari gen tertentu dari orang tua, sehingga lebih rentan terkena Takayasu arteritis.
Untuk menentukan diagnosis Takayasu arteritis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan berikut:
Dokter akan memeriksa riwayat medis pasien serta keluarga, dan disertai pemeriksaan fisik maupun gejala yang dialami.
Dokter umumnya menggunakan stetoskop untuk mendeteksi ada tidaknya suara abnormal dalam jantung pasien, yang disebut bruit. Bruit dapat dihasilkan dari darah yang sulit mengalir akibat penyempitan di pembuluh darah.
Tes darah berfungsi memeriksa ada tidaknya penanda peradangan yang bisa mengindikasikan Takayasu arteritis. Salah satu penanda ini adalah protein C-reaktif. Dokter juga mungkin juga memeriksa risiko anemia melalui tes ini.
Prosedur angiografi adalah tes pencitraan yang dapat menghasilkan gambar pembuluh darah. Melalui gambar ini, dokter dapat melihat ada tidaknya aliran darah yang abnormal akibat penyempitan (stenosis) pembuluh darah. Pasien Takayasu arteritis umumnya memiliki beberapa area stenosis.
CT scan digunakan untuk memeriksa struktur aorta dan cabang-cabang di dekatnya, serta memantau aliran darah pasien.
Prosedur MRA merupakan pencitraan yang mirip angiografi, tapi menggunakan gelombang radio. Hasilnya biasa lebih rinci, sehingga dokter dapat melihat dan memeriksa pembuluh darah pasien dengan lebih baik.
USG Doppler adalah pemeriksaan untuk melihat gambaran peredaran darah pada vena dan arteri. Hasilnya memiliki resolusi tinggi, sehingga dapat menggambarkan aliran darah lebih cepat daripada pencitraan lain.
PET scan adalah prosedur pencitraan yang bisa menghasilkan gambar tiga dimensi (3D) dari organ dan jaringan dalam tubuh, termasuk pembuluh darah. Prosedur ini dapat mengukur tingkat keparahan peradangan yang terjadi di pembuluh darah.
Advertisement
Jika pasien tidak mengalami gejala atau komplikasi yang serius, penanganan biasanya tidak diperlukan. Namun bila muncul gejala, dokter akan memberikan cara mengobati Takayasu arteritis yang berfokus pada pengendalian peradangan dan umumnya meliputi:
1. Obat-obatan
Dokter biasa akan meresepkan salah satu atau beberapa jenis obat di bawah ini:
Kortikosteroid, seperti prednison, dapat membantu dalam mengendalikan peradangan pada pembuluh darah. Obat ini umumnya diresepkan oleh dokter untuk penggunaan jangka panjang.
Bahkan setelah pasien merasa kondisinya lebih baik, obat ini harus tetap dikonsumsi. Seiring waktu, dokter akan mengurangi dosisnya hingga peradangan dapat dikendalikan dengan dosis paling rendah.
Apabila Takayasu arteritis tidak kunjung membaik meski pasien sudah menggunakan kortikosteroid, dokter akan meresepkan imunosupresan atau obat untuk menekan sistem imun. Contoh obat ini meliputi metotreksat, azathioprine, mikofenolat, leflunomide, siklofosfamid, atau mofetil.
Obat-obatan untuk mengatur sistem imun dapat diberikan pada kasus Takayasu arteritis yang tidak dapat ditangani dengan obat lain. Contoh obat pengatur sistem kekebalan tubuh ini meliputi etanercept, infliximab, dan tocilizumab.
Selain obat-obatan, dokter juga dapat menyarankan operasi sebagai pilihan pengobatan Takayasu arteritis. Operasi biasanya dilakukan saat pembuluh darah sudah sangat sempit atau tersumbat.
Melalui operasi, gejala-gejala, seperti hipertensi dan nyeri dada, dapat teratasi. Langkah ini juga perlu dilakukan jika pembengkakan pada dinding pembuluh darah makin membesar.
Beberapa jenis operasi yang bisa direkomendasikan oleh dokter meliputi:
Operasi bypass adalah prosedur pencangkokan pembuluh darah besar atau kecil dari bagian lain tubuh ke pembuluh darah yang terhambat. Langkah ini menjadi pilihan ketika penyempitan pembuluh darah tidak bisa ditangani dengan cara lain atau aliran darah terhalang secara signifikan.
Angioplasty percutaneous adalah operasi perluasan pembuluh darah dengan memasukkan balon kecil ke dalam pembuluh darah yang tersumbat. Balon ini kemudian dikembangkan hingga halangan pada pembuluh darah hilang. Setelah itu, balon akan dikempeskan dan dikeluarkan.
Operasi katup aorta adalah prosedur perbaikan atau penggantian katup aorta yang dilakukan jika terjadi kebocoran darah yang parah.
Takayasu arteritis termasuk kondisi yang sulit ditangani karena bisa kambuh, bahkan saat gejala sudah membaik. Pada beberapa kasus, kambuhnya penyakit ini memerlukan operasi lanjutan.
Penderita Takayasu arteritis berisiko mengalami komplikasi serius karena peradangan dapat terjadi secara berulang pada pembuluh darah. Beberapa jenis komplikasi yang bisa muncul meliputi:
Baca jawaban dokter: Penyumbatan pembuluh darah jantung apa obat herbalnya?
Cara mencegah Takayasu arteritis belum diketahui. Pasalnya, penyebab penyakit ini juga tidak diketahui secara pasti.
Namun beberapa langkah di bawah ini dapat Anda lakukan untuk mencegah penyakit ini semakin parah serta menghindari efek samping pengobatannya:
Baca juga: Bersihkan Pembuluh Darah dengan Berbagai Makanan untuk Kesehatan Jantung Ini
Segera berkonsultasi dengan dokter apabila Anda mengalami tanda-tanda serangan jantung (seperti sesak napas, nyeri pada dada dan tangan, mual dan muntah) atau stroke (seperti struktur wajah mengalami kejatuhan, tangan melemah, serta sulit bicara).
Deteksi dini terhadap kondisi Takayasu arteritis dapat membantu proses pengobatan yang efektif.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis Takayasu arteritis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved