28 Jun 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Kebanyakan tahi lalat tidak berbahaya, jarang yang menjadi kanker
Tahi lalat adalah bintik-bintik kecil berwarna cokelat tua atau hitam yang muncul di permukaan kulit. Tahi lalat terbentuk dari pigmen melanosit (sel penghasil warna) yang tumbuh berdekatan.
Tahi lalat (nevi) bisa muncul di area kulit mana pun.
Sebagian besar tahi lalat muncul sejak masa perkembangan anak hingga masa remaja. Menjadi hal normal saat seseorang memiliki antara 10 hingga 40 tahi lalat saat dewasa.
Keberadaan tahi lalat umumnya tidak berbahaya, kecuali jika mengalami perubahan ukuran, bentuk, atau warna. Meski sangat jarang terjadi, tahi lalat dapat berkembang menjadi kanker kulit (melanoma).
Tahi lalat normal utamanya bukan penyakit, sehingga tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi, tahi lalat mempunyai ciri khas seperti warna, ukuran, dan bentuk tersendiri, seperti:
Warna tahi lalat bervariasi, seperti cokelat tua, cokelat muda, hitam, biru, merah, atau pink.
Teksturnya bisa halus, berkerut, rata, hingga terangkat. Ada kalanya, tahi lalat juga ditumbuhi rambut.
Biasanya tahi lalat mempunyai bentuk bulat atau oval.
Diameter tahi lalat juga bermacam-macam, tetapi umumnya kurang dari 6 mm.
Jika tahi lalat muncul sejak lahir (tahi lalat bawaan), ukurannya bisa lebih besar dari biasanya. Contohnya, ukurannya sampai menutupi sebagian wajah atau anggota tubuh lainnya.
Area tumbuh tahi lalat umumnya di kulit kepala, ketiak, wajah, di antara jari, atau bawah kuku.
Tahi lalat juga bisa menghilang seiring bertambahnya usia. Perubahan hormonal di masa remaja atau masa kehamilan juga bisa membuat warna tahi lalat lebih gelap dan membesar.
Walaupun tahi lalat tidak berbahaya, Anda perlu lebih waspada karena tahi lalat juga bisa menjadi tanda melanoma, yaitu salah satu jenis kanker kulit.
Biasanya, tahi lalat yang bersifat kanker memiliki penampilan bervariasi.
American Academy of Dermatology menjelaskan tentang panduan ABCDE untuk mengetahui gejala atau tanda tahi lalat merupakan tanda melanoma:
Penyebab utama munculnya tahi lalat adalah ketika sel-sel di kulit yang disebut melanosit tumbuh secara berkelompok. Umumnya, melanosit tersebar ke seluruh kulit.
Melanosit akan menghasilkan melanin, pigmen alami yang memberikan warna pada kulit.
Faktor penyebab yang meningkatkan risiko munculnya tahi lalat adalah paparan sinar matahari berlebihan atau dalam jangka waktu yang lama pada kulit.
Berikut adalah faktor risiko lainnya yang membuat tahi lalat baru muncul pada kulit:
Tahi lalat adalah hal yang normal pada kulit dan tidak perlu diagnosis. Sebab, tahi lalat bukanlah suatu penyakit. Namun saat muncul jenis tahi lalat baru dengan jumlah banyak, terasa gatal, serta terjadi perubahan warna, bentuk, dan ukuran dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan lanjutan dilakukan untuk mendiagnosis tahi lalat bersifat kanker atau melanoma.
Pertama, dokter akan menanyakan mengenai gejala yang Anda rasakan. Setelah itu, dokter akan mengambil foto klinis dan mengukur dimensi tahi lalat.
Pasien akan diminta kembali datang setelah beberapa minggu, untuk melihat apakah tahi lalat semakin membesar, menonjol, serta muncul luka.
Jika ukurannya membesar dan terlihat gejala melanoma, dokter akan melakukan diagnosis lanjutan seperti biopsi kulit. Caranya dengan mengambil sampel kecil dari tahi lalat, lalu diperiksa.
Saat hasilnya keluar, dokter akan melakukan penanganan lanjutan untuk mengatasi melanoma.
Advertisement
Tahi lalat normal tidak perlu dihilangkan, karena tidak berbahaya.
Namun kalau Anda merasa tahi lalat di area tubuh tertentu mengganggu penampilan, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mencari cara menghilangkan tahi lalat yang paling tepat.
Jangan mencoba menghilangkan tahi lalat sendiri di rumah, karena bisa mengakibatkan infeksi kulit.
Terdapat dua metode sebagai cara menghilangkan tahi lalat normal, di antaranya:
Eksisi bedah adalah teknik yang sangat umum digunakan untuk menghilangkan tahi lalat.
Dokter akan menggunakan pisau bedah khusus untuk memisahkan tahi lalat dari kulit yang lain.
Setelah itu, segment tahi lalat akan diangkat dengan menggunakan penjepit.
Dokter akan melanjutkan operasi tahi lalat dengan proses pembakaran (kauterisasi) untuk menghentikan perdarahan sebelum menutupnya.
Metode menghilangkan tahi lalat lainnya adalah teknik mencukur. Jenis eksisi ini bisa sekaligus mendapatkan sampel jaringan, agar bisa dianalisis setelah proses selesai.
Dokter akan menggunakan pisau cukur untuk mencukur pertumbuhan tahi lalat yang sejajar dengan kulit di sekitar. Proses kauterisasi ringan juga mungkin dilakukan untuk meminimalisasi bekas luka.
Namun, ada kemungkinan tahi lalat bisa tumbuh kembali setelah melakukan proses eksisi teknik mencukur dibandingkan dengan teknik eksisi bedah.
Teknik lain yang juga ada untuk menghilangkan tahi lalat adalah dengan metode laser atau nitrogen cair (cryotherapy). Namun, Cleveland Clinic menjelaskan, teknik tersebut tidak direkomendasikan.
Sebab, metode ini membuat dokter tidak memiliki sampel jaringan untuk menganalisis jenis tahi lalat. Selain itu, kemungkinan tahi lalat untuk tumbuh kembali juga lebih besar.
Pada dasarnya, tahi lalat adalah pertumbuhan kulit yang normal terjadi dan tidak bisa dicegah.
Akan tetapi, Anda bisa meminimalisasi pertumbuhannya dan mencegah tahi lalat berkembang menjadi melanoma dengan melakukan cara pencegahan seperti berikut:
Buat janji dengan dokter Anda jika tahi lalat terlihat tidak biasa, tumbuh atau berubah.
Jika memiliki tahi lalat yang mengkhawatirkan, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Sebelum menemui dokter, Anda disarankan melakukan langkah-langkah ini.
Anda bisa menyusun daftar pertanyaan untuk diajukan kepada dokter. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan umum mengenai tahi lalat.
Dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan, seperti:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis tahi lalat agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved