1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Stroke disebabkan karena terganggu atau kurangnya suplai darah ke bagian otak.
Stroke adalah suatu kondisi yang menyebabkan suplai darah ke otak terganggu atau berkurang.
Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat oleh darah yang menggumpal atau pecah. Ketika hal itu terjadi, sel-sel otak kekurangan oksigen dan mati.
Kemampuan tubuh yang dikendalikan oleh area otak seperti memori dan kontrol otot akan hilang. Besarnya efek akibat stroke bergantung pada letak stroke yang terjadi di bagian otak dan seberapa besar kerusakan yang terjadi pada otak.
Sebagai contoh, ketika seseorang hanya mengalami stroke ringan, ia mungkin hanya akan mengalami masalah kecil, seperti kelemahan kaki atau lengan sementara. Namun ketika stroke berat terjadi, maka seseorang akan mengalami kelumpuhan permanen di satu sisi tubuh atau kehilangan kemampuan berbicara.
Stroke merupakan penyebab kematian utama di hampir seluruh RS di Indonesia, yaitu sekitar 15,4% dan mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2018 prevalensi stroke di Indonesia ada di angka 12,1 per mil yang berarti sebanyak 10,9 per 1.000 penduduk Indonesia telah mengalami stroke.
Anda dapat mengenali gejala stroke dengan F.A.S.T
Gejala-gejala stroke dapat termasuk:
Pada 2017, Kementerian Kesehatan RI memperkenalkan alat penilaian sederhana untuk mengenali gejala stroke dengan akronim “SEGERA KE RS”, yang berarti:
Se |
: |
Senyum tidak simetris (miring ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba |
Ge |
: |
Kemampuan gerak separuh anggota tubuh tiba-tiba melemah |
Ra |
: |
Bicara pelo, tiba-tiba tidak dapat bicara, atau tidak mengerti kata-kata maupun pembicaraan orang lain |
Ke |
: |
Kebas, baal atau kesemutan separuh tubuh |
R |
: |
Rabun, pandangan satu mata kabur, yang terjadi tiba-tiba |
S |
: |
Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi |
Stroke dapat disebabkan oleh arteri yang tersumbat (stroke iskemik/penyumbatan) atau pecahnya pembuluh darah (stroke perdarahan). Adapun penyebab lainnya adalah gangguan sementara aliran darah ke otak (transient ischemic attack atau TIA) yang tidak menyebabkan kerusakan permanen.
Sekitar 80% stroke yang terjadi merupakan stroke iskemik. Kondisi ini terjadi ketika arteri ke otak menyempit atau terhambat dan menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang (iskemik). Stroke iskemik yang paling umum adalah stroke thrombosis dan stroke emboli.
Stroke ini terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah dan menimbulkan perdarahan. Pendarahan otak dapat disebabkan oleh banyak kondisi, termasuk:
Jenis stroke perdarahan meliputi:
Transient Ischemic Attack (TIA)
Dikenal sebagai ministroke. Kondisi ini merupakan kondisi sementara yang ditandai dengan gejala yang mirip dengan gejala stroke. Contohnya adalah penurunan sementara pasokan darah ke bagian otak yang bisa berlangsung hanya beberapa menit. Jika seseorang pernah mengalami TIA, itu berarti kemungkinan ada arteri mengarah ke otak yang tersumbat atau menyempit, maupun gumpalan di jantung.
Adapun faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya stroke meliputi:
Faktor-faktor lain terkait dengan risiko stroke yang lebih tinggi termasuk:
Ketika seseorang menunjukkan gejala stroke atau TIA, dokter akan segera mengumpulkan informasi dan membuat diagnosis melalui tindakan-tindakan berikut ini:
MRI dapat membantu melihat kerusakan jaringan atau sel-sel otak. CT scan akan memberikan gambaran rinci dan jelas yang menunjukkan adanya perdarahan atau kerusakan di otak. Tes diagnostik ini juga dapat menunjukkan kondisi otak lainnya yang dapat menjadi penyebab gejala stroke.
Tes sederhana ini dilakukan untuk merekam aktivitas listrik di jantung, mengukur ritme dan mencatat kecepatan detak jantung. Dengan EKG, dokter dapat menentukan kondisi jantung yang mungkin menyebabkan stroke, seperti serangan jantung sebelumnya atau fibrilasi atrium.
Tes ini dilaksanakan untuk melihat tampilan rinci pada arteri di leher dan otak Anda. Angiogram serebral dapat menunjukkan penyumbatan atau gumpalan yang mungkin menjadi penyebab gejala.
Ultrasonografi karotis, juga disebut scan dupleks karotis, dapat menunjukkan timbunan lemak (plak) di arteri karotis yang memasok darah ke wajah, leher, dan otak. Tes ini juga dapat menunjukkan penyempitan maupun penyumbatan arteri karotis.
Ekokardiogram dilaksanakan untuk menemukan sumber gumpalan di hati Anda. Gumpalan yang terjadi di hati dapat menyebar ke otak dan menyebabkan stroke.
Advertisement
Pengobatan untuk stroke tergantung pada jenis stroke dan lokasinya di bagian otak. Berikut ini jenis-jenis pengobatannya:
Stroke stroke iskemik dan TIA biasanya ditangani dengan obat-obatan dan tindakan medis, sebagai berikut ini:
Obat ini bekerja dengan melarutkan gumpalan darah dengan cepat, jika diberikan pada 3-4,5 jam pertama setelah gejala stroke dimulai. Orang-orang yang menerima suntikan tPA dengan segera, lebih mungkin untuk pulih dari stroke, dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami kecacatan permanen akibat stroke.
Stroke yang disebabkan oleh perdarahan atau kebocoran di otak memerlukan strategi perawatan yang berbeda. Perawatan untuk stroke hemoragik meliputi:
Untuk mengurangi risiko terkena stroke, dokter akan menyarankan agar Anda menerapkan gaya hidup sehat, termasuk dengan:
Jika Anda mengalami atau melihat seseorang terkena gejala stroke atau TIA segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat. Dokter akan memeriksa dan melakukan diagnosis dan memberikan pengobatan serta melakukan pencegahan stroke.
Stroke yang tidak ditangani segera akan menimbulkan berbagai komplikasi seperti:
Perubahan perilaku dan kemampuan merawat diri. Orang yang mengalami stroke mungkin menjadi tidak mandiri dan membutuhkan
Ada beberapa hal yang perlu anda persiapkan sebelum berkonsultasi dengan dokter, diantaranya adalah:
Pada saat konsultasi, pertama-tama dokter akan membaca riwayat kesehatan dan hasil tes pasien. Kemudian, dokter akan menanyakan hal-hal yang terkait dengan kondisi yang Anda alami seperti riwayat kesehatan dan keluarga, gejala, kekhawatiran, serta kondisi lainnya.
Setelah sesi tanya-jawab tersebut selesai, dokter akan memberikan gambaran umum terhadap yang dialami pasien. Jika dibutuhkan, dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes-tes lain.
Setelah hasil tes terbaru keluar, dokter akan mendiagnosis keadaan pasien dan memberikan rekomendasi pengobatan, seperti fisioterapi atau obat-obatan lainnya.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved