1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Spondilosis servikal dapat menyebabkan leher terasa sakit dan kaku
Spondilosis servikal (spondylosis cervicalis) adalah kondisi rusaknya ruas tulang belakang yang terletak di leher (cervical spine). Kelainan tulang belakang ini memengaruhi sendi dan diskus (bantalan tulang belakang) yang menyebabkan rasa sakit, leher kaku, dan sakit kepala.
Perubahan yang terjadi pada spondilosis servikal bersifat degeneratif, alias akan memburuk seiring bertambahnya usia. Kondisi ini sangat umum terjadi. Lebih dari 85% orang yang telah menginjak usia 60 tahun mengalami spondylosis cervicalis.
Penyakit yang juga dikenal dengan istilah osteoartritis servikal atau artritis leher ini umumnya dapat diatasi dengan obat-obatan dan terapi fisik.
Kebanyakan orang yang mengalami spondylosis cervicalis tidak mengalami gejala, kecuali kerusakan yang terjadi cukup berat. Gejala yang umum dirasakan karena spondilosis servikal adalah nyeri dan kaku pada leher. Nyeri biasanya akan membaik saat berbaring atau beristirahat.
Rasa sakit yang dirasakan bisa ringan sampai berat. Hal yang dapat memperburuk nyeri meliputi gerakan mendongak atau menunduk dalam waktu lama. Aktivitas lain yang menyebabkan leher tidak berubah posisi dalam waktu lama, seperti berkendara atau membaca, juga bisa memperparah rasa nyeri.
Terkadang, spondilosis servikal dapat menyebabkan penyempitan pada saluran yang dilalui oleh saraf tulang belakang maupun saluran keluar saraf-saraf cabang dari saraf tulang belakang. Kondisi ini akan menimbulkan gejala yang meliputi:
Proses penuaan merupakan penyebab utama terjadinya spondilosis servikal. Seiring bertambahnya usia, tulang maupun tulang rawan di tulang belakang servikal akan mengalami kerusakan, berupa:
Selain proses penuaan, terdapat beberapa hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami spondilosis servikal:
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan memeriksa dan memastikan gejala yang Anda alami bukan disebabkan oleh penyakit lain. Pasalnya, beberapa penyakit lain, seperti fibromyalgia memiliki gejala serupa.
Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan seperti:
Tanya jawab dan pemeriksaan fisik
Dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan oleh pasien. Selanjutnya, dokter akan meninjau gerakan yang mengarah pada saraf, tulang, dan otot yang terdampak.
Pemeriksaan tersebut meliputi:
Pemeriksaan penunjang
Jika dokter mencurigai pasien mengidap spondylosis cervical, dokter akan memastikannya dengan menjalankan beberapa tes berikut:
Advertisement
Pengobatan spondylosis cervicalis yang dijalani pasien akan bergantung pada tingkat keparahannya. Tujuan pengobatan akan berfokus untuk mengurangi rasa sakit, memungkinkan pasien untuk beraktivitas dengan normal, dan untuk mencegah kerusakan saraf permanen.
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk pengobatan spondilosis.
1. Kompres es atau air hangat, dan pemijatan
Sebagai langkah awal, kompres es atau air hangat, dan pijatan di area timbulnya rasa sakit atau pegal dapat membantu meringankan gejala. Biasanya kompres dapat diberikan hingga beberapa kali sehari, satu sesinya tidak lebih dari 20 menit.
Memijat lembut area yang sakit juga dapat dicoba. Akan tetapi, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mencegah salah pijat.
2. Fisioterapi
Fisioterapi dapat melatih pasien untuk berlatih gerakan tertentu yang mendukung peregangan dan melatih kekuatan otot, serta memperbaiki postur tubuh. Berbagai kegiatan tersebut dapat meredakan leher nyeri dan kaku akibat spondylosis cervicalis.
Fisioterapi dapat dilakukan di fasilitas kesehatan yang menyediakan atau di rumah. Lama program fisioterapi bisa berbeda-beda pada tiap pasien, namun biasanya antara 6-8 minggu dengan frekuensi 2-3 kali per minggu. Tindakan ini harus dibawah pengawasan dokter spesialis rehabilitasi medik.
3. Obat minum
Dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat yang diberikan berdasarkan keparahan rasa sakit yang pasien alami. Beberapa di antaranya adalah:
4. Soft cervical collar
Soft cervical collar adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengurangi pergerakan leher dan mengistirahatkan otot leher. Alat ini tidak boleh dipakai terlalu lama karena akan menyebabkan kelemahan otot leher.
5. Obat suntik
Obat injeksi atau yang disuntikkan dapat membuat gejala mereda dalam waktu yang singkat. Biasanya obat yang diberikan adalah obat anti nyeri golongan steroid. Penyuntikan steroid digunakan untuk penanganan nyeri jangka pendek.
Ada tiga prosedur injeksi steroid yang umum, antara lain:
7. Operasi
Operasi bedah dapat dipertimbangkan untuk dilakukan bagi kasus spondylosis cervical yang parah. Pembedahan dapat melibatkan pengangkatan taji tulang dan menyatukan tulang belakang atau menciptakan lebih banyak ruang untuk sumsum tulang belakang dengan mengangkat sebagian tulang belakang.
Prosedur ini hanya dianjurkan jika terdapat kasus penekanan saraf yang tidak kunjung sembuh setelah diberikan berbagai pengobatan.
Jika tidak ditangani dengan baik, spondilosis servikal dapat menyebabkan komplikasi seperti:
Spondilosis servikal termasuk penyakit yang tidak dapat dicegah, karena sebagian besar merupakan bagian dari proses penuaan alami. Namun, Anda tetap bisa melakukan beberapa cara di bawah ini untuk mengurangi risikonya:
Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala yang telah dijelaskan di atas.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis spondilosis servikal agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved