1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Spina bifida menyebabkan kecacatan pada saraf tulang belakang dan tulang belakang
Spina bifida adalah salah satu bentuk kecacatan pada saluran neuralis (neural tube defects) alias cacat tabung saraf. Tuba (saluran) neuralis atau tabung saraf merupakan struktur embrionik yang berkembang menjadi otak dan saraf tulang belakang serta jaringan sekitarnya.
Saluran neuralis biasanya terbentuk di awal kehamilan dan menutup pada hari ke-28 setelah pembuahan. Spina bifida terjadi karena adanya bagian dari tabung saraf yang gagal berkembang atau menutup dengan tepat.
Kondisi ini menyebabkan kecacatan pada saraf tulang belakang dan tulang belakang. Keparahan spina bifida bervariasi mulai ringan hingga berat, tergantung pada jenis kecacatan, ukuran, lokasi, dan komplikasi.
Spina bifida memiliki beberapa jenis di bawah ini:
Spina bifida occulta merupakan jenis yang jarang diketahui. Untuk mendeteksinya, penderita harus menjalani pemeriksaan pencitraan seperti CT scan. Beruntung, kondisi ini termasuk tipe spina bifida yang paling ringan dari yang lain.
Jenis meningocele adalah tipe spina bifida yang memicu membran pelindung di sekitar saraf tulang belakang mendorong celah di punggung bayi, lalu membentuk kantong.
Kantong tersebut akan terlihat dari luar dan berisi cairan, namun tidak ada saraf di dalamnya. Hanya saja, komplikasi bisa saja terjadi pada spina bifida jenis ini.
Myelomeningocele juga dikenal sebagai istilah spina bifida terbuka dan merupakan jenis yang paling parah. Pada kondisi ini, akan ada kantong pada punggung bayi.
Kantong tersebut berisi sebagian saraf dan bisa muncul pada ruas tulang belakang manapun. Akibatnya, saraf rentan mengalami kerusakan dan sang bayi berisiko tinggi mengalami infeksi berbahaya.
Gejala spina bifida bisa berbeda-beda pada tiap penderita. Pasalnya, jenisnya juga beragam. Apa sajakah itu?
Penyebab spina bifida tidak diketahui hingga sekarang. Tetapi ada sejumlah faktor dikatakan dapat meningkatkan kemungkinan bayi mengalami kondisi ini.
Faktor-faktor risiko spina bifida tersebut meliputi:
Baca Juga: Ternyata, Berat Badan Ideal Sebelum Hamil Berpengaruh pada ASI Ibu
Diagnosis spina bifida bisa dilakukan melalui tes prenatal. Mulai dari tes darah hingga ultrasonografi (USG).
Selain mendeteksi spina bifida, pemeriksaan kehamilan juga bertujuan memeriksa ada tidaknya kecacatan pada janin. Meski demikian, harus digarisbawahi bahwa hasil tes selama hamil tersebut belum tentu akurat 100 persen dalam mengetahui kondisi janin, termasuk spina bifida.
Sebagian besar ibu hamil dengan tes darah positif spina bifida dapat melahirkan anak yang normal. Sementara pada ibu hamil yang tes darahnya negatif, sang anak tetap memiliki risiko spina bifida.
Oleh sebab itu, para ahli masih terus mengembangkan metode deteksi spina bifida agar lebih akurat. Untuk mempelajari tes prenatal dan risiko spina bifida dengan lebih rinci, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan.
Advertisement
Cara mengobati spina bifida akan tergantung pada jenis yang dialami dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Penanganan yang bisa dianjurkan oleh dokter dapat berupa:
Dengan perawatan yang tepat disertai bantuan lain, banyak anak dengan spina bifida yang mampu bertahan hingga tumbuh dewasa, bahkan dapat hidup dengan mandiri.
Komplikasi spina bifida, terutama tipe meningomyelocele, adalah malformasi Arnold Chairi II. Kondisi ini merupakan cacat struktural pada otak kecil. Padahal, otak kecil berfungsi mengatur keseimbangan tubuh.
Sementara komplikasi lain yang mungkin muncul adalah kaki yang lemah, sehingga tidak berfungsi normal. Penderita juga dapat mengalami masalah pada kandung kemih dan usus besar, serta hidrosefalus.
Karena penyebabnya belum diketahui secara pasti, cara mencegah spina bifida juga belum tersedia secara spesifik. Namun beberapa langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk menurunkan risikonya:
Baca Juga: Berbagai Gerakan Yoga Ibu Hamil yang Aman Dilakukan
Spina bifida umumnya dapat terdeteksi ketika bayi lahir. Namun kondisi ini juga terkadang baru diketahui setelah bayi berkembang.
Karena itu, segera konsultasikan ke dokter apabila anak Anda mengalami gejala spina bifida atau keluhan yang mencurigakan.
Penderita spina bifida membutuhkan perawatan dan pengawasan lebih lanjut. Dokter akan memantau pertumbuhan, kebutuhan vaksin, serta masalah kesehatan secara umum pada pasien.
Keluarga merupakan bagian penting dari proses perawatan dan pengawasan tersebut. Mereka harus belajar untuk membantu penderita agar bisa menjalankan aktivitas, sehingga dapat memiliki hidup yang lebih berkualitas.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis spina bifida agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved