1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Penyumbatan pada dinding tenggorokan dapat mengganggu pernapasan pada saat tidur.
Sleep apnea adalah suatu kondisi serius, ketika dinding tenggorokan mengendur dan menyempit pada saat tidur, sehingga mengganggu pernapasan normal. Kondisi ini dapat mengganggu tidur dan berdampak besar pada penurunan produktivitas serta kualitas hidup.
Ada dua jenis apnea tidur:
Jenis ini paling umum terjadi. Penyebabnya adalah penyumbatan saluran udara. Hal ini biasanya terjadi ketika jaringan lunak di belakang tenggorokan mengendur saat tidur.
Berbeda dari OSA, pada kondisi ini, saluran atau jalan napas tidak terhalangi. Namun otak gagal memberikan sinyal kepada otot pernapasan untuk bernapas.
Saat seseorang mengalami OSA dan CSA di waktu yang bersamaan.
Ketiga jenis sleep apnea di atas memiliki gejala umum yang sama sebagai berikut.
Penyebab sleep apnea bisa berbeda-beda pada tiap jenisnya. Berikut penjelasannya:
Obstructive sleep apnea atau gangguan tidur obstruktif terjadi ketika otot-otot di belakang tenggorokan mengendur. Hal ini menyebabkan saluran udara menyempit atau tertutup ketika menarik napas, sehingga membatasi pasokan oksigen yang masuk.
Kondisi ini akhirnya menurunkan kadar oksigen dalam darah. Situasi tersebut direspons otak dengan membangunkan tubuh agar jalan udara terbuka kembali. Gangguan ini dapat terjadi singkat dan berulang-ulang sepanjang malam, sehingga mengakibatkan penderita tidak bisa tertidur pulas dan lelap.
Central sleep apnea terjadi ketika otak gagal mengirimkan sinyal ke otot pernapasan sehingga napas penderitanya berhenti sesaat. Penderita akan terbangun dengan napas pendek dan sulit kembali tidur nyenyak.
Sleep apnea dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risikonya.
Faktor risiko obstructive sleep apnea
Faktor risiko central sleep apnea
Untuk menentukan diagnosis sleep apnea, dokter dapat menerapkan tes berikut:
Evaluasi dapat diperoleh dari tanda dan gejala serta riwayat tidur.
Dokter mungkin akan meminta pasien menjalani tes sleep apnea yang disebut polisomnogram. Ini adalah tes multi-komponen yang melakukan transmisi secara elektronik dan mencatat aktivitas fisik tertentu saat tidur.
Rekaman ini akan dianalisis untuk menemukan sleep apnea atau gangguan tidur lainnya.
Jika terdiagnosa mengalami sleep apnea, pasien akan diminta untuk menjalani tes tambahan seperti di bawah ini:
Advertisement
Cara mengobati sleep apnea tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan kesehatan pasien. Beberapa langkah penanganan yang bisa dianjurkan oleh dokter meliputi:
Untuk kasus sleep apnea awal, perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan dengan cara di bawah ini.
Untuk kasus yang lebih berat, dokter dapat menerapkan pilihan metode berikut:
CPAP merupakan alat untuk meniupkan udara bertekanan positif ke dalam hidung atau hidung dan mulut. Aliran udara ini bertujuan mencegah otot-otot tenggorokan menutup. Hasilnya, penderita dapat bernapas dengan baik atau meringankan gejala obstructive sleep apnea.
Cara kerja alat ini mirip CPAP. Namun, tekanan aliran udara berubah saat menarik dan membuang napas.
Alat yang didesain untuk menahan rahang dan lidah ke depan ini menciptakan ruang lebih di belakang tenggorokan. Juga mencegah penyempitan saluran pernapasan penyebab dengkuran.
Alat yang dikenakan di atas gigi ketika penderita sedang tidur ini tidak dianjurkan bagi penderita sleep apnea berat. Tetapi dapat menjadi pilihan jika penderita tidak dapat menggunakan CPAP.
Ini adalah pilihan terakhir untuk menangani sleep apnea karena tidak terlalu efektif dan memiliki banyak risiko. Opsi ini baru dianjurkan ketika perawatan lain gagal dan ketika kondisi penderita sangat berat.
Beberapa opsinya meliputi:
Sleep apnea adalah kondisi medis serius yang juga dapat mendatangkan seperti berikut ini:
Cara mencegah sleep apnea belum tersedia secara spesifik. Namun Anda dapat mengurangi risikonya, seperti menjaga berat badan, mengelola stres, tidak merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan banyak lagi.
Tidak semua penderita sleep apnea mendengkur. Tetapi dengkuran keras dapat menjadi tanda potensi gangguan serius. Anda dapat berkonsultasi ke dokter jika menduga mengalami gejala sleep apnea seperti dengkuran keras atau gejala lain.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis sleep apnea agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved