logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Sleep Apnea

1 Jun 2021

| Lucia Priandarini

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Penyumbatan pada dinding tenggorokan dapat mengganggu pernapasan pada saat tidur.

Penyumbatan pada dinding tenggorokan dapat mengganggu pernapasan pada saat tidur.

Pengertian sleep apnea

Sleep apnea adalah suatu kondisi serius, ketika dinding tenggorokan mengendur dan menyempit pada saat tidur, sehingga mengganggu pernapasan normal. Kondisi ini dapat mengganggu tidur dan berdampak besar pada penurunan produktivitas serta kualitas hidup.

Ada dua jenis apnea tidur:

  • Obstructive sleep apnea (OSA)

Jenis ini paling umum terjadi. Penyebabnya adalah penyumbatan saluran udara. Hal ini biasanya terjadi ketika jaringan lunak di belakang tenggorokan mengendur saat tidur.

  • Sleep apnea sentral

Berbeda dari OSA, pada kondisi ini, saluran atau jalan napas tidak terhalangi. Namun otak gagal memberikan sinyal kepada otot  pernapasan untuk bernapas.

  • Sleep apnea campuran

Saat seseorang mengalami OSA dan CSA di waktu yang bersamaan.

 

Tanda dan gejala sleep apnea

Ketiga jenis sleep apnea di atas memiliki gejala umum yang sama sebagai berikut.

Gejala sleep apnea utama

  • Mengalami episode henti napas, kemudian bangun dengan napas terengah-engah
  • Mengantuk berat dan lemas di siang hari
  • Sakit kepala di pagi hari
  • Tidak bisa berkonsentrasi atau sulit berpikir jernih
  • Suasana hati tidak stabil dan lekas marah

Gejala lain

  • Tenggorokan kering dan sakit saat bangun tidur
  • Mendengkur kencang atau ngorok
  • Terkadang bangun dengan sensasi tercekik atau sesak
  • Mengantuk saat mengemudi
  • Gelisah saat tidur
  • Sering bangun untuk buang air kecil
  • Susah tidur atau insomnia

 

Penyebab sleep apnea

Penyebab sleep apnea bisa berbeda-beda pada tiap jenisnya. Berikut penjelasannya:

Penyebab obstructive sleep apnea

Obstructive sleep apnea atau gangguan tidur obstruktif terjadi ketika otot-otot di belakang tenggorokan mengendur. Hal ini menyebabkan saluran udara menyempit atau tertutup ketika menarik napas, sehingga membatasi pasokan oksigen yang masuk.

Kondisi ini akhirnya menurunkan kadar oksigen dalam darah. Situasi tersebut direspons otak dengan membangunkan tubuh agar jalan udara terbuka kembali. Gangguan ini dapat terjadi singkat dan berulang-ulang sepanjang malam, sehingga mengakibatkan penderita tidak bisa tertidur pulas dan lelap.

Penyebab central sleep apnea

Central sleep apnea terjadi ketika otak gagal mengirimkan sinyal ke otot pernapasan sehingga napas penderitanya berhenti sesaat. Penderita akan terbangun dengan napas pendek dan sulit kembali tidur nyenyak.

 

Faktor risiko sleep apnea

Sleep apnea dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risikonya.

Faktor risiko obstructive sleep apnea

  • Obesitas atau berat badan berlebih
  • Leher besar
  • Saluran pernapasan sempit
  • Berjenis kelamin pria
  • Usia
  • Berusia lanjut
  • Memiliki anggota keluarga dengan sleep apnea
  • Mengonsumsi alkohol dan obat penenang
  • Merokok
  • Menopause pada wanita karena perubahan hormonal
  • Hidung tersumbat
  • Memiliki kondisi medis tertentu seperti hipertensi

Faktor risiko central sleep apnea

  • Berusia lanjut
  • Pria
  • Memiliki penyakit jantung
  • Menggunakan narkotika
  • Mengalami stroke

 

Diagnosis sleep apnea

Untuk menentukan diagnosis sleep apnea, dokter dapat menerapkan tes berikut:

Tes awal

  • Evaluasi riwayat tidur

Evaluasi dapat diperoleh dari tanda dan gejala serta riwayat tidur.

  • Polisomnogram

Dokter mungkin akan meminta pasien menjalani tes sleep apnea yang disebut polisomnogram. Ini adalah tes multi-komponen yang melakukan transmisi secara elektronik dan mencatat aktivitas fisik tertentu saat tidur.

Rekaman ini akan dianalisis untuk menemukan sleep apnea atau gangguan tidur lainnya.

Tes tambahan

Jika terdiagnosa mengalami sleep apnea, pasien akan diminta untuk menjalani tes tambahan seperti di bawah ini:

  • Electroencephalogram (EEG)
  • Electromyogram (EMG)
  • Elektrokardiogram (EKG)
  • Electro-oculogram (EOG)
  • Sensor aliran udara pada hidung
  • Mikrofon untuk merekam dengkuran

 

Advertisement

Cara mengobati sleep apnea

Cara mengobati sleep apnea tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan kesehatan pasien. Beberapa langkah penanganan yang bisa dianjurkan oleh dokter meliputi:

Perubahan gaya hidup

Untuk kasus sleep apnea awal, perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan dengan cara di bawah ini.

  • Menurunkan berat badan jika diperlukan
  • Berolahraga teratur
  • Hindari atau batasi konsumsi alkohol dan hindari konsumsi obat penenang
  • Berhenti merokok
  • Menggunakan obat dekongestan hidung dan mengobati alergi penyebab hidung tersumbat atau gangguan pernapasan lainnya
  • Hindari tidur telentang

Pengobatan untuk kasus yang lebih berat

Untuk kasus yang lebih berat, dokter dapat menerapkan pilihan metode berikut:

  • Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)

CPAP merupakan alat untuk meniupkan udara bertekanan positif ke dalam hidung atau hidung dan mulut. Aliran udara ini bertujuan mencegah otot-otot tenggorokan menutup. Hasilnya, penderita dapat bernapas dengan baik atau meringankan gejala obstructive sleep apnea.

  • Bilevel Positive Airway Pressure (BiPAP)

Cara kerja alat ini mirip CPAP. Namun, tekanan aliran udara berubah saat menarik dan membuang napas.

  • Mandibular Advancement Device (MAD)

Alat yang didesain untuk menahan rahang dan lidah ke depan ini menciptakan ruang lebih di belakang tenggorokan. Juga mencegah penyempitan saluran pernapasan penyebab dengkuran.

Alat yang dikenakan di atas gigi ketika penderita sedang tidur ini tidak dianjurkan bagi penderita sleep apnea berat. Tetapi dapat menjadi pilihan jika penderita tidak dapat menggunakan CPAP.

Operasi

Ini adalah pilihan terakhir untuk menangani sleep apnea karena tidak terlalu efektif dan memiliki banyak risiko. Opsi ini baru dianjurkan ketika perawatan lain gagal dan ketika kondisi penderita sangat berat.

Beberapa opsinya meliputi:

  • Operasi pengangkatan jaringan berlebih di dalam tenggorokan (uvulopalatopharyngoplasty),
  • Pengangkatan tonsil (Tonsilektomi)
  • Pengangkatan adenoid (Adenoidektomi)
  • Bedah bariatric (Trakeostomi) bagi pasien obesitas

 

Komplikasi sleep apnea

Sleep apnea adalah kondisi medis serius yang juga dapat mendatangkan seperti berikut ini:

  • Kelelahan di siang hari
  • Tekanan darah tinggi atau gangguan jantung
  • Diabetes tipe 2
  • Sindrom metabolik
  • Gangguan hati
  • Komplikasi dari operasi dan obat-obatan
  • Pasangan yang ikut terganggu

 

Cara mencegah sleep apnea

Cara mencegah sleep apnea belum tersedia secara spesifik. Namun Anda dapat mengurangi risikonya, seperti menjaga berat badan, mengelola stres, tidak merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan banyak lagi. 

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Tidak semua penderita sleep apnea mendengkur. Tetapi dengkuran keras dapat menjadi tanda potensi gangguan serius. Anda dapat berkonsultasi ke dokter jika menduga mengalami gejala sleep apnea seperti dengkuran keras atau gejala lain.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan pertama kali gejala muncul?
  • Apakah gejala tersebut datang sesekali atau selalu muncul?
  • Apakah Anda mendengkur? Apakah dengkuran Anda mengganggu tidur orang lain?
  • Apakah Anda mendengkur di semua posisi tidur atau hanya ketika tidur telentang?
  • Adakah Anda pernah berhenti bernapas saat tidur? Jika ya, berapa kali kira-kira terjadi dalam semalam?
  • Seberapa segarkah tubuh Anda ketika bangun tidur? Apakah Anda lelah atau mengantuk di siang hari?
  • Apakah Anda memiliki anggota keluarga dengan masalah tidur?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis sleep apnea agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

gangguan tidurgangguan tidur anaksleep apneagangguan pernapasan

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved