1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Skoliosis dapat memicu tulang belakang yang melengkung
Skoliosis adalah kondisi kelainan tulang belakang yang melengkung abnormal ke samping dan membentuk huruf C atau S. Sekitar 80 persen dari kasus gangguan tulang ini tidak diketahui penyebabnya.
Penyakit skoliosis dapat terjadi pada semua orang dari segala usia. Tetapi kondisi ini paling sering terjadi pada anak berusia 10-15 tahun.
Skoliosis ringan umumnya tidak memerlukan pengobatan. Penanganan baru diperlukan untuk memperbaiki kondisi yang cukup parah.
Kondisi penderita akan dipantau secara berkala untuk mendeteksi tingkat keparahan skoliosis. Jika makin memburuk, tindakan operasi mungkin dibutuhkan.
Jika terus dibiarkan dan tidak diobati, skoliosis dapat menyebabkan kelumpuhan. Skoliosis yang parah juga bisa mengganggu kinerja paru-paru dalam melaksanakan tugasnya.
Terdapat beberapa gejala skoliosis yang bisa dijadikan tanda kehadiran penyakit ini.
Pada umumnya, penyebab skoliosis tidak diketahui dengan jelas. Kelainan tulang ini diduga berkaitan dengan faktor keturunan, postur tubuh yang buruk, olahraga, atau diet tertentu.
Selain itu, beberapa hal di bawah ini diperkirakan menjadi penyebab skoliosis:
Beberapa faktor risiko di bawah ini bisa membuat seseorang lebih berpeluang mendapat gangguan ini.
Makin tua usia seseorang, risiko skoliosis akan makin tinggi. Umumnya, gejala akan mulai muncul pada masa percepatan pertumbuhan sebelum pubertas.
Skoliosis ringan bisa menimpa pria wan wanita dengan risiko yang sama besar. Namun, anak perempuan ternyata memiliki risiko lebih besar untuk terkena skoliosis yang parah.
Orang dengan keluarga kandung yang mengalami skoliosis berisiko lebih besar untuk terkena gangguan yang sama. Tapi patut dicatat bahwa kebanyakan anak yang menderita kondisi ini tidak memiliki keluarga dengan riwayat serupa.
Berdasarkan penyebabnya, skoliosis yang sering terjadi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis di bawah ini:
Skoliosis idiopatik merupakan jenis yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Kondisi ini paling sering ditemukan.
Jenis skoliosis ini kemudian dibagi lagi dalam beberapa kelompok di bawah ini berdasarkan umur penderitanya:
Skoliosis bawaan disebabkan oleh bawaan lahir.
Skoliosis neuroligis terjadi karena kelainan saraf, yang mempengaruhi tulang belakang. Akibatnya, penderita mengalami pertumbuhan yang tak normal.
Jenis skoliosis ini dibagi lagi dalam dua tipe di bawah ini berdasarkan tingkat keparahannya:
Skoliosis struktural bersifat permanen. Melengkungnya tulang belakang bisa disebabkan oleh penyakit, cedera, atau cacat lahir.
Skoliosis nonstruktural umumnya hanya bersifat sementara dan bisa diperbaiki.
Diagnosis skoliosis biasanya dapat ditentukan melalui beberapa tindakan di bawah ini:
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien serta keluarga.
Dokter akan memeriksa punggung dengan seksama. Pasien akan disuruh untuk berdiri dengan tangan di samping tubuh guna mendeteksi lengkungan pada tulang belakang dan keseimbangan bahu serta pinggang pasien.
Pasien kemudian diminta membungkuk guna mengetahui ada tidaknya lengkungan di punggung atas dan bawah.
Pemindaian dengan sinar X ini bertujuan memberikan gambaran utuh tulang belakang pasein.
Pemindaian MRI dipakai guna mengetahui secara rinci kondisi tulang dan jaringan yang ada di sekitarnya.
Untuk mendapat gambaran utuh tubuh dari berbagai sudut secara tiga dimensi, metode pemeriksaan yang bisa digunakan adalah CT scan.
Scan tulang memanfaatkan larutan radioaktif yang akan disuntikkan ke dalam pembuluh darah pasien. Zat ini biasanya akan berkumpul di area dengan tingkat sirkulasi tinggi, yang menandakan adanya kelainan pada tulang.
Advertisement
Cara mengobati skoliosis akan tergantung pada seberapa parah kondisi, usia pasien, bentuk lengkungan, lokasi lengkungan, dan pertumbuhan tulang. Beberapa cara yang bisa diakukan antara lain:
Jika skoliosis terjadi pada bayi, kemungkinan tidak dibutuhkan perawatan khusus. Tulang bayi masih tumbuh, sehingga lengkungan masih bisa diperbaiki.
Namun bila lengkungan tulang tidak kunjung membaik, pemantauan secara saksama akan disarankan oleh dokter.
Itulah kenapa penderita harus selalu dipantau secara rutin guna mengetahui perkembangan kondisinya. Pemeriksaan rutin juga perlu dilakukan pada anak-anak dengan kondisi ringan.
Memakai gips direkomendasikan untuk balita dan anak-anak dengan skoliosis. Gips berujuan membantu untuk meluruskan tulang yang sedang tumbuh agar kembali normal. Alat ini harus terus dipakai dan diganti tiap beberapa bulan.
Jika lekukan tulang belakang makin parah, penggunaan penyangga punggung bisa dianjurkan. Meski tidak memperbaiki skoliosis, alat ini dapat mencegah kondisi makin buruk.
Alat ini akan didesain sesuai dengan bentuk tubuh pasien dan penggunaannya tidak akan mengganggu aktivitas mereka.
Pada anak-anak di bawah 10 tahun, operasi dapat dilakukan untuk memasukkan tongkat khusus di samping tulang belakang. Langkah ini bertujuan agar lengkungan tulang punggung tidak makin parah.
Batang besi akan ditambah sepanjang pertumbuhan sang anak. Setelah anak berhenti tumbuh, batang ini akan dilepas dan operasi terakhir dilakukan guna meluruskan tulang belakang.
Pada remaja dan orang dewasa yang pertumbuhan tulangnya telah berhenti, operasi fusi tulang belakang dapat disarankan. Tulang belakang akan diluruskan memakai batang logam, sekrup, kait, atau kabel.
Nyeri punggung akibat skoliosis pada orang dewasa bisa dibantu dengan obat penghilang nyeri. Ibuprofen biasanya direkomendasikan untuk meredakan nyeri obat ini. Namun pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat obat yang tepat.
Olahraga teratur bisa memperkuat otot dan mengurangi nyeri punggung. Berat badan juga akan terkendali, sehingga mengurangi tekanan pada tulang punggung.
Suntikan steroid atau anestesi lokal mungkin dibutuhkan untuk mengurangi rasa nyeri. Hanya saja, suntikan ini bukan solusi jangka panjang karena efeknya cuma bisa bertahan selama beberapa hari.
Penyangga punggung jarang digunakan pada orang dewasa. Tapi penggunaannya bisa membuat nyeri punggung mereda.
Alat penyangga punggung merupakan alternatif operasi jika kondisi fisik pasien tidak cukup sehat.
Umumnya, orang dewasa dengan skoliosis tidak memerlukan operasi. Namun jika gejala makin parah, nyeri kian terasa, dan perawatan lain tidak membantu, pembedahan bisa menjadi pilihan pengobatan.
Operasi yang bisa dilakukan meliputi laminektomi, diskektomi, atau fusi tulang belakang. Dalam banyak kasus, operasi biasanya menggunakan kombinasi dari metode-metode tersebut.
Komplikasi skoliosis dapat terjadi jika gangguan ini sudah parah. Adapun komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
Skkoliosis yang parah bisa membuat tulang rusuk menekan paru-paru dan jantung. Akibatnya, penderita daapat mengalami kesulitan bernapas dan jantung yang tidak mampu memompa darah dengan baik.
Orang yang menderita skoliosis saat masih kecil, memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami nyeri punggung kronis.
Memburuknya skoliosis bisa menyebabkan perubahan postur tubuh. Misalnya, pada bentuk pinggul, bahu, tulang rusuk, dan pinggang penderita. Kondisi ini lalu dapat menyebabkan penderita mengalami krisis kepercayaan diri.
Karena penyebabnya tidak diketahui, cara mencegah skoliosis juga belum tersedia.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda mencurigai Anda atau anak Anda mengalami gejala skoliosis. Skoliosis ringan dapat berkembang tanpa diketahui penderitanya. Pasalnya, kondisi ini muncul secara bertahap dan biasanya tidak menyebabkan rasa sakit. Pasien justru sering mengetahuinya dari orang lain.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis skoliosis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved