1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Sinovitis toksik dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan kerusakan permanen.
Sinovitis toksik adalah kondisi yang ditandai dengan nyeri pinggul sementara pada anak-anak. Penyakit yang juga dikenal dengan nama sinovitis transien ini umumnya terjadi pada anak berusia 3-8 tahun, dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
Pada kebanyakan anak, sinovitis toksik terjadi setelah infeksi virus (seperti infeksi saluran pernapasan atas), lalu berpindah dan menetap di sendi pinggul. Kondisi ini kerap muncul sesudah anak jatuh atau mengalami cedera.
Anak dengan sinovitis toksik bisa tampak pincang, mengeluhkan nyeri pada kaki dan sendi pinggul, serta enggan berjalan.
Sinovitis toksik bukanlah penyakit menular. Meski membuat orang tua khawatir, kondisi ini sering membaik dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu, dan tidak menimbulkan kerusakan jangka panjang.
Secara umum, gejala sinovitis toksik bisa berupa:
Nyeri pinggul adalah gejala paling umum dari sinovitis toksik. Sakit bisa datang dan pergi di salah satu atau kedua pinggul, serta terasa ketika anak berdiri setelah duduk atau berbaring dalam waktu lama.
Hingga sekarang, penyebab sinovitis toksik belum diketahui secara pasti. Kondisi ini umumnya muncuk ketika ada peradangan pada sendi pinggul.
Meski begitu ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko kemunculan penyakit ini. Faktor-faktor risiko sinovitis toksik ini meliputi:
Untuk menentukan diagnosis sinovitis toksik, dokter akan melakukan langkah-langkah pemeriksaan berikut:
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi gerakan sendi yang menimbulkan nyeri. Misalnya dengan menggerakkan sendi pinggul, lutut, dan sendi lain.
USG pinggul dilakukan untuk mengecek kondisi cairan dalam sendi, yang dapat mendeteksi ada tidaknya peradangan.
Rontgen pinggul bertujuan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, seperti Legg-Calve-Perthes atau slipped capital femoral epiphysis (SCFE).
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi ada tidaknya peradangan, dan bisa berupa tes darah lengkap, tes laju endap darah (LED), serta tes C-reactive protein (CRP).
Dokter juga bisa merekomendasikan tes penunjang lain yang meliputi aspirasi cairan dari sendi panggul, scan tulang, serta MRI.
Advertisement
Pengobatan sinovitis toksik dilakukan untuk mengendalikan gejalanya. Terkadang radang akibat infeksi virus dapat hilang dengan sendirinya.
Untuk meringan gejala, dokter bisa merekomendasikan cara mengobati sinovitis toksik di bawah ini:
Pasien sebaiknya mengistirahatkan pinggul yang mengalami nyeri. Dengan ini, proses penyembuhan bisa lebih cepat.
Aktivitas berjalan kaki mungkin masih aman untuk dilakukan, tapi pasien tidak boleh berolahraga dan dilarang membebani pinggang.
Dokter juga bisa menyarankan pasien untuk mengonsumsi obat pereda nyeri. Contohnya, obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproxen.
Selain mengurangi nyeri, OAINS juga bisa menangani peradangan untuk sementara. Obat ini dapat digunakan hingga empat minggu sampai inflamasi membaik.
Sebagai alternatif, dokter juga dapat meresepkan obat antinyeri jenis lain. Misalnya, paracetamol.
Sinovitis toksik umumnya bisa membaik dengan sendirinya, dan tidak memiliki komplikasi jangka panjang.
Karena penyebabnya tidak diketahui, cara mencegah sinovitis toksik juga tidak tersedia.
Segeralah periksakan anak Anda ke dokter apabila ia mengalami:
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis sinovitis toksik. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved