logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

SIndrom Piriformis

1 Jun 2021

| dr. Levina Felicia

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Pengertian sindrom piriformis

Sindrom piriformis (piriformis syndrome) adalah kondisi ketika otot piriformis menekan saraf skiatika. Otot piriformis berbentuk pipih dan terletak di bokong, tepatnya di dekat sendi panggul. Sementara saraf skiatika merupakan saraf yang terletak dari bokong hingga ke ujung kaki melewati otot piriformis.

Otot piriformis penting dalam gerak tubuh bagian bawah karena berperan untuk stabilisasi sendi panggul dan menggerakkan paha.

Gerakan dari otot piriformis membantu seseorang untuk berjalan, memindahkan tumpuan berat badan dari satu kaki ke kaki lain, dan menjaga keseimbangan tubuh. Otot ini juga penting dalam kegiatan olahraga yang melibatkan gerakan kaki dan pinggul.

Sindrom piriformis dapat menimbulkan skiatika, yaitu nyeri yang menjalar dari bokong hingga ke salah satu atau kedua kaki. Skiatika disebabkan oleh tekanan atau iritasi pada saraf skiatika, yang terdapat di punggung bawah. Salah satunya sindrom piriformis.

Namun sindrom piriformis termasuk jarang terjadi, dan lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria.

 

Tanda dan gejala sindrom piriformis

Gejala sindrom piriformis yang utama adalah skiatika, yaitu nyeri yang dirasakan menjalar dari bokong hingga ke salah satu atau kedua kaki.

Selain skiatika, tanda-tanda sindrom piriformis dapat berupa:

  • Rasa tidak nyaman atau nyeri pada bagian tubuh lainnya seperti punggung kaki
  • Baal dan kesemutan pada bokong yang dapat menjalar hingga ke punggung kaki
  • Nyeri tekan pada otot bokong
  • Sulit duduk dengan nyaman
  • Nyeri ketika duduk yang memberat ketika duduk lama
  • Nyeri pada bokong dan kaki yang memberat dengan aktivitas

Pada kasus sindrom piriformis berat, nyeri pada bokong dan kaki dapat sangat berat hingga membuat pasien kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien merasa kesulitan duduk di depan komputer, menyetir dalam jangka waktu tertentu, atau melakukan pekerjaan rumah.

 

Penyebab sindrom piriformis

Otot piriformis bekerja setiap hari. Cedera otot dapat terjadi karena otot yang terlalu banyak digunakan atau lama tidak digunakan.

Beberapa penyebab sindrom piriformis yang umum terjadi antara lain:

  • Terlalu banyak digunakan karena olahraga berlebihan
  • Berlari dan aktivitas berulang lainnya yang melibatkan kaki
  • Duduk dalam jangka waktu lama
  • Mengangkat objek yang berat
  • Turun naik tangga terus menerus

Cedera otot piriformis dapat merusak otot dan membuat otot menekan saraf skiatika. Cedera otot piriformis tersebut bisa terjadi karena:

  • Sendi panggul yang berputar secara tiba-tiba
  • Jatuh
  • Cedera langsung saat olahraga
  • Kecelakaan kendaraan bermotor
  • Luka tusuk yang mencapai otot

 

Faktor risiko sindrom piriformis

Faktor-faktor di bawah ini dikatakan bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami sindrom piriformis:

  • Duduk dalam jangka waktu lama, seperti duduk bekerja di depan komputer atau duduk menonton televisi dalam jangka waktu lama
  • Aktivitas fisik berat dan sering yang melibatkan tubuh bagian bawah

 

Diagnosis sindrom piriformis

Untuk menentukan diagnosis sindrom piriformis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Tanya jawab

Dokter akan menanyakan terkait gejala, aktivitas yang dilakukan pasien sebelum gejala muncul, faktor risiko, dan riwayat medis.

  • Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan ini, dokter akan meminta pasien untuk menggerakkan area pinggul, kaki, dan sekitarnya. Tujuannya adalah mendeteksi adanya nyeri dan gejala lainnya.

  • Tes FAIR

Tes lain yang dilakukan adalah tes FAIR (flexion, adduction, and internal rotation test) untuk meregangkan otot panggul dan menekan saraf skiatika. Dari pemeriksaan ini, dokter akan mendeteksi keterlambatan sinyal saraf setelah penekanan di bawah otot piriformis.

  • Pemeriksaan pencitraan

Beberapa pemeriksaan pencitraan seperti MRI atau CT scan dapat membantu menyingkirkan penyebab nyeri lainnya seperti artritis atau rusaknya bantalan tulang belakang. Dokter juga dapat melakukan USG otot untuk membantu menegakkan diagnosis.

 

Advertisement

Cara mengobati sindrom piriformis

Pada beberapa kasus, sindrom piriformis tidak memerlukan pengobatan medis. Dokter dapat merekomendasikan beberapa upaya pengobatan mandiri di rumah untuk meredakan nyeri.

Pengobatan mandiri di rumah

Beberapa cara pengobatan sindrom piriformis yang dapat dilakukan di rumah antara lain:

  • Menghindari aktivitas yang menimbulkan nyeri, seperti bersepeda atau berlari. Aktivitas ini dapat dilanjutkan setelah nyeri reda.
  • Pastikan pasien menggunakan peralatan olahraga yang benar.
  • Konsumsi obat pereda rasa nyeri, seperti ibuprofen atau parasetamol.
  • Kompres dingin pada area yang nyeri dengan ice pack selama 15-20 menit setiap beberapa jam sekali. Bungkus ice pack dengan handuk untuk melindungi kulit.
  • Pasien dapat menggunakan pemanas (heating pad)untuk menggantikan kompres dingin. Tapi jangan gunakan heating pad lebih dari 20 menit dalam sekali penggunaan.
  • Ikuti instruksi dokter untuk melakukan peregangan dan olahraga. Tujuannya adalah meregangkan dan membuat otot piriformis lebih relaks.
  • Pastikan postur tubuh baik ketika duduk, berdiri, atau berkendara. Duduk dengan tegak.

Pengobatan medis

Jika diperlukan, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti:

  • Obat pelemas otot, yang dapat membuat otot piriformis lebih relaks sehingga pasien dapat berolahraga dan meregangkan otot ini.
  • Suntik obat kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan pada area yang nyeri.

Pada nyeri yang lebih berat, dokter dapat melakukan prosedur electrotherapy bernama TENS (transcutaneous electrical nerve stimulator). TENS menggunakan stimulasi listrik untuk meredakan nyeri dan menghentikan kejang otot.

Bila tidak ada pengobatan yang dapat mengatasi gejala, dokter dapat merekomendasikan operasi untuk memotong otot dan mengurangi tekanan pada saraf.

 

Komplikasi sindrom piriformis

Bila tidak terdiagnosis dan ditangani dengan baik, sindrom piriformis dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • Nyeri menetap yang menjadi kronis.
  • Meningkatnya kemungkinan operasi punggung bawah.
  • Efek samping suntik kortikosteroid berupa kelainan saraf sementara (mononeuropathy).
  • Ketidakmampuan melakukan olahraga atau latihan fisik rutin.

 

Cara mencegah sindrom piriformis

Beberapa cara mencegah sindrom piriformis antara lain:

  • Berolahraga rutin
  • Hindari berlari atau berolahraga di bukit atau permukaan yang tidak rata
  • Melakukan pemanasan atau stretching sebelum olahraga
  • Berolahraga ringan sebelum berolahraga berat
  • Bila aktivitas fisik menimbulkan nyeri, hentikan aktivitas fisik tersebut dan beristirahatlah hingga nyeri hilang
  • Jangan duduk atau berbaring dengan posisi yang memberi tekanan lebih pada pinggul dalam jangka waktu lama

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Hubungi dokter apabila pasien mengalami nyeri yang berlangsung lebih dari seminggu dan nyeri yang terjadi setelah cedera atau kecelakaan. Pasien juga perlu menghubungi dokter segera apabila mengalami:

  • Nyeri berat tiba-tiba pada punggung bawah atau kaki disertai dengan kelemahan otot dan rasa baal.
  • Kesulitan mengendalikan gerakan kaki dan terus tersandung ketika berjalan.
  • Tidak dapat menahan buang air kecil atau buang air besar.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami.
  • Catat riwayat bepergian yang baru-baru ini Anda lakukan.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.

Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait sindrom piriformis?
  • Apakah ada anggota keluarga atau orang di sekitar Anda dengan gejala yang sama?
  • Apakah Anda sudah mencari pertolongan medis sebelumnya? Jika iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis sindrom piriformis. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.

 

Advertisement

nyeri sendimasalah sarafskiatika

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved