1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Sindrom kopartemen sering terjadi pada atlet dan pelari dewasa
Sindrom kompartemen adalah kondisi serius yang timbul ketika terdapat tekanan yang sangat tinggi di dalam kompartemen otot.
Kompartemen terdiri dari kelompok jaringan otot, pembuluh darah dan saraf pada lengan dan kaki yang dikelilingi oleh membran yang sangat kuat yang disebut dengan Fascia. Fascia tidak dapat mengembang, sehingga pembengkakan di dalam kompartemen tersebut dapat mengakibatkan naiknya tekanan di dalam kompartemen, sehingga dapat terjadi cedera pada otot, pembuluh darah dan saraf di dalam kompartemen tersebut.
Peningkatan tekanan dapat memutus aliran darah ke kompartemen tersebut, sehingga menyebabkan hilangnya oksigen ke jaringan otot dan saraf (iskemia) serta kematian sel jaringan (nekrosis). Kondisi ini biasanya terjadi pada tungkai bawah, kaki, lengan atau tangan, namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadi di bagian kompartemen manapun di dalam tubuh. Siapa pun dapat terkena kondisi ini dan sering terjadi pada pelari dewasa muda dan atlet.
Terdapat 2 jenis sindrom kompartemen, yaitu akut dan kronis (exertional).
Sindrom kompartemen akut merupakan kondisi darurat medis, yang biasanya disebabkan oleh cedera berat, dan tanpa perawatan maka kondisi ini akan menyebabkan kerusakan permanen pada otot. Sedangkan pada jenis kronis, biasanya bukan merupakan kondisi darurat, dan seringkali disebabkan oleh karena cedera saat olahraga.
Jenis Sindrom Kompartemen:
Sindrom kompartemen akut
Sindrom kompartemen kronis (exertional – pengerahan tenaga)
Gejala Sindrom kompartemen akut, diantaranya adalah:
Tanda klasik dari sindrom kompartemen akut adalah rasa sakit, terutama ketika otot didalam kompartemen tersebut diregangkan (melakukan peregangan).
Gejala Sindrom kompartemen kronis
Sindrom kompartemen kronis ditandai dengan rasa sakit atau kram ketika berolahraga. Setelah berhenti berolahraga, rasa sakit atau kram akan hilang dalam 30 menit. Rasa sakit akan berlangsung lebih lama jika aktivitas yang menyebabkan kondisi tersebut tetap dilakukan.
Gejala lain, diantaranya adalah:
Jenis sindrom kompartemen ini biasanya terjadi setelah seseorang mengalami cedera berat, seperti setelah kecelakaan lalu lintas atau patah tulang. Dalam kasus yang jarang terjadi, sindrom kompartemen akut dapat terjadi setelah cedera ringan. Penyebab sindrom kompartemen akut, diantaranya adalah:
Sindrom kompartemen kronis
Gerakan yang berulang dan teratur dapat menyebabkan Sindrom kompartemen kronis (exertional). Sindrom ini paling sering terjadi pada orang yang berusia <40 tahun, namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadi pada usia berapapun.
Seseorang yang melakukan aktivitas fisik seperti berenang, bermain tenis, berlari, atau bersepeda memiliki risiko tinggi mengalami sindrom kompartemen kronis. Hubungan antara olahraga dan sindrom kompartemen kronis tidak sepenuhnya diketahui. Ada teori yang menyatakan bahwa Sindrom kompartemen kronis disebabkan oleh pembengkakan sementara otot selama aktivitas berulang yang memengaruhi suplai darah ke seluruh otot tubuh.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa gejala-gejala sindrom kompartemen akut atau kronis.
Pada sindrom kompartemen akut, dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan untuk menentukan apakah Anda menderita sindrom kompartemen akut di ruang gawat darurat.
Pada sindrom kompartemen kronis, dokter mungkin akan menekan tendon/urat untuk memastikan Anda tidak menderita tendinitis (radang pada urat).
Dokter juga akan menggunakan pengukur tekanan untuk mengukur berapa banyak tekanan dalam kompartemen. Pengukuran ini dilakukan saat melakukan aktivitas yang membuat kaki atau lengan sakit dan saat selesai beraktivitas. Tes X-ray dapat dilakukan untuk menyingkirkan kondisi medis lain.
Advertisement
Pembedahan (fasciotomy) adalah satu-satunya pilihan perawatan untuk jenis sindrom kompartemen ini. Proses pembedahan melibatkan membuka kulit dan fasia yang menyelubungi kompartemen yang terkena untuk mengurangi tekanan di kompartemen. Dalam kasus berat, dokter harus menunggu bengkak mereda sebelum menutup sayatan. Beberapa luka memerlukan pencangkokan kulit. Jika penderita terkena kondisi ini karena gips atau perban ketat, maka bahan harus dilonggarkan.
Sindrom kompartemen kronis
Dokter akan merekomendasikan metode perawatan tanpa operasi, diantaranya adalah:
Jika metode ini tidak berhasil, pasien mungkin memerlukan pembedahan. Pembedahan umumnya lebih efektif daripada metode non-bedah untuk mengobati sindrom kompartemen kronis. Metode pembedahan yang dilakukan serupa dengan pembedahan untuk sindrom kompartemen akut, tetapi sayatan biasanya lebih pendek pada jenis kronis, dan operasi ini bukan merupakan tindakan darurat
Sindrom kompartemen akut adalah keadaan darurat. Jika tekanan di dalam kompartemen tidak dilepaskan dalam beberapa jam, kerusakan otot dan saraf permanen dapat terjadi.
Hubungi dokter segera jika Anda mengalami mati rasa, kesemutan, kelemahan, atau rasa sakit yang berlebihan yang terjadi setelah cedera.
Sebelum Anda membuat janji temu, tanyakan apakah ada sesuatu yang perlu Anda lakukan sebelumnya, seperti puasa sebelum melakukan tes tertentu. Buat juga daftar mengenai:
Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan, seperti:
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved