Sindroma Guillain-Barre (GBS) adalah suatu sindrom (kumpulan gejala) yang menyerang sistem saraf, seperti saraf tepi, saraf tulang belakang, dan saraf otak.
Gejala yang biasanya terlihat dalam sindrom ini adalah kelemahan, rasa kebas (baal), atau nyeri pada anggota gerak seperti tungkai bawah yang dapat menjalar ke tubuh bagian atas.
Kelemahan otot dan kehilangan sensasi pada tangan atau kaki dikarenakan sindrom Guillain-Barre dapat memengaruhi saraf-saraf yang mengontrol pergerakan otot dan juga saraf-saraf yang menghantarkan sensasi nyeri, suhu dan sentuhan.
Sensasi penyakit ini dapat dengan cepat menyebar dan membuat tubuh lumpuh. Kondisi ini sangat jarang ditemukan. Semua orang dalam berbagai usia bisa saja terkena, namun dilaporkan bahwa puncak kejadian pada penyakit ini adalah usia 15-35 tahun dan 50-74 tahun.
Data mengenai epidemiologi Sindrom Guillain-Barre belum banyak di Indonesia. Penelitian Chandra tahun 1983 mengatakan bahwa kejadian terbanyak di Indonesia adalah di bawah usia 35 tahun. Sedangkan, penelitian di Bandung menjelaskan bahwa perbandingan laki-laki dan wanita adalah 3:1 dengan usia rata-rata 23,5 tahun.
Biasanya gejala utama yang diderita oleh pasien adalah sensasi kesemutan dan kelemahan pada kaki yang menyebar ke tubuh bagian atas dan tangan. Namun, sekitar setengah dari penderita memiliki gejala mulai dari wajah sampai lengan.
Otot dada mengalami kelemahan pada 20-30% kasus. Seiring berjalannya waktu, kelemahan otot dapat menjadi kelumpuhan.
Beberapa gejala dari sindrom Guillain-Barre, yaitu:
Penyebab pasti dari sindrom Guillain-Barre belum diketahui, namun biasanya penyakit ini muncul beberapa hari hingga minggu setelah infeksi saluran pernapasan, pencernaan, infeksi lain seperti influenza, hepatitis A, B, C, dan E, atau human immunodeficiency virus (HIV).
Pada kasus yang jarang, sindrom ini dapat dipicu oleh imunisasi atau operasi yang baru saja dilakukan. Risiko GBS meningkat pada laki-laki dan populasi usia dewasa muda.
Pada GBS, diduga ada kekeliruan sistem pertahanan (imun) tubuh dalam mengenali saraf dan menganggapnya sebagai benda asing yang perlu dilumpuhkan.
Penyerangan sel imun tersebut mengakibatkan kerusakan pada selaput pembungkus saraf (demyelinisasi) dan menyebabkan gangguan fungsi saraf sehingga terjadi kelemahan otot bahkan kelumpuhan.
Pengobatan yang tepat membuat sistem kekebalan tubuh akan berhenti menyerang saraf yang mengakibatkan gejala hilang serta dapat pulih seperti semula.
Sindrom Guillain-Barre sulit didiagnosis pada tahap awal dikarenakan gejala dari penyakit ini bervariasi dan serupa dengan gangguan neurologis lainnya.
Dokter dapat menanyakan riwayat medis serta melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Lalu, dokter Anda dapat merekomendasikan pemeriksaan, seperti:
Advertisement
Meski dapat terjadi perbaikan spontan pada beberapa kasus sindrom Guillain-Barre, kebanyakan pasiennya memerlukan perawatan di rumah sakit karena dapat mengancam nyawa.
Pasien sindrom Guillain-Barre harus dimonitor untuk mengantisipasi komplikasi, seperti detak jantung yang tidak normal, infeksi, terjadinya pembekuan darah, penurunan atau peningkatan tekanan darah.
Pengobatan dapat mempersingkat durasi dari penyakit ini dan memperbaiki gejala-gejala yang sudah ada. Penyembuhan umumnya lebih lama pada orang lanjut usia dibandingkan dengan anak-anak.
Perawatan berikut dapat mempercepat proses pemulihan dan mengurangi keparahan penyakit ini:
Pasien mungkin akan diberikan pengobatan lain untuk:
Penderita sindrom Guillain-Barre membutuhkan terapi sebelum dan selama masa pemulihan, yaitu:
Belum ada metode pencegahan pasti untuk sindrom ini karena penyebabnya belum diketahui.
Salah satu cara untuk menurunkan risiko sindrom Guillain-Barre adalah mempertinggi daya tahan tubuh dengan cara mengonsumsi protein hewani, protein nabati disertai dengan sayur dan buah.
Selain itu, perlu untuk menjaga kebersihan tubuh dengan cara mandi setiap hari dan cuci tangan.
Segera cari pertolongan jika timbul gejala berat, seperti:
Peluang untuk hasil yang lebih baik dari penyakit sindrom Guillain-Barre akan lebih besar jika pengobatan dilakukan secara dini.
Anda dapat dirujuk ke dokter spesialis saraf. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa Anda persiapkan sebelum berkonsultasi dengan dokter:
Anda juga dapat menanyakan kepada dokter mengenai:
Selain pertanyaan-pertanyaan yang Anda sudah siapkan sebelum menemui dokter, jangan ragu untuk menanyakan dokter pertanyaan-pertanyaan yang Anda ingin ketahui.
Pada saat konsultasi, dokter akan membaca riwayat dan hasil tes kesehatan baik secara fisik maupun laboratorium. Dokter dapat bertanya mengenai:
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved