1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Sindrom antifosfolipid (APS) menyebabkan pembentukan bekuan darah yang menyumbat aliran darah.
Sindrom antifosfolipid (APS) adalah penyakit autoimun yang merupakan kumpulan gejala yang disebabkan saat sistem imun (ketahanan tubuh) menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Dalam hal ini, sel imun (antibodi) menyerang fosfolipid, yaitu sejenis lemak yang menyelubungi sel tubuh manusia termasuk sel darah dan sel pembuluh darah.
Kondisi tersebut menyebabkan perubahan dalam mengatur pembekuan darah sehingga terjadi pembentukan bekuan darah yang dapat menyumbat aliran darah. Sumbatan aliran darah ini berbahaya terutama jika terjadi pada tangan, kaki, ginjal, paru-paru, otak, dan jantung.
Sindrom ini menyumbang angka kejadian stroke dan serangan jantung terutama pada orang muda. Kebanyakan pasien berusia antara 20-50 tahun, meskipun anak-anak dan lansia tetap bisa terkena sindrom ini.
Tidak semua orang dengan sindrom antifosfolipid memiliki gejala. Beberapa gejala yang sering ditemukan:
Sindrom antifosfolipid dapat dipicu oleh beberapa keadaan, seperti kelainan genetik, penyakit autoimun, infeksi dan obat-obatan. Namun, pada beberapa orang tidak ditemukan penyebab yang jelas.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena sindrom antifosfolipid adalah:
Namun, tidak semua orang yang memiliki antibodi yang dapat menyebabkan sindrom antifosfolipid akan menderita gejala-gejala tersebut. Hal-hal yang dapat meningkatkan risiko timbulnya gejala antara lain:
Diagnosis sindrom antifosfolipid dapat ditegakkan jika terdapat gejala dan satu hasil laboratorium yang menunjukkan adanya sindrom ini.
Gejala yang dimaksud adalah adanya sumbatan pembuluh darah atau komplikasi kehamilan yang dialami berulang. Sumbatan pembuluh darah dibuktikan dengan pemeriksaan radiografi atau pemeriksaan USG Doppler.
Hasil laboratorium yang menunjukkan adanya sindrom fosfolipid:
Jika seseorang memiliki antibodi antifosfolipid namun tidak mengalami gejala, maka tidak didiagnosis sindrom antifosfolipid.
Advertisement
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan sindrom ini, namun terdapat beberapa terapi untuk mengurangi pembentukan gumpalan darah. Pada orang yang tidak mengalami gejala apapun, tidak diperlukan pengobatan.
Pengobatan dibutuhkan pada keadaan tertentu untuk mencegah timbulnya gejala, yaitu pada:
Obat yang dipakai biasanya adalah aspirin dosis kecil. Jika sudah terjadi sumbatan pembuluh darah atau gumpalan darah sudah terbentuk, antikoagulan (anti-pembekuan darah) seperti heparin dapat digunakan dengan cara disuntikkan, lalu dilanjutkan dengan pemberian warfarin.
Dengan pengobatan kebanyakan orang dapat hidup normal, namun pada sebagian kecil orang, gumpalan darah dan penyumbatan tetap terbentuk.
Bagi wanita dengan sindrom antifosfolipid yang ingin hamil, maka dokter dapat menganjurkan penggunaan obat antikoagulan profilaksis (untuk pencegahan) selama kehamilan atau sebelum melahirkan sampai 6 minggu setelah melahirkan.
Jika tidak diterapi, sindrom antifosfolipid dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Belum diketahui cara untuk mencegah APS. Pencegahan dilakukan untuk mencegah terjadinya sumbatan pembuluh darah, dengan mengonsumsi obat-obatan anti pembekuan darah sesuai anjuran dokter.
Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala seperti perdarahan pada hidung dan gusi, menstruasi berlebihan, muntah darah, buang air besar berdarah atau feses (tinja) berwarna kehitaman, dan nyeri perut.
Segera pergi ke unit gawat darurat terdekat jika ada tanda-tanda:
Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis dan memberi pengobatan yang sesuai. Jika Anda mempunyai kondisi kesehatan lain, dokter akan bekerjasama atau merujuk ke bagian lain. Misalnya, jika Anda mempunyai kelainan sistem imun lain seperti lupus, maka akan dirujuk ke dokter spesialis imunologi.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved