1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Sesak napas ringan dapat ditangani dengan mengatur posisi tubuh agar dapat bernapas dengan baik.
Sesak napas terjadi ketika paru-paru tidak mendapatkan pasokan udara yang cukup sehingga menyebabkan perasaan tidak nyaman.
Dalam istilah medis, sesak napas dikenal sebagai dispnea, sering digambarkan sebagai sensasi sesak yang intens di dada, tidak bisa merasakan udara, sulit bernapas, sesak napas atau ada perasaan tercekik.
Ada banyak penyebab sesak napas. Beberapa orang mengalami sesak napas setelah melakukan aktivitas berat, atau sebagai akibat dari kelebihan berat badan, serangan panik, penyakit seperti asma atau radang paru-paru, atau penyebab lainnya.
Sesak napas dapat berlangsung sesaat maupun dalam waktu yang lebih lama. Kondisi ini bisa menjadi pertanda medis dari penyakit lainnya, seperti asma, penyakit paru obstruktif, dan penyakit paru-paru lainnya.
Gejala utama dari sesak napas adalah kesulitan bernapas. Gejalanya tergantung pada tingkat keparahan sesak napas.
Penderita sesak napas biasanya memiliki gejala napas sebagai berikut:
Gejala ini bisa berlangsung sesaat (akut) atau menjadi kronis. Orang yang mengalami sesak napas akan merasakan sesak di dada hingga merasa seperti tercekik. Sesak napas yang muncul mendadak atau ekstrem memerlukan perhatian medis secepatnya.
Sesak napas dapat disebabkan gangguan jantung dan saluran napas, yakni organ yang berperan penting mengedarkan oksigen ke tubuh.
Gangguan pada jantung dapat berupa kardiomiopati, aritmia, gagal jantung, dan perikarditis. Sementara itu, gangguan pada saluran napas berupa tuberkulosis, edema paru, fibrosis paru, radang selaput dada, dan lain lain.
Selain itu sesak napas dapat terjadi akibat:
Adapun faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya sesak napas adalah:
Sementara itu, kondisi sesak napas yang semakin parah karena tidak ditangani, dapat menimbulkan komplikasi seperti:
Dokter akan mendiagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik dan anamnesis untuk mengetahui riwayat kesehatan. Penderita perlu menjelaskan mekanisme dan waktu sesak napas dimulai, durasi, frekuensinya, dan tingkat keparahan sesak napas.
Untuk mengukur jenis sesak napas dan tingkat keparahan, dokter dapat menggunakan tes spirometri dengan mengukur aliran udara dan kapasitas paru-paru.
Pemeriksaan melalui rontgen dan CT scan mungkin diperlukan untuk memastikan adanya gangguan jantung atau paru-paru. Jika dokter mencurigai ada kelainan jantung, diagnosis perlu dilakukan dengan elektrokardiografi.
Advertisement
Cara mengobati sesak napas umumnya akan tergantung dari tingkat keparahannya.
Jika sesak napas tidak menyebabkan keadaan gawat darurat, penderita sesak napas dapat memperoleh pertolongan pertama dengan mengubah posisi yang dapat menenangkan tubuh dan membuka jalur pernapasan. Misalnya dengan duduk, berdiri dengan bersandar, berbaring, dan menggunakan kipas.
Namun, kondisi sesak napas parah yang menyebabkan keadaan gawat darurat memerlukan pemeriksaan oleh dokter.
Oksigen tambahan biasanya akan dibutuhkan. Para penderita asma atau PPOK mungkin memiliki bronkodilator inhalasi yang bisa digunakan sebagai pertolongan pertama sebelum dilarikan ke fasilitas kesehatan.
Ketika pasien telah dialihkan pada petugas kesehatan, dokter atau petugas kesehatan lainnya akan memberikan perawatan untuk mencegah episode akut, dan memperlambat perkembangan penyakit secara keseluruhan yang meliputi:
Sesak napas dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti:
Hubungi nomor gawat darurat atau tenaga medis jika tiba-tiba mengalami sesak napas yang mengganggu aktivitas fisik. Segera cari pertolongan medis jika terjadi gejala lain seperti:
Datanglah ke pelayanan kesehatan dan konsultasikan kepada dokter jika sesak napas disertai dengan kaki bengkak, demam tinggi, menggigil, bersin, dan susah napas ketika terlentang.
Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang seperti tes spirometri atau CT scan. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis sesak napas agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved