1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Sengatan lebah bisa memicu reaksi alergi
Sengatan lebah dapat terjadi tanpa sengaja, jika seseorang kontak dengan lebah pekerja (gigitan tunggal), atau jika disengat sekumpulan lebah akibat sarangnya terganggu (banyak gigitan dari beberapa serangga).
Orang-orang yang bekerja di luar ruangan dekat dengan habitat lebah adalah kelompok yang paling rentan terkena sengatan lebah. Pada umumnya lebah tidak agresif, kecuali dalam keadaan terancam.
Sengatan lebah biasanya menyebabkan reaksi lokal ringan yang akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Pada sebagian kecil kasus, reaksi yang ditimbulkan lebih berat dan membutuhkan pengobatan. Sedangkan reaksi sistemik (berat) sangat jarang, tetapi dapat berakibat fatal.
Toksin dikeluarkan oleh lebah melalui sengatannya. Di dalam tubuh, toksin memicu reaksi alergi, yang menyebabkan munculnya gejala peradangan.
Berat tidaknya gejala dapat bergantung pada jenis lebah yang menyengat, reaksi imun yang dipicu, dan banyaknya toksin yang masuk. Beberapa gejala sengatan lebah, di antaranya:
Sisa sengat lebah masih mungkin ditemukan pada kulit. Gejala ini bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Pada reaksi yang berat, daerah yang meradang lebih besar, lebih nyeri, dan dapat bertahan hingga 7-10 hari. Pembengkakan dapat terus terjadi hingga 2 hari setelah sengatan.
Reaksi berat akibat sengatan lebah menyerupai reaksi anafilaktik, dengan gejala yang cepat muncul:
Reaksi sistemik harus ditangani dengan cepat karena dapat berakibat fatal. Orang yang digigit oleh sekelompok lebah, dapat mengalami reaksi yang lebih berat akibat total toksin yang terakumulasi di dalam tubuhnya, dengan gejala:
Toksin dari lebah disalurkan melalui sengatnya ke dalam aliran darah. Toksin ini memicu reaksi imun yang menyebabkan peradangan. Orang yang lebih sensitif atau alergi terhadap sengatan lebah, dapat mengalami reaksi sistemik yang lebih berat.
Diagnosis dokter dilakukan dengan wawancara dengan pasien, yaitu dengan menanyakan adanya riwayat disengat lebah yang kemudian menimbulkan reaksi.
Jika tidak diketahui adanya riwayat sengatan lebah atau tidak, dapat dilakukan tes kulit dan alergi untuk menentukan ada tidaknya reaksi alergi terhadap sengatan lebah.
Advertisement
Dalam menangani sengatan lebah, pertama-tama harus dipastikan tidak ada gangguan pada jalan napas, pernapasan, dan aliran darah. Baru kemudian penanganan lanjut dilakukan sesuai dengan berat-ringannya gejala.
Sengat lebah dapat tertinggal pada kulit dan harus segera dibersihkan. Hindari menarik, memencet, atau menjepit sengat saat mengeluarkannya. Cabut sengat lebah menggunakan kuku (setelah mencuci tangan).
Reaksi sengatan lebah yang ringan cukup dicuci bersih dengan air dan sabun, lalu diberi kompres dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri, atau jika perlu dapat diberikan obat antinyeri.
Obat antihistamin juga dapat diberikan untuk mengurangi reaksi alergi yang muncul. Hindari menggaruk daerah yang disengat. Jika reaksi lebih berat, pengobatan dapat ditambah dengan obat steroid.
Untuk reaksi sistemik, masalah ini harus ditangani segera di rumah sakit.
Berikut beberapa cara untuk menghindari sengatan lebah:
Sengatan lebah ringan dapat hilang dengan sendirinya dan tidak membutuhkan penanganan khusus dari dokter.
Segera berkonsultasi dengan dokter jika:
Berikut beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan saat pemeriksaan:
Bicarakan dengan dokter Anda kemungkinan reaksi yang terjadi jika Anda disengat oleh lebah kembali
Dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk menentukan berat-ringannya reaksi alergi akibat sengatan lebah. Jika ada reaksi sistemik, Anda akan segera dirujuk ke instalasi gawat darurat.
Jika sengat masih tertinggal pada kulit, dokter akan mencoba untuk membersihkannya.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved