logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Sakit Kepala

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Sakit kepala terbagi menjadi beberapa jenis seperti sakit kepala tegang, sakit kepala cluster, migrain, hingga thunderclap headache.

Pengertian sakit kepala

Sakit kepala adalah kondisi nyeri pada kepala atau rasa sakit yang menyebar ke seluruh atau sebagian sisi kepala. Kondisi ini dapat berkembang secara bertahap atau tiba-tiba. Durasi sakit kepala juga beragam. Mulai dari kurang dari satu jam hingga beberapa hari.

Sakit kepala sering menjadi gejala paling umum pasien ketika memeriksakan diri ke dokter. Secara umum, kondisi ini bisa diklasifikasikan menjadi sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder.

  1. Sakit kepala primer

Sakit kepala primer disebabkan oleh aktivitas yang berlebihan atau masalah dengan struktur sensitif kepala. Sakit kepala jenis ini bukanlah gejala dari kondisi medis lain dan jenisnya yang yang paling umum terjadi adalah:

  • Sakit kepala cluster
  • Migrain
  • Migrain dengan aura
  • Tension headache (sakit kepala tegang)

Sakit kepala primer adalah sakit kepala tanpak ada penyakit yang mendasarinya. Biasanya kondisi ini dipicu oleh gaya hidup.

Sebut saja konsumsi alkohol makanan tertentu (seperti daging olahan yang mengandung nitrat), perubahan siklus tidur atau kurang tidur, postur tubuh yang buruk, kurang makan, dan stres.

  1. Sakit kepala sekunder

Sakit kepala sekunder adalah jenis sakit kepala yang disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti infeksi atau cedera pada kepala.

Sementara itu, tipe sakit kepala sekunder bisa dibagi lagi ke dalam jenis-jenis berikut ini:

  • Sakit kepala kompresi eksternal (akibat gegar penyebab tekanan).
  • Sakit kepala karena makan es krim (brain freeze).
  • Sakit kepala akibat penggunaan obat berlebih (misalnya obat pereda nyeri).
  • Sakit kepala sinusitis
  • Sakit kepala tulang belakang (akibat tekanan volume cairan serebrospinal, kemungkinan akibat kebocoran cairan serebrospinal, lumbal tulang belakang atau anestesi spinal)
  • Sakit kepala petir (thunderclap headache), yaitu sekelompok gangguan berupa sakit kepala mendadak dan parah dengan berbagai penyebab

Tanda dan gejala sakit kepala

Gejala yang dirasakan oleh penderita sakit kepala berbeda-beda, tergantung jenis sakit kepala yang diderita. Berikut ini beberapa contoh gejala yang mungkin muncul.

Tension headache

  • Merasakan kepala seolah-olah terikat tali
  • Sakit yang konstan dan nyeri tumpul di kedua sisi kepala
  • Rasa sakit menyebar ke area leher

Sakit kepala tipe tegang bisa bersifat episodik atau kronis. Serangan episodik biasanya berdurasi beberapa jam, tetapi bisa berlangsung selama beberapa hari.

Sementara itu, sakit kepala tegang yang kronis bisa terjadi selama 15 hari atau lebih dalam sebulan, untuk jangka waktu minimal 3 bulan.

Migrain

Sakit kepala migrain dapat menyebabkan nyeri yang berdenyut dan biasanya hanya di satu sisi kepala. Sakitnya bisa disertai dengan penglihatan kabur, pusing, mual, dan gangguan sensorik (dikenal sebagai aura).

Sakit kepala rebound bisa menimbulkan sakit leher, kegelisahan, hidung tersumbat, dan kualitas tidur yang menurun.

Sakit kepala cluster

Sakit kepala cluster biasanya berlangsung selama 15 menit-3 jam. Gejala yang disebabkan oleh sakit kepala cluster adalah:

  • Rasa sakit yang parah
  • Sensasi seperti terbakar
  • Terjadi di sekitar satu mata
  • Sisi kepala yang mengalaminya, mungkin tampak merah dan bengkak, kelopak mata terkulai, dan saluran hidung menjadi sesak dan berair.

Sakit kepala rebound

Sakit kepala jenis ini disebabkan oleh penggunaan obat pereda nyeri yang berlebihan. Kondisi ini biasanya dimulai pada pagi hari dan bertahan sepanjang hari.

Sakit kepala petir (thunderclap headache)

Sakit kepala petir terjadi secara mendadak mendadak dan parah, serta membutuhkan evaluasi medis.

Kondisi ini sering disebabkan oleh penyakit yang mengancam jiwa, seperti perdarahan intraserebral, trombosis vena serebral, aneurisma, sindrom vasokonstriksi serebral, meningitis, dan apopleksi hipofisis.

 

Penyebab sakit kepala

Penyebab sakit kepala dikategorikan berdasarkan jenisnya, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder.

Penyebab sakit kepala primer

Penyebab sakit kepala primer tidak terkait dengan kondisi medis lain yang mungkin dialami pasien. Rasa sakit yang dialami selama sakit kepala berasal dari interaksi sinyal antara otak, pembuluh darah, dan saraf di otak.

Penyebab sakit kepala sekunder

Sakit kepala sekunder dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, meliputi:

  • Tumor otak atau aneurisma otak:

    Adanya tumor atau aneurisma otak (perdarahan otak) dapat menyebabkan sakit kepala.

    Ketika ruang di tengkorak mulai terpenuhi oleh darah atau jaringan yang berkembang dari tumor, maka akan terjadi kompresi pada otak yang dapat menyebabkan sakit kepala.
  • Sakit kepala servikogenik:
    Penyakit ini terjadi karena adanya pergeseran piringan sendi (herniated disks) pada tulang leher belakang. Hasilnya bisa berupa nyeri leher yang signifikan dan juga sakit kepala.

  • Penggunaan obat sakit kepala berlebihan:
    Jika terbiasa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, misalnya hidrokodon setiap harinya, lalu mulai mengurangi atau menghentikannya penggunaannya, sakit kepala dapat terjadi.

  • Sakit kepala akibat meningitis:
    Meningitis adalah infeksi pada meninges, yang merupakan selaput pelapis tengkorak penutup sumsum tulang belakang dan otak.

  • Sakit kepala pascatrauma:
    Sakit kepala dapat disebabkan oleh trauma atau benturan berkelanjutan yang terjadi di kepala selama suatu peristiwa seperti jatuh, atau kecelakaan mobil.

  • Sakit kepala sinus:
    Peradangan di rongga sinus yang berisi udara pada wajah dapat menyebabkan tekanan dan rasa sakit pemicu sakit kepala sinus.

  • Sakit kepala tulang belakang:
    Sakit kepala dapat terjadi karena kebocoran cairan serebrospinal yang lambat, biasanya muncul setelah seseorang dibius.

Kemungkinan lain dari penyebab sakit kepala adalah:

  • Keracunan karbon monoksida
  • Dehidrasi
  • Masalah gigi
  • Infeksi telinga
  • Mabuk
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Influenza (flu)

Sementara itu, faktor risiko yang dapat memicu terjadinya sakit kepala adalah:

  • Stres dan depresi:
    Ketika mengalami stres, seseorang cenderung tidak makan, mengalami perubahan pola tidur, dan terlalu banyak minum obat. Sakit kepala juga dapat disebabkan oleh ketegangan leher atau punggung karena postur yang buruk.

  • Lingkungan:
    Asap rokok, bau yang kuat dari bahan kimia rumah tangga atau parfum, alergen (pemicu alergi), polusi, kebisingan, cahaya, dan perubahan cuaca, bisa membuat sakit kepala.

  • Faktor genetika:
    Sakit kepala, terutama migrain, cenderung terjadi akibat faktor keturunan. Ketika kedua orangtua memiliki riwayat migrain, ada kemungkinan 70% bagi anak mereka untuk mengalami kondisi serupa.

  • Terlalu banyak aktivitas fisik:
    Aktivitas fisik yang berlebihan dapat memicu migrain pada orang dewasa.

Baca juga: Masakan dengan MSG Bikin Sakit Kepala?

Diagnosis sakit kepala

Sakit kepala kadang-kadang bisa saja merupakan gejala penyakit atau kondisi medis lainnya.

Dokter mungkin dapat menentukan penyebab yang mendasari kondisi ini dengan memeriksa riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan tersebut mencakup evaluasi neurologis yang lengkap.

Kebiasaan dan gaya hidup penderita juga mungkin menjadi penyebab sakit kepala. Oleh karena itu, dokter juga akan menanyakannya pada pasien.

Jika mencurigai adanya kondisi medis tertentu yang menyebabkan sakit kepala, dokter juga mungkin melakukan tes diagnostik yang meliputi:

  1. Tes hitung darah lengkap:
    Complete blood count dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi yang mungkin menyebabkan sakit kepala.

  2. Rontgen kepala:
    Pemeriksaan ini memberikan gambar-gambar detail dari kondisi tengkorak.

  3. Rontgen sinus:
    Pemeriksaan ini dilakukan jika dokter mencurigai adanya sinusitis.

  4. Pemindaian CT scan atau MRI:
    Dokter merekomendasikan ini apabila ada dugaan stroke, trauma, atau pembekuan darah di otak.

  5. Elektroensefalografi (EEG):
    Meskipun bukan bagian standar dari diagnosis sakit kepala. EEG dapat digunakan jika pasien mengalami sakit kepala yang disertai kejang.

 

Advertisement

Cara mengobati sakit kepala

Perawatan untuk sakit kepala bisa bervariasi dan sesuai dengan penyebabnya. Jika terjadi akibat penyakit lain, sakit kepala akan hilang begitu kondisi yang mendasarinya sudah ditangani.

Namun jika tergolong jenis primer, sakit kepala bisa diatasi dengan obat-obatan yang meliputi aspirin, paracetamol, atau ibuprofen.

Sementara itu untuk migrain, dokter biasanya meresepkan sumatriptan. Obat lain yang juga dapat mengobati atau mencegah migrain kronis atau sakit kepala cluster meliputi:

Jika obat-obatan tersebut tidak efektif, ada pula perawatan lain yang dapat membantu dalam menangani sakit kepala. Beberapa di antaranya adalah:

  • Biofeedback:
    Perawatan ini menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan nyeri.

  • Kelas manajemen stres:
    Kelas ini dapat mengajarkan cara mengatasi stres dan menghilangkan ketegangan.

  • Terapi perilaku kognitif:
    Ini merupakan jenis terapi yang mengajarkan cara mengenali situasi yang membuat stres dan cemas.

  • Akupunktur :
    Tusuk jarum dapat mengurangi stres dan ketegangan dengan menggunakan jarum halus ke area spesifik tubuh.

  • Olahraga ringan:
    Aktivitas ini dapat membantu meningkatkan produksi senyawa kimia otak yang membuat tubuh merasa lebih bahagia dan rileks.

  • Terapi dingin atau panas:
    Terapi ini dilakukan dengan menempelkan bantalan pemanas atau kompres dingin ke kepala selama 5-10 menit beberapa kali sehari.

  • Mandi air hangat:
    Langkah ini bisa membuat otot yang tegang menjadi lebih rileks

Ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan perawatan terbaik dalam menghilangkan sakit kepala Anda.

 

Cara mencegah sakit kepala

Sakit kepala dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko sakit kepala meliputi:

  1. Menghindari makanan yang bisa memicu sakit kepala, seperti keju, anggur, kacang mede, bawang, cokelat, daging olahan, bir hitam, susu, dan gandum.
  2. Menghindari konsumsi kafein berlebih.
  3. Memastikan istirahat yang cukup.
  4. Melakukan teknik refleksi dan relaksasi, seperti yoga, latihan napas, dan meditasi.
  5. Melakukan terapi atau pijatan di titik tertentu.
  6. Berolahraga secara teratur, setidaknya 3 kali seminggu selama minimal 30 menit. Langkah ini dapat membantu Anda untuk menghilangkan stres dan ketegangan yang bisa memicu sakit kepala.

Baca juga: 7 Kebiasaan yang Bisa Memicu Kepala Sering Sakit

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Sakit kepala bisa saja merupakan gejala dari kondisi serius. Mulai dari stroke, meningitis hingga ensefalitis.

Hubungi nomor gawat darurat medis (ambulans 119) jika Anda mengalami sakit kepala yang parah, muncul tiba-tiba, atau disertai dengan:

  • Kondisi linglung atau kesulitan memahami pembicaraan
  • Pingsan
  • Demam tinggi (39°-40°C)
  • Mati rasa, kelemahan, atau kelumpuhan di satu sisi tubuh
  • Leher kaku
  • Kesulitan melihat
  • Kesulitan berbicara
  • Kesulitan berjalan
  • Mual atau muntah

Baca jawaban dokter: Sakit kepala berkepanjangan bagaimana mengatasinya?

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan ke dokter, siapkanlah beberapa hal di bawah ini:

  1. Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  2. Catat gejala yang Anda alami, seperti waktu dimulainya gejala, frekuensi kemunculan gejala muncul, dan tingkat keparahan rasa sakit yang Anda rasakan.
  3. Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  4. Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  5. Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  6. Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Kondisi Anda mungkin membutuhkan seseorang untuk memberikan dukungan dan menopang tubuh. Selain itu, mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Untuk menentukan perawatan terbaik terhadap sakit kepala Anda, dokter harus menentukan jenisnya: primer atau sekunder. Sakit kepala yang muncul bersamaan dengan penyakit atau cedera baru, kemungkinan didiagnosis sebagai sakit kepala sekunder.

Dokter akan mengajukan pertanyaan awal untuk membantu membedakan antara sakit kepala primer dan sekunder. Pertanyaan yang mungkin diajukan, sebagai berikut ini:

  • Kapan Anda mulai merasakan sakit?
  • Apakah sakit kepala timbul secara bertahap atau tiba-tiba?
  • Seberapa sering Anda mengalami sakit kepala?
  • Seperti apa tingkat keparahan sakit kepala yang Anda rasakan?
  • Bagaimana Anda menggambarkan rasa sakit yang dirasakan? Apakah sakitnya terasa seperti menusuk, berdenyut, atau tumpul?
  • Apakah sakit kepala terjadi pada kedua sisi kepala atau hanya satu sisi?
  • Apakah rasa sakit menyebar ke bagian tubuh lain?
  • Gejala apa yang Anda alami sebelum, saat, dan setelah sakit kepala?
  • Apakah Anda memiliki masalah kesehatan lain?
  • Apakah Anda menggunakan obat-obatan?
  • Apakah kepala Anda baru saja terluka atau cedera?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan merekomendasikan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis sakit kepala agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

sakit kepalasakit kepala clustersakit kepala sebelahsakit kepala tegang

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved