logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Roseola

1 Jun 2021

| Dedi Irawan

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Roseola disebabkan virus herpes dan menimbulkan gejala berupa demam yang dilanjutkan ruam kemerahan.

Roseola ditandai dengan demam daan diikuti oleh timbulnya ruam kemerahan pada kulit.

Pengertian roseola

Roseola adalah infeksi ringan yang biasanya terjadi pada saat anak berusia 2 tahun, namun infeksi ini juga dapat menyerang orang dewasa. Penyakit ini menyebabkan demam selama beberapa hari dan diikuti dengan ruam kemerahan.

Pada beberapa anak, kondisi ini tidak menunjukkan indikasi bahwa mereka sakit, sementara anak lain dapat mengalami seluruh tanda dan gejala. Jika terjadi demam tinggi pada infeksi roseola maka tidak akan mengakibatkan komplikasi. Roseola dapat dikategorikan sebagai penyakit yang tidak serius dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Pengobatan yang dianjurkan adalah istirahat di tempat tidur, mengonsumsi cairan yang cukup, dan obat-obatan untuk mengurangi demam. Meski demikian, pada beberapa kasus penyakit ini mungkin bisa menyebabkan komplikasi. Penyakit ini biasa juga disebut dengan roseola infantum atau sixth disease.

 

Tanda dan gejala roseola

Roseola tidak selalu menimbulkan gejala yang dapat terlihat. Penyakit dapat terjadi setelah 1-2 minggu terinfeksi.

Demam

  • Anak akan mengalami demam secara tiba-tiba
  • Tenggorokan yang sakit
  • Hidung berair
  • Batuk
  • Diare ringan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kelopak mata bengkak dan pembengkakan kelenjar leher

Gejala ini biasanya berlangsung selama 3-5 hari, kemudian ruam akan muncul. Beberapa anak juga dapat mengalami kejang yang diketahui sebagai kejang demam. Hal ini dapat mengkhawatirkan orang tua tetapi biasanya tidak membahayakan. Orang tua perlu membawa anak ke rumah sakit jika anak kejang.

Ruam

Ruam roseola biasanya muncul setelah demam sudah menurun.

  • Ruam terdiri dari bintik berwarna merah jambu, bercak atau benjolan dan akan memudar jika menekan gelas diatasnya.
  • Seringkali dimulai pada dada, perut, dan punggung, sebelum menyebar ke wajah, leher dan lengan.
  • Biasanya gatal dan tidak nyaman.
  • Biasanya memudar dan hilang dalam waktu 2 hari

Akan sangat sulit untuk membedakan infeksi anak dengan penyakit yang hampir sama seperti campak, rubella, atau demam scarlet.

 

Penyebab roseola

Penyebab roseola yang paling umum adalah virus herpes 6, 7, tetapi penyebab juga bisa akibat tipe virus herpes lain. Virus roseola dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui kontak dengan sekresi pernafasan atau air liur. Contohnya, anak yang sehat menggunakan gelas bersamaan dengan anak yang terinfeksi roseola.

Roseola jarang menyebabkan wabah dalam komunitas. Infeksi yang bisa menyebabkan penyakit ini dapat terjadi setiap saat dalam setahun. Hanya saja, meski tidak menimbulkan ruam penyakit ini tetap bisa menular.

Misalnya saja, anak yang hanya menderita demam atau bahkan sebelum diketahui pasti ia menderita rosela tetap bisa menularkan kepada anak lain. Oleh karena itu, pastikan Anda memperhatikan tanda-tanda pada anak setelah berinteraksi dengan penderita roseola.

 

Faktor risiko roseola

Anak-anak memiliki faktor risiko roseola karena mereka belum memiliki cukup antibodi atau pertahanan tubuh.

Sementara di dalam rahim, bayi menerima antibodi dari ibu yang melindungi mereka dari virus seperti roseola. Namun sistem imun ini akan berkurang seiring berjalannya waktu. Kondisi ini paling umum menyerang anak usia 6 hingga 15 bulan.

 

Diagnosis roseola

Diagnosis roseola biasanya cukup dengan pemeriksaan fisik. Selain itu, pasien akan ditanya mengenai riwayat menderita krakteristik dari penyakit ini.

Hanya saja, menentukan kondisi ini mungkin bisa menyulitkan karena tanda dan gejala awalnya mirip dengan penyakit umum yang terjadi pada anak-anak.

Dokter mungkin akan menunggu munculnya karakteristik ruam rosela ketika si Kecil demam namun jelas ia tidak mengalami pilek, infeksi telinga, radang tenggorokan, atau kondisi umum lainnya.

Bahkan ketika orang tua mengobati kondisi demam di rumah saja, dokter mungkin akan tetap memberi tahu orang tua guna menunggu munculnya ruam. Hal ini dilakukan guna memastikan keberadaan roseola melalui ruam.

Bisa juga diagnosis dilakukan dengan melakukan tes darah. Tes darah dilakukan untuk mengetahui keberadaan antibodi yang muncul saat roseola datang. Di beberapa laboratorium, menentukan kondisi ini bisa dilakukan dengan serologi atau melalui tes polymerase chain reaction (PCR).

 

Advertisement

Cara mengobati roseola

Pengobatan roseola tidak ada yang khusus mengingat kondisi ini umumnya bisa ditangani di rumah. Pemberian obat-obatan ala rumahan bisa digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mengelola gejala yang muncul.

Beberapa cara yang mungkin efektif untuk penyakit roseola antara lain:

Mencukupi kebutuhan cairan

Menjaga tubuh tetap terhidrasi penting bagi penderita roseola. Beberapa cairan yang bisa diberikan saat anak-anak menderita sakit roseola antara lain:

  • Air minum
  • Kaldu
  • Soda jeruk nipis
  • Larutan elektrolit
  • Minuman untuk olahraga

Untuk minuman berkarbonasi harus dihilangkan dahulu kandungan karbonasinya guna mengurangi kemungkinan muncul banyaknya gas di perut si Kecil. Anda bisa menghilangkan karbonasi dengan cara mendiamkan minuman selama 1 hingga 2 jam. Bisa juga dengan mengocok, memanaskan, atau mengaduknya.

Konsumsi obat bebas

Penderita roseola juga bisa diberikan obat pereda nyeri atas saran dokter. Beberapa obat yang bisa diberikan untuk meredakan demam antara lain acetaminophen dan ibuprofen. Pastikan mengonsumsinya dengan memerhatikan cara pakai yang tertera di kemasan.

Anak-anak di bawah usia 16 tahun dilarang diberi aspirin kecuali dianjurkan dokter. Sebab, konsumsi obat tersebut dikaitkan dengan sindrom Reye. Sindrom tersebut adalah sebuah kondisi langka yang bisa mengancam jiwa.

Obat antivirus

Obat antivirus yang mungkin diresepkan dokter adalah gansiklovir. Biasanya obat ini diresepkan kepada mereka yang memiliki imunitas lemah. Hal ini dilakukan untuk mencegah virus mereplikasi DNA-nya. Roseola tidak bisa diobati dengan antibiotik karena jenis obat ini untuk melawan bakteri bukan virus.

Istirahat

Dengan memberi istirahat cukup, anak-anak mungkin akan nyaman tetap tiduran hingga demamnya reda. Jika si Kecil sudah baikan, biarkan ia bermain dan sebaiknya jangan memaksa mereka untuk tetap tidur. Hanya saja, pastikan untuk mencegah agar anak tidak menularkan kondisi ini kepada anak lainnya.

Menjaga tubuh tetap dingin

Guna menjaga agar suhu tubuh tetap terkendali saat anak demam, maka beberapa tinakan berikut mungkin membantu:

  • mandi air suam-suam kuku memakai spons
  • oleskan kompres dingin ke dahi
  • menggunakan seprai tipis sebagai pengganti selimut tebal

Hindarilah memakai es atau air dingin karena dapat menyebabkan menggigil.

Anak-anak bisa beraktivitas normal seperti sedia kala setelah bebas demam selama 24 jam dan tidak menunjukkan gejala yang berarti.

 

Komplikasi roseola

Komplikasi roseola jarang terjadi karena sebagian besar kondisi ini akan sembuh total dalam waktu 7 hari. Komplikasi yang mungkin muncul adalah kejang. Jika anak dengan roseola mengalami kejang, maka segeralah minta bantuan medis.

Kejang bisa menyebabkan anak mengalami hilang kesadaran singkat, anggota tubuh atau kepala tersentak, dan hilang kontrol atas kandung kemih atau usus. Beruntung, kondisi ini umumnya tidak membahayakan.

Komplikasi dari roseola lebih mungkin terjadi pada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Contohnya adalah penderita HIV, AIDS, leukimia, atau baru-baru ini menjadi penerima tranplantasi organ. Adapun komplikasi yang mungkin terjadi pada kelompok ini adalah pneumonia atau ensefalitis yang bisa mengancam jiwa.

 

Cara mencegah roseola

Karena tidak ada vaksin untuk pencegahan roseola, pencegahan terbaik adalah dengan menghindari kontak anak dengan anak lain yang terinfeksi. Pada umumnya, antibodi akan terbentuk pada saat usia sekolah. Perlu diperhatikan juga bahwa orang dewasa yang terinfeksi dapat menularkan virus kepada anak.

Jika salah satu anggota keluarga terinfeksi, pastikan anggota keluarga yang lain rajin mencuci tangan. Hal ini wajib dilakukan guna mencegah terjadinya penyebaran virus kepada anggota keluarga yang tidak atau belum memiliki kekebalan.

Pada orang dewasa yang tidak pernah menderita penyakit ini saat anak-anak, mereka bisa terinfeksi di kemudian hari. Hanya saja, kondisi ini cenderung ringan jika menyerang orang dewasa. Namun, ingatlah bahwa orang dewasa bisa menularkan infeksi kepada anak-anak.

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segeralah bawa anak ke dokter jika mengalami demam tinggi yang disertai kejang. Kondisi tersebut juga berlaku jika demam anak melonjak tinggi dalam waktu singkat. Jika kejang tidak diketahui apa penyebabnya, segeralah minta bantuan medis.

Beberapa kondisi di bawah ini menjadi pengingat bahwa anak harus dibawa ke dokter:

  • Mengalami demam lebih dari 39,4 derajat Celcius
  • Menderita roseola dan demam berlangsung lebih dari tujuh hari
  • Ruam tidak membaik setelah tiga hari
  • Memiliki sistem kekebalan rendah dan kontak dengan pasien roseola

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buatlah daftar seputar gejala yang muncul.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang dialami oleh pasien. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang dikonsumsi oleh pasien.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberi dukungan moral maupun membantu mengingat informasi yang disampaikan dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang dirasakan pasien?
  • Kapan menyadari gejala tersebut?
  • Apakah gejala makin baik atau justru memburuk dari waktu ke waktu?
  • Apakah anak pernah berinteraksi dengan anak yang mengalami demam dan ruam beberapa waktu ini?
  • Apakah anak mengalami demam dan berapa suhunya?
  • Apakah anak mengalami diare?
  • Apakah anak Anda masih bisa makan dan minum?
  • Apakah Anda sudah mecoba melakukan perawatan rumah?
  • Apakah anak Anda pernah mengalami masalah medis lain belakangan ini?
  • Apakah anak Anda minum obat baru dalam waktu yang tak terlalu lama?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait roseola?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis roseola agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

herpesinfeksi virusruam kulitperkembangan bayi

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved