6 Jul 2023
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Rheumatoid arthritis adalah peradangan sendi kronis
Rheumatoid arthritis (RA) adalah peradangan pada sendi yang terjadi akibat gangguan autoimun. Hal ini terjadi karena sistem imun tubuh keliru menyerang sel sehat, khususnya area persendian.
Rheumatoid arthritis paling sering menyerang persendian di area tangan, pergelangan tangan, lutut, dan kaki.
Tidak seperti osteoarthritis yang memengaruhi hampir seluruh persendian termasuk tulang, rheumatoid arthritis umumnya hanya memengaruhi lapisan sendi (membran sinovial).
Mengutip CDC, rheumatoid arthritis juga dapat memengaruhi jaringan tubuh lainnya selain persendian, seperti mata, paru-paru, serta jantung.
Siapa pun bisa mengalami RA. Biasanya penyakit berkembang pada usia 30 hingga 60 tahun.
Gejala rheumatoid arthritis bisa muncul dengan cepat atau muncul perlahan-lahan dalam jangka waktu tahunan.
Biasanya, gejala awal rheumatoid arthritis muncul di area persendian yang kecil, seperti buku-buku jari tangan atau jari kaki. Gejalanya kemudian berkembang ke ke bahu, pergelangan tangan, siku, pinggul, lutut, dan kaki.
Berikut adalah beberapa gejala rheumatoid arthritis yang umum dirasakan:
Sekitar 40% orang yang menderita rheumatoid arthritis juga bisa mengalami tanda dan gejala pada area tubuh lainnya, seperti kulit, mata, paru-paru, jantung, ginjal, kelenjar ludah, saraf, sumsum tulang, hingga pembuluh darah.
Segera konsultasikan ke dokter saat nyeri atau ketidaknyamanan pada persendian terjadi secara terus-menerus.
Penyebab utama rheumatoid arthritis adalah sistem kekebalan tubuh yang keliru menyerang sel-sel sehat di persendian. Belum diketahui kenapa sistem imun keliru menyerang sel-sel sehat.
Para peneliti menduga radang sendi akibat autoimun ini disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik, hormon, dan lingkungan.
Ada beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami RA, di antaranya:
Rheumatoid arthritis tahap awal lebih sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan penyakit radang sendi lainnya. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu untuk melihat pembengkakan, kemerahan di area nyeri, kekuatan otot, dan fungsi refleks.
Setelah itu, dokter akan melakukan tes lanjutan untuk mendiagnosis rheumatoid arthritis:
Tes darah dilakukan untuk melihat apakah ada peningkatan kadar protein yang menjadi tanda rheumatoid arthritis, seperti:
Tes pencitraan bertujuan untuk melihat perkembangan serta tingkat keparahan rheumatoid arthritis di persendian, yang meliputi:
Advertisement
Sayangnya, rheumatoid arthritis tidak bisa disembuhkan secara total, seperti juga jenis radang sendi lainnya. Pengobatan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala serta memperlambat perkembangan penyakit.
Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang mungkin direkomendasikan dokter:
Pilihan obat yang biasa digunakan untuk mengatasi radang sendi adalah:
Obat DMARD berfungsi mengurangi peradangan sendi dan dapat menghambat perkembangan rheumatoid arthritis. Contohnya, hidroksiklorokuin, leflunomid, metotreksat, sulfasalazin, atau minoksiklin.
Terapi ini menggunakan obat untuk menghambat jalur peradangan spesifik oleh sel imun tubuh.
Dokter akan meresepkan obat biologis bila DMARD kurang efektif untuk mengatasi gejala rheumatoid arthritis. Namun, obat ini tidak dianjurkan bagi orang dengan sistem imun lemah karena dapat meningkatkan risiko infeksi.
Contoh obat biologis meliputi rituximab, tocilizumab, anakinra, etanercept, infliximab, dan lain-lain.
Janus associated kinase inhibitor akan diresepkan bila obat biologis tidak memberikan hasil yang efektif dalam menangani rheumatoid arthritis. Contoh obat ini meliputi tofacitinib dan baricitinib.
Obat ini bekerja dengan mempengaruhi genetik dan aktivitas sel imun pasien, sehingga mencegah inflamasi serta menghentikan kerusakan pada sendi maupun jaringan tubuh.
Kortikosteroid bisa mengurangi peradangan sendi. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk suntikan maupun obat minum. Namun, obat ini tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang karena dapat menimbulkan banyak efek samping.
Obat pereda nyeri yang bisa digunakan adalah paracetamol dan golongan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seeprti ibuprofen. Obat-obat tersebut memang tidak bisa menghentikan radang sendi.
Namun, obat pereda nyeri bekerja mengurangi rasa nyeri sendi pada rheumatoid arthritis.
Selain paracetaol dan OAINS, dokter juga bisa memberikan obat oles untuk mengatasi nyeri sendi. Misalnya, capsaicin dan natrium diklofenak.
Sementara obat golongan opiod hanya diberikan bila penderita mengalami nyeri sendi yang hebat dan tidak dapat diatasi dengan obat antinyeri lain. Opioid termasuk obat keras, jadi hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Fisioterapi dilakukan untuk menjaga kelenturan sendi. Pada sesi terapi fisik ini, terapis juga akan mengajarkan pasien rheumatoid arthritis agar bisa lebih mudah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Bila obat dan fisioterapi tidak efektif untuk memperlambat kerusakan sendi, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Jenis operasi ini bisa berupa:
Sinovektomi
Sinovektomi adalah operasi untuk mengangkat pembungkus sendi yang mengalami inflamasi pada lutut, siku, pergelangan tangan, jari tangan, serta panggul.
Reparasi tendon
Peradangan dan kerusakan sendi dapat menyebabkan tendon di sekitar sendi robek. Dokter melakukan oeprasi untuk memperbaiki tendon ini.
Penggantian sendi total
Dalam operasi ini, dokter akan mengangkat bagian sendi yang rusak dan memasang sendi buatan (prostesis).
Fusi sendi
Prosedur fusi sendi bertujuan menstabilkan atau menyambung kembali sendi, sehingga nyeri bisa reda. Operasi ini menjadi pilihan ketika penggantian sendi tidak bisa dilakukan.
Anda perlu waspada dan melakukan perawatan rheumatoid arthritis secepat mungkin untuk mencegah komplikasi, seperti:
Hingga saat ini, belum ada pencegahan rheumatoid arthritis. Pasalnya, penyebab penyakit ini juga tidak diketahui secara pasti. Namun Anda dapat mengurangi risikonya dengan beberapa cara berikut:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan diagnosis lanjutan agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved