logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Infeksi

Rabies

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Widiastuti

Rabies adalah penyakit zoonosis yang disebabkan infeksi virus rabies

Virus rabies menular melalui gigitan hewan dan menyerang otak serta sistem saraf.

Pengertian rabies

Rabies atau penyakit anjing gila adalah infeksi virus yang ditularkan pada manusia dari air liur hewan yang telah terinfeksi. Virus ini biasanya menyebar melalui gigitan atau cakaran hewan mamalia berdarah panas seperti anjing, kelelawar atau rubah.

Penderita rabies bisa sembuh apabila penyakit ini segera ditangani. Namun umumnya, begitu seseorang mulai menunjukkan tanda dan gejala rabies, penanganan sudah terlambat untuk dilakukan.

Penyakit ini hampir selalu menyebabkan kematian bagi penderitanya. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki risiko tertular rabies, vaksinasi adalah langkah pencegahan yang paling efektif.

 

Tanda dan gejala rabies

Penyakit ini menyebabkan infeksi pada otak dan saraf (susunan saraf pusat) yang akut. Penderitanya akan mengalami gejala seperti demam, berhalusinasi dan sakit kepala yang muncul 3-12 minggu setelah digigit. Berikut ini adalah gejalanya.

Gejala rabies pada manusia

Gejala rabies biasanya muncul 3-12 minggu setelah tergigit hewan yang terinfeksi. Pada fase awal, gejalanya mirip flu, dan dapat berlangsung selama beberapa hari. Gejala tersebut di antaranya adalah:

  • Demam dengan suhu 38°C atau lebih
  • Sakit kepala
  • Merasa cemas atau tidak sehat secara umum
  • Sakit pada bekas gigitan

Gejala lain yang dapat muncul beberapa hari kemudian adalah:

  • Kebingungan atau perilaku agresif
  • Halusinasi
  • Produksi air liur berlebihan
  • Mulut berbusa
  • Kejang otot
  • Kesulitan menelan dan bernapas
  • Takut akan air (hidrofobia)
  • Insomnia
  • Ketidakmampuan untuk bergerak (kelumpuhan)

Gejala rabies pada hewan

Di Indonesia sendiri, penyebab rabies ternyata masih didominasi oleh penularan dari anjing peliharaan dibanding anjing liar.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala dari hewan yang telah terinfeksi rabies dan mungkin saja ada di lingkungan sekitar, di antaranya adalah:

  • Terlihat lesu
  • Demam
  • Muntah-muntah
  • Penurunan nafsu makan
  • Gangguan keseimbangan tubuh
  • Lumpuh
  • Perilaku abnormal, agresif bahkan menggigiti tubuhnya sendiri hingga terluka

Baca juga: Ciri-ciri Kucing Rabies Ini Bisa Selamatkan Anda dari Penularannya

 

Penyebab rabies

Infeksi rabies disebabkan oleh virus rabies. Virus ini menyebar melalui air liur hewan yang terinfeksi. Hewan yang terinfeksi dapat menularkan virus dengan menggigit hewan lain atau manusia.

Rabies juga bisa menyebar ketika air liur yang terinfeksi masuk ke luka terbuka atau selaput lendir, seperti mulut atau mata. Hal ini dapat terjadi ketika hewan yang terinfeksi menjilat luka terbuka pada tubuh binatang lain maupun manusia.

Setiap mamalia dapat menularkan virus rabies. Hewan yang dapat menyebarkan virus rabies kepada manusia adalah:

  • Kucing
  • Sapi
  • Anjing
  • Musang
  • Kambing
  • Kuda
  • Kelelawar
  • Berang-berang
  • Anjing hutan
  • Rubah
  • Monyet
  • Rakun
  • Sigung

Walaupun jarang terjadi, virus rabies dapat ditularkan ke dalam jaringan dan organ tranplanstasi melalui organ yang telah terinfeksi.

Faktor risiko rabies

Faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya rabies adalah:

  • Riwayat perjalanan:
    Bepergian atau tinggal di negara berkembang dengan angka kasus rabies yang tinggi, termasuk negara-negara di Afrika dan Asia Tenggara
  • Aktivitas tertentu:
    Menjalani aktivitas yang mungkin menimbulkan kontak dengan hewan liar yang mungkin tertular rabies, seperti menjelajahi gua atau berkemah tanpa persiapan yang baik untuk menghalau binatang
  • Profesi tertentu:
    Bekerja di laboratorium dengan virus rabies di dalamnya
  • Luka:
    Memiliki luka di kepala atau leher, yang dapat membuat virus rabies menyebar ke otak dengan lebih cepat

 

Diagnosis rabies

Diagnosis rabies dapat dilakukan setelah virus rabies terdeteksi di otak hewan yang kontak dengan pasien. Untuk mendeteksinya, hewan tersebut harus disuntik mati terlebih dahulu. Selanjutnya, tim medis atau para analis akan mengumpulkan jaringan otak hewan.

Diagnosis pada manusia dilakukan dengan mengumpulkan sampel dan melakukan beberapa teknik, meliputi:

  • Sampel air liur
  • Serum dan cairan tulang
  • Spesimen biopsi kulit

 

Advertisement

Cara mengobati rabies

Apabila seseorang telah terinfeksi oleh rabies, maka tidak ada pengobatan efektif yang dapat diberikan pada tahap ini.

Walaupun ada sebagian kecil orang selamat dari penyakit ini, biasanya penyakit ini berakibat fatal (dengan tingkat kematian hampir 100%). Jadi, penanganan yang dapat diberikan bersifat suportif, sebagai berikut ini.

Penanganan awal

  • Pembersihan luka

    Luka gigitan dicuci dengan air mengalir dan sabun selama 10- 15 menit.
  • Pemberian antiseptik pada luka

    Cairan antiseptik dapat diberikan setelah pencucian luka.
  • Lakukan tindakan penunjang

    • Luka sebaiknya tidak dijahit
    • Jahitan dapat dilakukan untuk menghentikan pendarahan dalam kasus tertentu
    • Pemberian vaksin antirabies (VAR) atau serum antirabies (SAR) bisa dilakukan.

Pemberian VAR dilakukan pada kasus luka risiko rendah. Tidak semua kasus memerlukan VAR. Hal ini tergantung riwayat kesehatan pasien. Sementara itu, VAR dan SAR dibutuhkan pada kasus luka risiko tinggi.

Jika seseorang telah digigit oleh hewan yang diketahui mengidap rabies, dokter akan merekomendasikan serangkaian suntikan untuk mencegah infeksi dari virus rabies.

Pemberian immunoglobulin rabies (rabies immune globulin) atau serum antirabies (SAR) dilakukan segera setelah pasien terpapar virus rabies.

SAR berperan sebagai imunisasi pasif penetral yang cepat sebelum sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi sendiri.

Selanjutnya, pasien akan mendapatkan vaksin antirabies (VAR) untuk membantu tubuh mengidentifikasi dan melawan virus rabies. Vaksin ini diberikan sebanyak 5 kali dalam waktu 14 hari.

 

Cara mencegah rabies

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko rabies, di antaranya adalah:

  • Memvaksinasi hewan peliharaan

    Selain kucing dan anjing, musang dapat divaksinasi rabies.

  • Menjaga hewan peliharaan

    Menjaga dan mengawasi hewan peliharaan saat berada di luar tempat tinggal Anda, agar tidak berkontak dengan binatang yang berpotensi membawa virus rabies.

  • Melindungi hewan peliharaan kecil dari pemangsa

    Pencegahan ini penting terutama untuk hewan peliharaan kecil, yang tidak dapat divaksinasi rabies.

  • Tidak mendekati binatang buas

    Ketika Anda beraktivitas di alam terbuka, hindarilah hewan liar. Sebab, mungkin saja binatang tersebut sudah terinfeksi rabies.

  • Jauhkan kelelawar dari rumah

    Tutup semua celah yang memungkinkan kelelawar masuk ke rumah.

  • Mendapatkan vaksin rabies

    Pastikan untuk mendapatkan vaksinasi apabila Anda akan melakukan perjalanan ke negara di mana rabies umum terjadi atau daerah terpencil di mana perawatan medis sulit ditemukan.

Baca jawaban dokter: Apakah masih bisa terkena rabies jika sudah divaksin?

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Jika Anda telah digigit atau dicakar binatang yang menunjukkan perilaku aneh seperti pada gejala rabies, jangan tunggu sampai gejala rabies muncul.

Segera cari perawatan medis, pada hari yang sama ketika Anda berkontak dengan hewan tersebut. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memutuskan perawatan untuk Anda.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Jika mengalami gigitan hewan, segera temui dokter untuk memeriksa luka Anda. Beri tahu juga tentang luka yang Anda alami. Dokter akan mengajukan pertanyaan berikut ini:

  • Binatang apa yang menggigit Anda?
  • Apakah itu hewan liar atau hewan peliharaan?

 

Advertisement

rabieskesehatan otakinfeksi virushewan peliharaan

Bagikan

Dokter Terkait

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved