1 Jun 2021
Ditinjau oleh drg. Nina Hertiwi Putri
Pulpitis adalah peradangan yang terjadi pada saraf gigi (pulpa) akibat infeksi bakteri.
Pulpitis adalah peradangan yang terjadi pada saraf gigi (pulpa) akibat infeksi bakteri. Pulpa terdapat dalam tiap gigi dan terdiri dari saraf-saraf serta pembuluh darah.
Radang pulpa dapat berawal dari gigi berlubang yang tidak segera ditangani ataupun tidak tertangani dengan tepat. Akibatnya, kondisi ini berkembang semakin parah.
Peradangan pulpa dapat terjadi baik pada anak-anak (gigi sulung) maupun orang dewasa (gigi permanen). Kondisi ini juga bisa dialami oleh satu gigi atau lebih, dan dapat menimbulkan rasa sakit.
Berdasarkan intensitas sakit yang dirasakan, pulpitis dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:
Reversible pulpitis merupakan peradangan ringan pada pulpa yang menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman saat gigi terpapar makanan manis maupun dingin. Namun nyeri segera hilang bila tidak terpapar lagi.
Pada kondisi ini, pulpa dapat kembali normal jika ditangani secara tepat. Apabila tidak, reversible pulpitis akan berkembang menjadi irreversible pulpitis.
Irreversible pulpitis adalah peradangan pulpa yang ditandai oleh nyeri tiba-tiba, berdenyut, dan bertahan lama (lebih dari 30 detik) setelah gigi terpapar makanan manis, dingin, atau panas. Rasa nyeri juga dapat terjadi ketika penderita berbaring.
Pada pulpitis jenis ini, saraf gigi tidak bisa kembali normal dan membutuhkan perawatan yang lebih rumit untuk mempertahankan gigi pasien. Obat antinyeri juga biasanya tidak efektif lagi untuk meredakan sakit.
Apabila tidak ditangani, irreversible pulpitis dapat memicu abses pada area akar gigi. Kodisi ini kemudian bisa menyebar pada bagian lain, seperti rahang, sinus, maupun otak.
Beberapa gejala pulpitis bisa berupa:
Pada dasarnya, penyebab pulpitis adalah terbukanya pulpa sehingga terpapar oleh bakter yang lalu menimbulkan peradangan. Beberapa faktor risiko pulpitis meliputi:
Lubang pada gigi yang tidak ditangani atau tidak tertangani dengan baik. Meskipun lubang pada gigi Anda sudah ditambal, penambalan gigi yang tidak baik dapat mengakibatkan terjadinya lubang kembali pada gigi sehingga menimbulkan terjadinya pulpitis.
Gigi yang patah bisa menyebabkan terbukanya saraf pada bagian dalam gigi.
Kebiasaan buruk untuk menggertakkan gigi bisa membuat gigi menjadi aus, sehingga saraf gigi menjadi terbuka.
Jika seseorang jarang menyikat gigi, risiko radang pulpa akan meningkat.
Orang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis akan memiliki risiko skait gigi yang lebih tinggi, sehingga kemungkinan pulpitis juga akan bertambah.
Untuk diagnosis pulpitis biasanya akan dilakukan oleh dokter gigi. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis dokter antara lain:
Dokter gigi akan memeriksa seluruh gigi, termasuk gigi yang berlubang, dengan beberapa alat-alat standar kedokteran gigi untuk melihat keadaan gigi bahkan kedalaman lubang pada gigi.
Pemeriksaan sensitivitas gigi akan dilakukan terhadap rangsangan panas ataupun dingin. Hal ini dilakukan untuk melihat kondisi saraf dalam gigi. Intensitas rasa nyeri yang dirasakan pada pemeriksaan ini dapat menentukan kategori pulpitis.
Untuk mendeteksi peradangan, dokter akan mengetuk gigi secara ringan pada gigi yang diduga mengalami pulpitis.
Rontgen pada area gigi yang sakit juga dapat membantu untuk melihat apakah saraf gigi sudah terbuka akibat gigi yang berlubang maupun gigi yang patah.
Tes ini adalah sebuah pemeriksaan dengan alat elektrik yang dapat dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang terjadi pada saraf gigi (pulpa).
Advertisement
Pengobatan pulpitis diperlukan karena kondisi ini tidak dapat hilang dengan sendirinya. Maka dari itu, bila Anda merasakan gejala-gejala yang mengarah pada pulpitis, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter gigi.
Untuk mengatasi peradangan dan rasa nyeri, dokter gigi akan membantu dengan beberapa tindakan berikut:
Dokter akan meresepkan obat antiradang dan antinyeri untuk meredakan gejala tersebut. Akan tetapi, gigi yang mengalami pulpitis juga harus ditangani dengan baik.
Penanganan selanjutnya didasarkan pada jenis pulpitis. Apabila mengalami reversible pulpitis, pengobatan yang dilakukan akan menyesuaikan dengan penyebabnya.
Sebagai contoh, penambalan pada gigi berlubang sehingga proses penyembuhan dapat terjadi dan pulpa dapat berangsur-angsur kembali normal.
Apabila mengalami irreversible pulpitis, pengobatan yang diperlukan tentunya akan lebih rumit. Dokter gigi akan merujuk pasien pada dokter gigi spesialis endodontik yang fokus menangani masalah yang berhubungan dengan perawatan saraf gigi.
Dalam dunia kedokteran gigi, perawatan saraf disebut dengan pulpektomi. Pulpektomi dapat dilakukan apabila saraf gigi (pulpa) yang mengalami peradangan masih dapat merespon tes sensitivitas terhadap rangsangan panas maupun dingin yang sebelumnya telah dilakukan oleh dokter gigi.
Perawatan saluran akar (PSA) merupakan pengobatan yang dilakukan apabila saraf gigi (pulpa) sudah mati atau tidak merespon terhadap tes sensitivitas panas maupun dingin.
Meski ada perbedaan penyebutan pulpektomi dan PSA, jaringan pulpa sama-sama akan diambil dari saluran akar gigi. Selanjutnya saluran akar gigi akan dibersihkan, diisi dengan bahan khusus untuk membantu proses penyembuhan, lalu kemudian ditutup atau ditambal.
Pada beberapa kasus, apabila gigi sudah tidak dapat dipertahankan, maka pencabutan gigi akan dilakukan. Setelah melakukan perawatan, gigi tersebut juga tetap harus dipantau dalam jangka waktu tertentu untuk melihat perkembangan dari hasil perawatan.
Bila tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa memicu komplikasi berupa:
Cara mencegah pulpitis dapat dilakukan melalui:
Segera konsultasi pada dokter gigi apabila mengalami nyeri pada gigi. Semakin cepat rasa nyeri tersebut ditangani, maka semakin besar pula kemungkinan gigi kembali sehat.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis pulpitis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved