1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penderita psikosis dapat mengalami halusinasi dan/atau delusi
Psikosis adalah gangguan kejiwaan yang membuat para penderitanya kesulitan dalam mempersepsikan realita. Indra-indra mereka tampak mendeteksi hal yang tidak ada, sehingga seringkali kesulitan membedakan kenyataan dan khayalan.
Kondisi tersebut membuat penderitanya menafsirkan kehidupan sekitar secara berbeda dari orang lain. Misalnya, dalam suatu episode psikosis, penderitanya sering mengaku bahwa mereka percaya ada seseorang atau organisasi khusus yang mengincar dan ingin membunuhnya.
Orang tersebut mungkin tidak menyadari bahwa dirinya mengidap psikosis karena delusi seperti itu terasa nyata. Akibatnya, penderita psikosis bisa sangat terbebani dalam menjalani hidup normal. Terkadang, psikosis dapat menyebabkan penderitanya melukai diri sendiri.
Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan kondisi ini, tetapi berbagai pilihan perawatan untuk mengurangi risiko terjadinya episode psikosis telah tersedia.
Seseorang dengan gangguan mental psikosis menunjukkan beberapa gejala berupa:
Awalnya, penderita psikosis akan mulai berpikir atau melihat dunia di sekitarnya secara berbeda, yang ditandai dengan:
Gejala awal tersebut akan berkembang lebih jauh menjadi delusi maupun halusinasi.
Kombinasi dari halusinasi dan delusi dapat membuat seseorang menjadi depresi dan menunjukkan perubahan perilaku. Gejala lainnya yang dapat dirasakan oleh penderita psikosis adalah:
Penyebab psikosis belum diktahui secara pasti. Namun, beberapa faktor risiko berikut ini diketahui dapat memicu terjadinya psikosis.
Baca juga: Generasi Milenial, Generasi yang Rentan Terhadap Gangguan Mental
Psikosis biasanya didiagnosis melalui evaluasi oleh psikiater (dokter kejiwaan) dan psikolog yang menjalankan pemeriksaan berupa:
Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar gejala, perilaku, dan perasaan pasien. Informasi tentang riwayat medis, keluarga dan latar belakang budaya pasien pun akan dianalisis. Pasalnya, budaya seseorang mencerminkan sederet keyakinan, nilai, dan praktik yang dianut. Pemikiran delusi dan halusinasi harus dipertimbangkan dalam konteks budaya yang spesifik. Yang dianggap delusi dalam satu budaya mungkin normal di budaya lain.
Dokter akan memeriksa fisik pasien melalui kondisi tekanan darah, pola gerakan pasien dan tanda lainnya. Dokter juga akan memeriksa penyakit pasien yang mungkin menyebabkan psikosis.
Sementara itu untuk pemeriksaan mental, dokter akan mengamati pasien dari riwayat kesehatannya, perilaku secara umum, suasana hati, ucapan dan proses berpikir pasien.
Ketika tanda dan gejala psikosis pasien menunjukkan pemicu berupa kondisi medis tertentu, tes laboratorium yang dapat dilakukan, antara lain:
Tes pencitraan di bagian otak menggunakan MRI biasanya dilakukan bagi pasien psikosis yang mengeluhkan sakit kepala parah atau baru mengalami benturan yang keras di kepala.
Baca jawaban dokter: Apa yang dimaksud dengan gangguan mental organik?
Advertisement
Penanganan bagi penderita psikosis diberikan berdasarkan kebutuhan pasien. Perawatan psikosis dapat bervariasi tergantung penyebab yang mendasarinya. Umumnya, perawatannya berupa pemberian obat-obatan, terapi, serta dukungan dari keluarga dan komunitas.
Obat antipsikotik biasanya direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk psikosis. Jenis obat ini bekerja dengan cara memblokir efek dopamin, zat kimia yang mentransmisikan pesan di otak.
Antipsikotik biasanya dapat mengurangi perasaan cemas dalam beberapa jam setelah penggunaan, tetapi perlu waktu beberapa hari atau minggu untuk mengurangi gejala halusinasi atau pikiran delusi pada psikotik.
Antipsikotik dapat diminum (secara oral) atau diberikan melalui suntikan. Contoh obat golongan ini adalah klorpromazin, perisiazin atau trifluoperazin. Penggunaan obat antipsikotik harus dipantau secara ketat oleh dokter.
Terapi ini dilakukan bersama psikolog, konselor, atau psikiater, untuk mengubah pemikiran dan perilaku penderita psikosis. Terapi ini efektif dalam memberikan perubahan yang permanen dan membantu penderita menghadapi gangguan yang dialami. Terkadang, perawatan ini efektif untuk penderita psikotik yang tidak dapat ditangani dengan obat-obatan.
Ketika tanda dan gejala psikosis pasien menunjukkan pemicu berupa kondisi medis tertentu, tes laboratorium yang dapat dilakukan, antara lain:
Baca juga: Apakah Obat Antipsikotik Dapat Menyembuhkan Psikosis dengan Maksimal?
Apabila tidak ditangani dengan baik, psikosis dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Baca juga: Inilah 7 Cara Cegah Keinginan Bunuh Diri Orang Terdekat Anda!
Kebanyakan penderita psikosis tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kondisi tersebut. Oleh karena itu, penderita gangguan tersebut terkadang tidak merasa perlu untuk menemui dokter dan ahli kesehatan mental lainnya.
Oleh karenanya, penting bagi orang-orang di sekitarnya untuk menyadari gangguan yang dialami oleh penderita dan mendukung serta merujuknya untuk melakukan konsultasi dengan psikiater maupun psikolog.
Ketika Anda atau orang-orang terdekat mengalami gejala-gejala psikosis seperti yang disebutkan di atas, atau memiliki keinginan untuk bunuh diri, segeralah berkonsultasilah dengan dokter dan psikolog.
Penanganan dini dapat membantu dokter dan ahli kesehatan mental lainnya memberikan pengobatan dan perawatan dengan efektif.
Sebelum pemeriksaan ke dokter atau psikolog, pasien atau keluarga pasien dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
Dokter dan psikolog akan melakukan penilaian tentang potensi psikosis pada pasien. Dokter dan psikolog juga akan mencoba untuk mengetahui penyebab serta gejala-gejala dari gangguan yang dialami pasien. Beberapa pertanyaan yang mungkin akan diajukan adalah:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis psikosis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved