Prion disease yang juga dikenal dengan transmissible spongiform encephalopathies (TSEs) adalah sekumpulan penyakit otak yang dapat menyerang manusia maupun hewan. Penyakit ini terjadi karena adanya agen penginfeksi yang disebut prion.
Istilah “prion” sendiri merujuk pada sejenis protein abnormal yang memicu protein sehat di dalam otak melipat secara tidak normal. Keberadaan protein prion abnormal tersebut dapat merusak sel-sel saraf di otak sehingga menyebabkan penurunan fungsi otak yang melibatkan gangguan ingatan, perilaku, dan gerakan tubuh.
Prion disease bersifat progresif, artinya semua gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini dapat memburuk seiring waktu hingga menyebabkan kondisi kesehatan yang fatal.
Prion disease adalah penyakit langka. Menurut, National Library of Medicine, penyakit prion dilaporkan menimpa satu dari satu juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran prion disease dapat terjadi melalui berbagai cara, antara lain diturunkan secara genetik akibat mutasi gen, didapat (acquired) melalui faktor lingkungan, serta secara sporadis di mana penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Dikarenakan penyakit prion dapat menyerang manusia maupun hewan, hal ini juga memungkinkan penyakit ini untuk menyebar dari hewan ke manusia. Dalam beberapa kasus yang sangat langka, penyakit ini juga bisa menyebar antar manusia.
Jenis-jenis prion disease
1. Prion disease pada manusia
Pada manusia, penyakit Prion terbagi menjadi:
2. Prion disease pada hewan
Prion disease yang menyerang hewan dapat dibedakan menjadi:
Penyakit Prion memiliki masa inkubasi yang tergolong lama, bisa sampai bertahun-tahun baru terlihat gejalanya. Meski begitu, pada prion disease yang diwariskan, gejalanya akan muncul lebih awal dari prion disease yang disebabkan tipe penyebaran lainnya.
Gejala-gejala dari penyakit prion juga beragam, tergantung sifat dan jenis dari penyakit Prion yang diderita, termasuk ke dalamnya adalah:
Prion disease terjadi karena disebabkan oleh menumpuknya protein abnormal. Hal ini dipicu oleh keberadaan protein prion abnormal yang mengganggu jalannya pembentukan atau sintesis protein, tepatnya di tahap proses pelipatan atau protein folding.
Protein prion dapat memicu protein sehat di dalam otak melipat secara tidak normal. Protein-protein inilah yang menyebabkan menumpuknya protein abnormal hingga membentuk gumpalan di otak.
Gumpalan tersebut kemudian akan merusak atau membunuh saraf di jaringan otak, membentuk lubang-lubang kecil. Hal ini dapat memicu sejumlah gejala dan komplikasi yang berakibat fatal jika dibiarkan.
Belum jelas apa yang menyebabkan keabnormalan dalam protein prion. Namun penyakit ini dapat menimpa manusia maupun hewan dengan cara berikut:
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita prion disease, yaitu:
Baca juga: Mutasi Gen: Definisi, Jenis, Penyakit dan Dampaknya pada Tubuh
Penyakit Prion tergolong penyakit yang sulit didiagnosis karena gejalanya yang tampak mirip dengan penyakit neurodegeneratif lainnya seperti penyakit Alzheimer atau penyakit Parkinson. Ada beberapa prosedur diagnosis yang biasa dilakukan oleh dokter, yaitu:
Baca jawaban dokter: Apakah setiap orang wajib melakukan Skrining genetik?
Advertisement
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan khusus untuk prion disease. Penanganan prion disease difokuskan untuk merawat kondisi pasien dan meringankan gejala yang dialami.
Metode penanganan prion disease meliputi:
1. Pemberian obat-obatan
Dokter dapat meresepkan sejumlah obat-obatan yang dapat meringankan gejala prion disease, seperti:
2. Perawatan intensif
Perawatan intensif di rumah sakit mungkin diperlukan bagi pasien prion disease tahap lanjut. Dokter akan memberikan infus makanan atau minuman lewat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
Jika tidak ditangani dengan baik, prion disease, terutama jenis Creutzfeldt-Jakob, dapat mengalami beberapa komplikasi seperti:
Tidak diketahui secara pasti cara mencegah penyakit Prion yang disebabkan mutasi genetik. Begitu juga dengan penyakit Prion yang bersifat sporadis karena kemunculannya yang mendadak.
Tetapi, ada beberapa cara yang dapat mencegah serta mengurangi risiko penularan penyakit Prion yang didapat, antara lain:
Anda dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter saat mengalami gejala-gejala berikut:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, pasien dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis prion disease agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved