1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Preeklampsia umunya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan dan dapat berlanjut hingga akhir masa kehamilan.
Preeklampsia adalah suatu kondisi yang terjadi saat masa kehamilan yang ditandai dengan naiknya tekanan darah secara tiba-tiba, serta pembengkakan pada wajah, tangan, dan kaki. Preeklampsia merupakan komplikasi yang umum pada masa kehamilan dan biasanya mulai terjadi pada trimester ketiga.
Meski umum terjadi, namun kondisi ini tetap perlu mendapatkan perhatian khusus karena apabila tidak segera diatasi dapat berkembang menjadi eklampsia. Eklampsia pada ibu hamil bisa menyebabkan kejang, koma, hingga kematian.
Meski begitu, komplikasi preeklampsia sangat jarang terjadi apabila ibu hamil rutin memeriksakan kandungannya ke dokter.
Preeklampsia umumnya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan. Kebanyakan kasus terjadi pada minggu ke-24 hingga minggu ke-26 kehamilan, dan berlanjut hingga akhir masa kehamilan. Walaupun jarang terjadi, kondisi ini juga dapat terjadi pada 6 minggu pertama setelah melahirkan.
Kebanyakan ibu hamil hanya mengalami gejala yang ringan. Meski begitu, perawatan perlu segera dilakukan, sebelum gejala dan komplikasi yang terjadi semakin bertambah parah. Secara umum, semakin awal gejala preeklampsia terjadi, maka kemungkinan kondisi berkembang menjadi parah, akan semakin tinggi.
Gejala awal preeklampsia adalah naiknya tekanan darah serta proteinuria (adanya protein dalam urine). Selain itu, beberapa kondisi di bawah ini juga merupakan gejala preeklampsia.
Hingga saat ini, para ahli belum yakin tentang penyebab preeklampsia. Namun secara umum, kondisi ini dipercaya disebabkan oleh gangguan pada perkembangan plasenta.
Gangguan tersebut terjadi karena pembuluh darah yang menyuplai plasenta, berukuran lebih sempit dari yang seharusnya. Sehingga, respons yang dikeluarkan pun menjadi berbeda, terhadap sinyal yang diberikan oleh hormon. Ukuran pembuluh darah yang sempit tersebut juga membuat aliran darah ke plasenta menjadi terbatas.
Penyebab terjadinya penyempitan pembuluh darah tersebut belum diketahui secara jelas. Namun beberapa faktor di bawah ini diduga dapat menjadi pemicunya.
Untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, dokter akan melakukan dua pemeriksaan dasar, yaitu pemeriksaan tekanan darah dan tes urine. Ibu hamil yang positif preeklampsia, akan mengalami kenaikan tekanan darah (hipertensi) hingga 140/90 mmHg.
Selain itu, dalam urine ibu hamil yang menderita preeklampsia mengandung protein. Jumlah protein yang terkandung pada sampel urine tersebut akan menentukan parahnya kondisi yang dialami.
Tidak hanya kedua pemeriksaan di atas, dokter juga akan melakukan beberapa tes tambahan, seperti:
Advertisement
Perawatan preeklampsia dapat berbeda tergantung dari seberapa dekat Anda dengan hari perkiraan lahir (HPL). Jika sudah mendekati HPL dan dokter menganggap bayi telah berkembang dengan baik. Maka, Anda akan disarankan untuk menjalani persalinan secepat mungkin.
Jika Anda mengalami preeklampsia yang tidak terlalu parah, dan bayi di dalam kandungan belum berkembang sempurna, dokter mungkin akan menyarankan beberapa langkah di bawah ini.
Jika mengalami preeklampsia yang parah, dokter mungkin akan memberikan obat penurun tekanan darah, agar kondisi kesehatan Anda terjaga saat melahirkan. Selama mengonsumsi obat tersebut, Anda akan disarankan untuk beristirahat total, mengubah pola makan, dan mengonsumsi suplemen.
Komplikasi preeklampsia adalah solusio plasenta (lepasnya plasenta dari dinding rahim), kerusakan hati, gagal ginjal dan edema paru (paru-paru terisi cairan).
Preeklampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya. Namun, terdapat beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kenaikan tekanan darah, yaitu:
Langkah-langkah tersebut dapat membantu untuk menjaga tekanan darah dan mengurangi risiko preeklampsia.
Segala hubungi dokter, apabila Anda mengalami kondisi-kondisi seperti di bawah ini.
Segala keluhan yang Anda rasakan selama masa kehamilan juga perlu segera dikonsultasikan dengan dokter, walau tidak termasuk dalam kondisi di atas.
Umumnya, dokter akan dapat mendiagnosis preeklampsia saat Anda melakukan kontrol kandungan rutin. Setelah itu, Anda akan dijadwalkan untuk lebih sering melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.
Berikut ini beberapa persiapan yang dapat Anda lakukan sebelum mengunjungi dokter kandungan.
Saat melakukan pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved