Polychondritis, juga disebut relapsing polychondritis, adalah penyakit langka yang menyebabkan peradangan tulang rawan di berbagai area tubuh. Penyakit ini paling sering menyerang telinga, hidung, dan saluran udara paru-paru.
Akibatnya, penderita polychondritis dapat mengalami nyeri sendi hingga perubahan bentuk tubuh. Polychondritis dapat menyebabkan telinga, laring, dan trakea menjadi "terkulai" atau pangkal hidung turun hingga terlihat bergelombang atau tidak lurus merata, suatu kondisi yang disebut "saddlenose".
Pada kasus yang parah, polychondritis dapat menyerang organ vital hingga memicu penyakit serius dan dapat mengancam jiwa. Satu teori mengatakan bahwa polikondritis merupakan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel sehat di tubuh.
Polychondritis sebagian besar mempengaruhi tulang rawan di telinga dan persendian. Area yang terkena bisa di hidung, tulang rusuk, tulang belakang, dan tenggorokan. Namun sebenarnya area mana pun bisa terdampak selama jaringannya mirip dengan tulang rawan, misalnya di mata, jantung, kulit, ginjal, tulang rusuk, pembuluh darah, dan sistem saraf.
Gejala umum polychondritis meliputi:
Gejala polychondritis yang lebih jarang dapat berupa:
Baca juga: Anatomi Tulang Rawan Manusia dan Fungsinya
Beberapa kasus juga dikaitkan dengan reaksi abnormal dari sel darah (antibodi serum), protein tiroid (tiroglobulin), sel dinding organ (parietal), sel adrenal, atau tiroid.
Beberapa peneliti percaya bahwa polikondritis mungkin disebabkan oleh kepekaan imunologis terhadap kolagen tipe II, zat normal yang ditemukan di kulit dan jaringan ikat. Peneliti berpikir beberapa kasus mungkin dipicu oleh stres atau hal-hal di lingkungan.
Sementara dugaan lainnya mengungkapkan bahwa gen tertentu bisa membuat Anda lebih berisiko untuk mengalami polychondritis, tetapi gen tersebut tidak diturunkan dalam keluarga.
Polychondritis dapat menyerang siapa saja dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Akan tetapi, kebanyakan kasus polychondritis terjadi pada pasien usia 40-60 tahun.
Dalam mendiagnosis polychondritis dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan berikut:
1. Tanya jawab dan pemeriksaan fisik
Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang gejala yang muncul dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tiga atau lebih tanda berikut:
2. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mencari tanda-tanda terjadinya inflamasi dalam tubuh pasien.
3. Rontgen
Rontgen dengan sinar X juga dapat dilakukan untuk membantu dokter melihat lebih jelas kondisi tulang rawan di dalam tubuh.
4. Biopsi
Dalam beberapa kasus, dokter juga mungkin merekomendasikan biopsi di area peradangan untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dengan gejala yang serupa.
Baca juga: Tanda Inflamasi di Tubuh dan Jenis Makanan yang Ampuh Melawannya
Advertisement
Tidak ada pengobatan khusus untuk relapsing polychondritis. Tetapi ada beberapa perawatan untuk meredakan gejala dan mencegah kerusakan tulang rawan, antara lain:
Baca jawaban dokter: Adakah manfaat sirsak untuk menyembuhkan peradangan?
Komplikasi akibat polychondritis jarang terjadi. Namun sekitar 22% pasien polychondritis dilaporkan mengalami berbagai jenis lesi ginjal dengan micro hematuria atau proteinuria
Saat mengalami gejala
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis polychondritis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved