29 Agt 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Polip serviks adalah pertumbuhan sel abnormal di leher rahim (serviks)
Polip serviks adalah pertumbuhan sel abnormal di leher rahim (serviks). Keberadaan polip ini umumnya cukup normal pada wanita berusia subur, tapi lebih sering terjadi pada wanita di atas 40 tahun.
Serviks adalah saluran yang menghubungkan rahim dengan vagina. Fungsi utamanya adalah memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual.
Polip serviks biasanya tampak sebagai benjolan berwarna kemerahan, keunguan, atau keabu-abuan pada pemeriksaan medis. Kebanyakan polip muncul dalam jumlah tunggal, tapi dapat pula tumbuh dua atau tiga buah sekaligus.
Ukuran polip serviks biasa kurang dari 1-2 cm. Tetapi pada beberapa kasus, ukurannya bisa cukup besar, sehingga menutupi saluran serviks. Bentuknya juga beragam, terkadang berbentuk panjang dan langsing seperti jari, atau bulat seperti bawang.
Polip pada leher rahim umumnya tidak menimbulkan masalah. Namun pada beberapa kasus, polip bisa memicu gejala berupa perdarahan abnormal dan menstruasi yang berat.
Kebanyakan polip serviks bersifat jinak (non-kanker). Untuk mengatasinya, dokter dapat melakukan operasi pengangkatan polip.
Namun kondisi ini tetap perlu diwaspadai karena pada kasus tertentu, polip dapat berkembang menjadi kanker serviks. Menurut data statistik yang disebutkan dalam jurnal StatPearls, kasus polip serviks yang bersifat ganas (kanker) berkisar antara 0,2-1,5% dari seluruh kasus yang dilaporkan.
Polip serviks dapat dibedakan menjadi 2 jenis di bawah ini:
Polip endoservikal adalah polip yang muncul di bagian endoserviks, yakni saluran serviks yang lebih dekat ke rahim. Jenis polip serviks yang paling umum terjadi, dan biasanya dialami oleh wanita usia subur atau belum mengalami menopause.
Polip ektoservikal adalah adalah polip yang muncul di bagian ektoserviks, yaitu mulut dari saluran serviks. Jenis ini lebih sering dialami oleh wanita yang telah mengalami menopause.
Kebanyakan polip serviks tidak menimbulkan gejala, bahkan sekitar 2 dari 3 wanita yang menderitanya tidak mengalami keluhan apapun.
Namun pada kasus tertentu, sejumlah gejala polip serviks di bawah ini juga bisa muncul:
Penyebab polip serviks belum diketahui secara pasti. Tetapi para ahli kesehatan berpendapat bahwa kondisi ini dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
Baca Juga: Begini Cara Membedakan Radang Vagina dengan Kanker Serviks
Beberapa faktor di bawah ini dinilai dapat meningkatkan risiko seorang wanitauntuk terkena polip serviks:
Polip serviks biasanya tidak menunjukkan gejala. Kondisi ini umumnya diketahui saat dokter melakukan pemeriksaan rutin, seperti pap smear atau pemeriksaan lain pada area rahim.
Jika ditemukan adanya pertumbuhan sel abnormal pada serviks pada saat pemeriksaan, dokter dapat melakukan beberapa prosedur di bawah ini untuk memastikan diagnosis:
Advertisement
Sebagian besar polip serviks bersifat jinak dan dapat diangkat melalui operasi sederhana. Jenis pengobatan lain mungkin tidak diperlukan jika polip tidak menimbulkan gejala, tapi dokter akan terus memantau polip secara berkala melalui pemeriksaan rahim rutin.
Terkadang, polip serviks bisa lepas dari serviks dengan sendirinya. Hal ini dapat terjadi saat seorang wanita sedang menstruasi atau ketika hubungan seksual.
Jika dokter telah memutuskan untuk mengangkat polip serviks, beberapa operasi berikut bisa menjadi pilihan:
Setelah prosedur pengangkatan, pasien umumnya dapat mengalami efek samping berupa kram atau keluar darah dari vagina. Untuk meringankan nyeri, dokter dapat memberikan obat penghilang rasa sakit, seperti paracetamol atau ibuprofen.
Jika dibiarkan, polip pada serviks dapat tumbuh cukup besar sehingga memenuhi saluran serviks. Hal ini bisa membuat sel sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur, sehingga proses pembuahan tidak dan kehamilan tidak akan terjadi.
Selain komplikasi terkait kesuburan, polip serviks yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan seorang wanita untuk mengalami peradangan atau infeksi.
Baca juga: Bagaimana Pengaruh Polip Rahim dan Polip Serviks pada Kehamilan?
Cara mencegah polip serviks belum tersedia hingga saat ini. Pasalnya, penyebabnya juga masih belum diketahui secara jelas.
Meski begitu, bagi para wanita (terutama yang dalam usia subur) disarankan untuk menjalani pemeriksaan panggul dan tes Pap smear secara teratur. Jika terdeteksi sejak dini, pengobatan polip serviks dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Mengingat beberapa jenis penyakit seksual menular juga dapat menyebabkan berkembangnya polip serviks, kaum hawa juga perlu menghindari risikonya dengan mempraktikkan seks yang aman dan selalu menjaga kebersihan diri di area kewanitaan.
Penggunaan pakaian dalam yang aman dan nyaman bagi vagina juga disarankan. Misalnya, pakaian dalam berbahan katun yang bisa meningkatkan aliran udara ke area vagina, sehingga mencegah kondisi panas dan lembap yang bisa mengundang infeksi.
Setiap wanita yang aktif berhubungan seks atau telah menikah, disarankan untuk menjalani pemeriksaan rutin terkait area kewanitaannya, misalnya tes Pap smear. Dengan ini, masalah seperti polip serviks dapat diketahui secepatnya.
Anda juga disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter jika merasa nyeri menstruasi lebih parah dari biasanya, keluar darah dalam jumlah banyak dari vagina, atau keluar lendir berwarna kekuningan dari vagina.
Baca jawaban dokter: Kapan sebaiknya melakukan Pap smear?
ebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis polip serviks agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved