1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Virus polio dapat menular melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, atau melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf penderitanya.
Kebanyakan orang yang mengidap polio tanpa gejala dan tidak mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi virus polio. Namun untuk beberapa orang, polio dapat menyebabkan kelumpuhan sementara atau permanen yang dapat membahayakan nyawa.
Tidak ada obat untuk menyembuhkan polio. Vaksinasi adalah satu-satunya cara mencegah terkena polio. Saat ini jumlah penderita polio di seluruh dunia sudah menurun karena pencegahan dengan vaksinasi.
Baca juga: Dulu Mematikan, 5 Penyakit Menular Ini Sudah Ada Obatnya
Penyakit polio tidak menunjukkan gejala. Beberapa orang dapat mengalami gejala flu pada 3-21 hari setelah terinfeksi.
Gejala tersebut berupa:
Gejala ini biasanya menghilang dalam seminggu. Pada beberapa kasus, virus polio dapat menyerang saraf tulang belakang dan dasar otak. Kondisi ini akan menyebabkan kelumpuhan, yang muncul dalam beberapa jam atau hari.
Kelumpuhan biasanya tidak bersifat permanen, dan membaik dalam beberapa minggu atau bulan. Namun pada beberapa kasus, gejala tersebut tetap muncul, bahkan menjadi fatal jika kelumpuhan juga dialami otot pernapasan.
Yang termasuk gejala polio tanpa kelumpuhan adalah:
Ini adalah penyakit polio yang berat tapi langka. Tanda dan gejala awal dari polio ini mirip dengan gejala dari polio non-paralitik, seperti demam dan sakit kepala. Yang membedakan adalah gejala tambahan berupa:
Sindrom ini merupakan kumpulan dari gejala dan tanda yang dialami bertahun-tahun setelah sembuh dari polio. Gejala yang dialami dapat berupa:
Penyebab polio adalah infeksi poliovirus. Ketika memasuki mulut, virus tersebut akan berjalan masuk ke saluran pencernaan dan mulai menggandakan diri. Dalam beberapa kasus, virus juga bisa memasuki pembuluh darah dan menyebar ke sistem saraf.
Kemudian penderitanya akan membuang kotoran yang telah terkontaminasi virus polio ke lingkungan, dan membuat virus dapat menyebar dengan cepat, terutama jika lingkungan tersebut memiliki sanitasi buruk.
Virus polio hanya menginfeksi manusia melalui:
Seseorang dapat terinfeksi virus polio jika:
Orang yang sudah terinfeksi dengan virus dapat menyebarkan virus polio tersebut bahkan sebelum gejala muncul sampai beberapa minggu setelahnya. Penderita polio tanp gejala sekali pun tetap dapat menularkan virus ini pada orang lain.
Faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko terkena polio:
Diagnosis polio biasanya dilakukan dokter berdasarkan gejalanya, seperti leher dan punggung yang kaku hingga kesulitan menelan dan bernapas. Dalam memastikan diagnosis, dokter dapat mengambil sampel yang akan diuji di laboratorium untuk menentukan keberadaan virus polio.
Virus polio dapat dideteksi dalam sampel spesimen yang diambil dari tenggorokan, feses, dan terkadang cairan serebrospinal. Dari spesimen tersebut, dokter akan mendeteksi keberadaan virus melalui beberapa metode berikut ini.
Virus polio akan diisolasi melalui kultur sel. Metode ini dilakukan dengan menyediakan media pertumbuhan bagi virus. Sampel yang telah diolah akan dimasukkan ke media tersebut. Sampel yang positif mengandung poliovirus akan menunjukkan kerusakan sel kultur (cytopathic effect).
Melalui pemeriksaan ini virus dapat dideteksi dengan melacak keberadaan material genetik dari virus polio pada sampel.
Tes serologi adalah pemeriksaan darah untuk mendeteksi antibodi tertentu dalam darah. Melalui pemeriksaan tes serologi poliovirus, kadar antibodi yang dihasilkan sistem imun pasien terhadap virus polio akan diukur.
Advertisement
Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan polio. Terapi yang dilakukan bertujuan untuk menunjang fungsi tubuh dan mengurangi risiko efek jangka panjang.
Pengobatan polio antara lain dilakukan dengan perawatan di rumah sakit, obat penghilang rasa sakit, alat pembantu pernapasan, serta latihan fisik untuk mencegah terjadinya masalah pada otot dan sendi.
Apabila mengalami komplikasi setelah infeksi polio, pasien membutuhkan perawatan berkala dan perhatian khusus, misalnya dengan fisioterapi. Operasi juga dapat menjadi pilihan terapi untuk perbaikan kelainan bentuk tungkai.
Baca juga: Imunisasi IPV, Si Vaksin Polio yang Penting untuk Anak
Tanpa penanganan yang tepat, polio dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Polio dapat dicegah melalui pemberian imunisasi polio. Rekomendasi imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk polio adalah sebanyak 4 kali, yaitu ketika bayi berusia:
Imunisasi booster (penguat) dapat diberikan ketika anak berusia 18 bulan.
Baca jawaban dokter: Bagaimana jika terlambat untuk imunisasi polio saat anak usia 2 bulan?
Tanyakan kepada dokter mengenai rekomendasi vaksin polio sebelum bepergian ke negara dengan banyak kasus polio. Hubungi dokter jika:
Sebelum bertemu dengan dokter, sebaiknya Anda melakukan hal-hal berikut ini.
Dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan berikut ini.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis polio agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved