1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Polimiositis adalah jenis penyakit radang yang membuat otot tubuh melemah.
Polimiositis adalah penyakit peradangan yang menyebabkan otot melemah dan biasanya memengaruhi kedua sisi tubuh. Kondisi ini jarang ditemui, tapi akan menyebabkan penderita sulit menaiki tangga, bangun dari posisi duduk, mengangkat benda, atau mencapai sesuatu yang berada di atas kepala.
Polimiositis biasanya terjadi pada orang dewasa usia 30, 40 atau 50 tahun. Kaum wanita lebih rentan terserang penyakit ini dibandingkan para pria.
Tanda dan gejala polimiositis biasanya berkembang selama lebih dari seminggu atau dalam beberapa bulan. Sampai saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkannya.
Meski demikian, penanganan berupa obat-obatan dan fisioterapi, dapat meningkatkan kekuatan dan fungsi otot pada penderita.
Polimiositis umumnya disebabkan oleh penyakit autoimun sistemik. Penyakit ini sering dipicu oleh berbagai hal, seperti infeksi virus, kanker, atau gangguan jaringan ikat.
Gejala polimiositis bisa berupa:
Tanda polimiositis yang paing terasa adalah kelemahan otot yang memengaruhi kedua sisi tubuh secara merata dan cenderung memburuk. Kondisi ini melibatkan otot terdekat dengan tubuh utama, seperti pinggul, paha, bahu, lengan atas dan leher.
Lemahnya otot biasanya akan disadari oleh penderita saat mengalami kesulitan untuk mengangkat lengan ke atas kepala, menaiki tangga, bangkit dari kursi, atau membawa barang.
Tak hanya itu, kesulitan menelan juga mungkin akan dialami oleh sebagian pasien.
Rasa nyeri mungkin muncul di lokasi otot yang mengalami kelemahan. Makin lama, otot bisa berhenti tumbuh sehingga mengecil.
Kondisi ini umumnya akan memburuk dan penderita mungkin tidak akan merasakan gejala selama berbulan-bulan.
Beberapa gejala lain yang mungkin dialami oleh penderita meliputi:
Hingga sekarang, penyebab polimiositis belum diketahui secara pasti. Tapi ada beberapa faktor yang dikatakan bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini.
Beberapa faktor risiko polimiositis tersebut meliputi:
Tentunya di awal, dokter juga akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik.
Advertisement
Cara mengobati polimiositis belum tersedia secara spesifik. Tapi dokter tetap bisa memberikan perawatan guna meningkatkan kekuatan dan fungsi otot pasien.
Perawatan sebaiknya dimulai sejak dini agar dapat membantu dalam mengurangi gejala dan menurunkan risiko komplikasi secara efektif.
Dokter akan menyesuaikan strategi penanganan polimiositis berdasarkan gejala dan respons penderita terhadap terapi yang diberikan. Beberapa langkah penanganan yang mungkin dianjurkan meliputi:
Obat yang sangat umum digunakan untuk polimiositis adalah:
Obat kortikosteroid sangat efektif dalam mengendalikan gejala polimiositis, contohnya prednison.
Namun penggunaan kortikosteroid untuk jangka panjang bisa memicu efek samping yang serius. Oleh karena itu, dokter akan mengubah dosisnya secara bertahap.
Ketika dikombinasikan dengan kortikosteroid, obat ini dapat mengurangi dosis dan risiko efek samping dari kortikosteroid. Dua jenis obat yang umum digunakan untuk polimiositis meliputi azathioprin dan metotresate.
Sedangkan obat lainnya bisa berupa mikophenolat mofetil, siklosporin dan takrolimus.
Rituximab biasanya diresepkan untuk mengobati rheumatoid arthritis. Namun obat ini akan diberikan oleh dokter bila terapi awal tidak cukup untuk mengendalikan gejala polimiositis.
Berdasarkan tingkat keparahan gejala yang dialami oleh pasien, dokter dapat menyarankan beberapa terapi berikut:
Fisioterapi yang dianjurkan bisa berupa latihan untuk menjaga dan meningkatkan kekuatan otot, serta kelenturannya. Latihan ini akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Jika otot menelan menjadi lemah karena polimiositis, terapi wicara dapat membantu untuk mengimbangi perubahan tersebut.
Pada pengidap polimiositis, mengunyah dan menelan akan menjadi aktivitas yang lebih sulit. Pasien sebaiknya mendapatkan makanan yang mudah dikonsumsi dengan nutrisi yang seimbang.
Penanganan polimiositis lainnya juga bisa berupa pemberian intravenous immunoglobulin (IVIG), yakni darah yang mengandung antibodi dari ribuan pendonor darah.
Antibodi sehat tersebut dapat mencegah kerusakan antibodi yang menyerang otot pada pengidap polimiositis.
Pengobatan IVIG akan diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah, dan harus diulangi beberapa kali supaya menghasilkan efek yang berkelanjutan.
Bila tidak ditangani dengan benar, polimiositis dapat menyebabkan komplikasi yang meliputi:
Jika otot pada esofagus terpengaruh, penderita akan mengalami gangguan menelan. Kondisi ini bisa menyebabkan kekurangan berat badan dan nutrisi.
Kesulitan menelan akan meningkatkan risiko masuknya makanan, cairan, dan air liur ke dalam paru-paru. Kondisi ini kemudian dapat memicu infeksi pada paru-paru dan disebut pneumonia aspirasi.
Jika otot dada terpengaruh oleh polimiositis, penderita akan mengalami masalah penapasan seperti napas pendek. Pada kasus yang lebih parah, gagal napas bisa saja terjadi.
Untuk melakukan pencegahannya diharapkan agar selalu melakukan pola hidup sehat.
Segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala polimiositis. Jangan menunggu hingga kondisi Anda bertambah parah.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis polimiositis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved