1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Polihidramnion adalah jumlah air ketuban yang berlebihan
Polihidramnion adalah kondisi cairan ketuban yang berlebihan pada ibu hamil. Cairan ini mengelilingi janin selama kehamilan.
Polihidramnion sejatinya termausk jarang. Pasalnya, kondisi ini hanya terjadi pada sekitar 1-2 persen kehamilan.
Pada kebanyakan kasus, tingkat polihidramnion tergolong ringan dan merupakan hasil dari penumpukan air ketuban secara bertahap pada trimester kedua kehamilan.
Jika calon ibu didiagnosis mengalami polihidramnion, dokter akan memantau kehamilan secara saksama untuk mencegah komplikasi. Perawatan yang diberikan tentu akan tergantung pada tingkat keparahan kondisi tersebut.
Polihidramnion tingkat ringan bisa sembuh dengan sendirinya. Sedangkan polihidramnion tingkat berat akan membutuhkan pemantauan medis yang lebih ketat.
Gejala polihidramnion umumnya berasal dari tekanan yang ditimbulkan di dalam rahim dan ke organ-organ terdekat.
Polidramnion ringan umunya tidak menyebabkan gejala apapun. Sedangkan pada tingkat berat, polidramnion dapat menyebabkan:
Gejala-gejala di atas mungkin umum dialami oleh wanita hamil dan tidak harus disebabkan oleh polihidramnion. Karena itu, Anda perlu lebih waspada. Konsultasikan ke dokter kandungan jika Anda mengalami dan menkhawatirkan gejala-gejala tersebut.
Pada kasus yang langka, cairan ketuban dapat terbentuk di sekeliling bayi dengan cepat. Segera hubungi dokter kandungan apabila kehamilan tiba-tiba bertambah besar.
Hingga sekarang, penyebab polihidramnion belum bisa dipastikan. Namun para pakar medis menduga faktor-faktor di bawah ini bisa mempertinggi risikonya:
Banyak bayi dengan ibu yang mengalami polihidramnion bisa tetap terlahir sehat. Konsultasi dengan dokter atau bidan jika Anda prihatin atau memiliki pertanyaan.
Jika mencurigai adanya polihidramnion, dokter akan melakukan ultrasound (USG) terhadap janin. Apabila USG menunjukkan bukti adanya polihidramnion, dokter akan melakukan jenis USG dengan lebih detail.
Dokter akan memperkirakan jumlah cairan amnion dengan mengukur kantong cairan terbesar dan paling dalam di sekitar bayi. Nilai cairan amnion yang berukuran 8 cm atau lebih menunjukkan adanya polihidramnion.
Alternatif lain untuk mengukur cairan amnion adalah dengan mengukur kantung besar pada empat bagian spesifik dari rahim. Jumlah dari pengukuran ini adalah indeks cairan amnion (the amniotic fluid index–AFI).
Jika indeks cairan amnion berada pada angka 25 cm atau lebih, ini menunjukkan adanya polihidramnion. Dokter akan menggunakan USG yang lebih detail guna mendiagnosis atau menyingkirkan cacat lahir dan komplikasi lain.
Dokter akan menawarkan pemeriksaan tambahan jika Ibu hamil terdiagnosis mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini akan dilakukan berdasarkan pada faktor risiko, paparan terhadap infeksi, dan evaluasi kondisi janin. Beberapa jenis pemeriksaan tambahan tersebut meliputi:
Pemeriksaan darah dilakukan guna mendeteksi ada atau tidaknya infeksi yang berhubungan dengan polihidramnion.
Amniocentesis adalah prosedur di mana sampel dari cairan ketuban diambil dari rahim untuk diperiksa, termasuk analisis kariotipe yang digunakan untuk mengetahui ketidaknormalan pada kromosom janin.
Jika ibu hamil positif terdiagnosis polihidramnion, dokter akan memantau kehamilan secara seksama. Pemantauan ini termasuk:
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi detak jantung janin ketika ia bergerak. Saat pemeriksaan, Ibu hamil akan mengenakan alat khusus pada perut untuk mengukur detak jantung bayi.
Ibu juga akan diminta untuk makan atau minum sesuatu agar membuat calon bayi menjadi aktif. Perangkat seperti bel juga dapat digunakan guna membangunkan janin dan membuatnya bergerak.
Pemeriksaan ini menggunakan USG untuk menyediakan informasi lebih mengenai napas, tonus, dan pergerakan bayi, serta volume cairan ketuban dalam rahim. Profil biofisik dapat dikombinasikan dengan nonstress test.
Advertisement
Pengobatan polihidramnion akan ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahannya.
Kasus polihidramnion ringan jarang memerlukan pengobatan dan umumnya akan sembuh dengan sendirinya. Bahkan pada kasus yang menyebabkan ketidaknyamanan, biasanya dapat diatasi tanpa intervensi medis. Ibu juga hamil masih meneruskan kehamilannya secara normal, dan melahirkan di antara 39 atau 40 minggu.
Dalam kasus lain, perawatan atau pengobatan untuk kondisi yang mendasari (seperti diabetes) dapat membantu dalam mengatasi polihidramnion.
Jika ibu mengalami kelahiran prematur, sesak napas, atau sakit pada perut, ia akan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Perawatan yang dapat dilakukan meliputi:
Dokter akan menggunakan amniosentesis untuk mengeluarkan cairan ketuban yang berlebihan dari rahim. Prosedur ini mempunyai risiko dari komplikasi berupa kelahiran prematur, solusio plasenta (lepasnya plasenta sebelum waktunya), dan ketuban pecah dini.
Dokter akan memberikan obat indomethacin oral (minum) untuk membantu dalam mengurangi produksi urine oleh janin dan volume cairan ketuban. Namun obat ini tidak direkomendasikan pada kehamilan di bawah 31 minggu.
Setelah perawatan, dokter akan memantau kadar cairan ketuban setiap 1-3 minggu.
Pada ibu hamil yang mengalami polihidramnion berat, dokter akan mendiskusikan waktu persalinan yang layak untuk mencegah komplikasi pada ibu dan bayi.
Polihidramnion bisa menyebabkan sederet komplikasi berikut ini:
Semakin dini polihidramnion terjadi pada kehamilan dan semakin banyak jumlah air ketuban, risiko komplikasi yang akan terjadi juga semakin tinggi.
Bila Anda mengalami gejala polihidramnion, segera periksakan kandungan ke dokter. Jangan sampai terlambat ditangani.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis polihidramnion agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved