1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Pneumonia adalah infeksi pada kantong udara di paru, sehingga bisa dipenuhi cairan atau nanah
Pneumonia adalah peradangan atau infeksi yang menyerang salah satu atau kedua paru-paru. Infeksi yang terjadi dapat menyebabkan penumpukan cairan atau nanah dalam kantong udara kecil yang disebut alveolus. Itu sebabnya, pneumonia juga sering disebut dengan paru-paru basah.
Penumpukan nanah atau cairan itulah yang kemudian membuat seseorang yang mengalaminya jadi sesak napas. Selain kesulitan bernapas, pneumonia juga bisa menyebabkan batuk berdahak, demam, dan menggigil.
Pneumonia bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan jamur. Infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang menjadi pandemi juga bisa menyebabkan pneumonia.
Mikroorganisme penyebab pneumonia bisa menular lewat udara ataupun droplet.
Pneumonia dapat menimbulkan komplikasi serius, terutama apabila dialami oleh lansia di atas 65 tahun, anak-anak berusia dua tahun ke bawah, dan orang yang menderita penyakit lain atau memiliki sistem imun lemah.
Menurut laporan UNICEF, di indonesia sendiri, pneumonia merupakan penyebab kematian balita terbesar kedua. Dari 1000 kelahiran bayi di 2018, 16%-nya mengalami kematian yang disebabkan oleh pneumonia.
Baca juga: Mengenal Obat Herbal Pneumonia yang Aman Dikonsumsi
Secara umum, tanda dan gejala pneumonia meliputi:
Gejala tambahan lainnya dapat bervariasi sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan pasien secara umum, di antaranya:
Mungkin saja, ada gejala pneumonia yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Pneumonia terjadi ketika ada mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), seperti bakteri, virus, atau jamur masuk ke paru-paru dan menyebabkan infeksi. Sistem kekebalan tubuh lantas merespons dengan mengirimkan sel darah putih untuk menyerang infeksi.
Proses tersebut dapat menyebabkan peradangan pada alveolus dan mengakibatkan kantung udara terisi dengan nanah dan cairan sehingga menimbulkan gejala pneumonia.
Beberapa mikroorganisme penyebab pneumonia, antara lain:
Infeksi bakteri adalah penyebab paling umum dari pneumonia (pneumonia bakterial). Beberapa jenis bakteri yang berbeda dapat menyebabkan pneumonia, termasuk:
Virus yang menginfeksi saluran pernapasan dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia virus sering kali ringan dan dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Akan tetapi, pada beberapa kasus yang lebih serius, pasien perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Berbagai virus yang dapat menyebabkan pneumonia meliputi:
Pneumonia yang disebabkan jamur lebih sering terjadi pada orang yang memiliki masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan yang lemah. Beberapa jenis jamur yang dapat menginfeksi paru-paru, antara lain:
Selain dari berbagai penyebab di atas, ada berbagai jenis pneumonia yang dikelompokkan berdasarkan tempat terpapar atau area yang terdampak.
Misalnya, pneumonia yang terjadi akibat tidak sengaja menghirup benda asing dan melukai paru-paru, seperti tersedak makanan. Kondisi ini disebut dengan pneumonia aspirasi.
Selain penyebab di atas, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang kena pneumonia, yaitu:
Baca jawaban dokter: Apakah vaksin pneumonia dapat membuat tubuh kebal corona?
Dalam mendiagnosis pneumonia, dokter biasanya akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien serta melakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan termasuk mendengarkan suara pernapasan pasien dengan stetoskop dan mengukur kadar oksigen darah menggunakan oksimeter denyut yang dipasang di jari.
Jika dokter mencurigai pasien mengalami pneumonia, dokter dapat merekomendasikan tes tambahan, seperti:
Advertisement
Cara mengobati pneumonia bergantung pada kondisi masing-masing pasien dan penyebabnya.
Pengobatan pneumonia bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala, dan mencegah komplikasi. Beberapa pengobatan yang mungkin diberikan dokter, antara lain:
Bagi pasien yang mengalami pneumonia akibat virus dan tidak menunjukkan gejala, biasanya dokter tidak akan memberikan obat apa pun. Ini karena virus bisa mati dengan sendirinya dengan daya tahan tubuh yang kuat.
Dokter biasanya akan meminta pasien untuk banyak beristirahat dan perbanyak cairan, khususnya air putih.
Sementara pada orang yang berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi pneumonia, misalnya orang dengan sistem imun lemah atau punya penyakit kronis perlu ditangani secara intensif melalui rawat inap supaya proses penyembuhan lebih lancar.
Selain itu, dalam suatu penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Hospital Medicine menyebutkan bahwa pneumonia aspirasi biasanya lebih membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit dibanding jenis pneumonia lainnya.
Perawatan yang diberikan di rumah sakit dapat meliputi:
Jika tidak diobati dengan benar, ada komplikasi pneumonia yang mungkin terjadi, antara lain:
Anda bisa menerapkan beberapa cara mencegah pneumonia di bawah ini:
Baca juga: Kenali Jenis Vaksin Pneumonia agar Tak Salah Imunisasi
Periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut:
Jika Anda memiliki tanda atau gejala lain yang mengkhawatirkan, konsultasikan juga dengan dokter.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis pneumonia agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved