logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Perut

Perut Bunyi

1 Jun 2021

| Dedi Irawan

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Pengertian perut bunyi

Perut bunyi terjadi ketika ada gerakan usus saat mendorong makanan. Usus mengalami kekosongan sehingga suara yang ditimbulkan bergema di perut. Jika dibandingkan, suara yang muncul layaknya suara perut bunyi seperti ada air di pipa.

Bunyi dari usus sendiri merupakan hal normal yang sekaligus menandakan bahwa pencernaan bekerja. Untuk mengetahui perut bunyi dengan baik, maka dokter akan mendengarkan perut menggunakan stetoskop.

Pada kebanyakan kasus, kondisi ini tidak mengindikasikan sesuatu. Namun, ada beberapa kasus di mana suara dari perut mengindikasi adanya masalah kesehatan tertentu. Bunyi usus sendiri bisa menurun atau meningkat.

Pencernaan juga mungkin akan mengalami penurunan aktivitas usus. Kondisi ini biasa disebut dengan ileus. Masalah ini bisa menyebabkan gas, cairan, dan isi usus menumpuk. Jika sudah begini, maka hal ini memungkinkan terjadinya pecah dinding usus.

Suara perut yang menurun biasa disebut dengan hipoaktif. Hal ini mencakup penurunan kenyaringan suara, nada, atau keteraturan suara. Kondisi ini juga menandakan bahwa ada pelambatan pada aktivitas usus.

Hipoaktif merupakan kondisi normal selama tidur. Keadaan ini juga normal dalam waktu singkat setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu dan setelah operasi perut. Bunyi perut yang menurun atau tidak ada seringkali mengindikasikan sembelit.

Sementara itu, perut bunyi yang meningkat biasa disebut hiperaktif. Kondisi ini sering sekali terdengar nyaring bahkan tanpa stetoskop. Kondisi ini menandakan adanya peningkatan aktivitas usus. Hal ini kemungkinan terjadi saat seseorang mengalami diare atau setelah makan sehingga sering terjadi perut berbunyi dan mencret.

Keberadaan bunyi perut sering dievaluasi dengan beberapa kondisi berikut:

  • Gas
  • Mual
  • Ada atau tidaknya buang air besar
  • Muntah

Jika bunyi usus terlalu tinggi maka hal tersebut mungkin mengindikasikan obstruksi usus dini. Namun jika tidak ada bunyi usus setelag periode hiperaktif mungkin saja bisa mengindikasikan pecahnya usus, usus tercekik, dan matinya jaringan usus.

 

Penyebab perut bunyi

Penyebab perut bunyi setelah makan kemungkinan besar terkait dengan pergerakan makanan, cairan, cairan pencernaan, dan udara melalui usus Anda. Saat usus memproses makanan, perut mungkin kemungkinan akan bergejolak.

Dinding saluran pencernaan sendiri sebagian besar terdiri dari otot. Saat makan, dinding usus kemudian akan mengalami kontraksi untuk mencampur dan memeras makanan melalui usus sehingga bisa dicerna. Proses ini biasa disebutdengan gerakan peristaltik.

Gerakan peristaltik inilah yang umumnya bertanggung jawab atas suara gemuruh yang kita dengar setelah makan. Ini dapat terjadi beberapa jam setelah makan dan bahkan pada malam hari ketika akan tidur.

Perut bunyi juga dihasilkan dari kondisi lapar. Saat Anda lapar, zat seperti hormon di otak mengaktifkan keinginan untuk makan, yang kemudian mengirimkan sinyal ke usus dan perut. Akibatnya, otot-otot dalam sistem pencernaan berkontraksi dan menimbulkan suara keroncongan.

Sebagian besar suara yang dengar di usus disebabkan oleh pencernaan normal. Namun, perut bunyi dengan gejala yang menyertainya mungkin disebabkan oleh kondisi mendasar yang lebih serius atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Bunyi usus baik yang hiperaktif, hipoaktif, atau taka da sama sekali mungkin dikaitkan dengan beberapa kondisi berikut:

  • Trauma
  • Infeksi di dalam saluran pencernaan
  • Hernia
  • Bekuan darah atau aliran darah rendah ke usus
  • Kadar kalium dalam darah abnormal
  • Kadar kalsium dalam darah abnormal
  • Tumor
  • Penyumbatan usus atau obstruksi usus
  • Perlambatan sementara gerakan usus atau ileus

Penyebab lain dari bunyi usus kategori hiperaktif adalah:

  • Bisul berdarah
  • Alergi makanan
  • Infeksi yang menyebabkan peradangan atau diare
  • Penggunaan pencahar
  • Pendarahan di saluran pencernaan
  • Penyakit radang usus, terutama penyakit Crohn

Penyebab bunyi perut yang hipoaktif atau tidak adanya suara usus antara lain:

  • Borok berlubang
  • Obat-obatan tertentu, seperti kodein
  • Anestesi umum
  • Operasi perut
  • Cedera radiasi
  • Kerusakan usus
  • Penyumbatan sebagian atau seluruhnya dari usus
  • Infeksi rongga perut, atau peritonitis

 

Advertisement

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segeralah kunjungi dokter jika perut bunyi diikuti dengan gejala-gejala berikut:

  • Terjadi pendarahan dari rektum
  • Merasa mual
  • Diare atau sembelit yang terus berlanjut
  • Muntah
  • Terjadi kerusakan usus
  • Penyumbatan usus yang parah

Sebaiknya pasien segera mendapatkan perawatan darurat di rumah sakit agar kondisi tersebut segera teratasi.

 

Advertisement

mualdiaremasalah pencernaanherniasakit perut

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved