1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Kelebihan atau kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan memicu timbulnya penyakit.
Penyakit tiroid adalah istilah umum bagi kondisi medis yang melibatkan gangguan kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon dalam jumlah yang cukup.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk seperti kupu-kupu di bagian leher bawah, tepat di bawah jakun. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan hormon yang mengendalikan metabolisme tubuh.
Penyakit tiroid disebabkan karena adanya abnormalitas pada kelenjar tiroid baik secara struktur maupun fungsi hormon. Ketika kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid maka akan menyebabkan hipertiroidisme.
Selain itu, jika kelenjar tidak cukup berfungsi maka disebut sebagai hipotiroidisme. Pembesaran kelenjar tiroid juga dapat terjadi karena kanker.
Untuk mendiagnosis penyakit tiroid, dokter akan melakukan tanya jawab, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Pengobatan tergantung pada jenis penyakitnya, namun dapat meliputi pemberian obat-obatan, terapi radioiodida (radioaktif), atau operasi kelenjar tiroid.
Pada umumnya, terdapat 4 jenis penyakit tiroid yaitu tiroiditis Hashimoto, penyakit Graves, goiter, dan nodul tiroid. Berikut penjelasannya.
Tiroiditis Hashimoto merupakan penyakit tiroid yang ditandai dengan hipotiroidisime. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih sering ditemui pada wanita dewasa muda.
Tiroditis Hashimoto adalah penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali dan menghancurkan kelenjar tiroid sehingga terjadi gangguan produksi hormon.
Penyakit Graves juga merupakan penyakit autoimun seperti tiroiditis Hashimoto, namun kondisi ini ditandai dengan hipertiroidisme atau berlebihnya produksi hormon tiroid dalam tubuh.
Kadar hormon tiroid yang tinggi dalam tubuh akan menyebabkan metabolisme tubuh berlangsung cepat. Hal ini akan menimbulkan gejala hipertiroidisme seperti cemas, berdebar, dan berkeringat.
Goiter atau penyakit gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid nonkanker. Penyebab terseringnya adalah defisiensi yodium yang terdapat pada garam.
Bila kondisi ini bersifat ringan, tidak ada gejala yang ditimbulkan. Namun goiter dapat menimbulkan beberapa gejala bila pembesaran yang terjadi cukup besar tergantung pada ukurannya.
Nodul tiroid adalah benjolan yang terjadi pada kelenjar tiroid. Penyebabnya tidak selalu diketahui, namun dapat berupa defisiensi yodium dan tiroiditis Hashimoto.
Benjolan dapat berisi cairan atau padat. Kebanyakan benjolan bersifat jinak. Namun pada beberapa kasus, benjolan dapat bersifat ganas (kanker).
Beberapa nodul tiroid dapat menghasilkan hormon sehingga menyebabkan tingginya kadar hormon tiroid dalam darah (hipertiroidisme).
Umumnya, gejala penyakit tiroid dapat dibedakan menjadi dua jenis di bawah ini:
Hipertiroidisme adalah kondisi kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon dalam jumlah berlebihan. gejalanya dapat meliputi:
Hipotiroidisme merupakan kondisi yang muncul saat kelenjar tiroid menghasilkan hormon dalam jumlah terlalu sedikit. Gejalanya bisa berupa:
Penyebab penyakit tiroid bisa dikelompokkan menjadi:
Pemicu kelebihan hormon tiroid meliputi penyakit Graves, tiroiditis subakut (peradangan tiroid), tidak berfungsinya kelenjar hipofisis, pertumbuhan kanker kelenjar tiroid, atau adenoma toksik (berkembangnya nodul pada kelenjar tiroid) yang mengganggu keseimbangan metabolisme dalam tubuh.
Hipotiroidisme dapat terjadi karena paparan iodium yang berlebihan, pengangkatan kelenjar tiroid, dan mengidap penyakit tiroiditis Hashimoto yang merusak jaringan tiroid.
Beberapa faktor risiko penyakit tiroid meliputi:
Diagnosis penyakit tiroid dapat ditegakkan dengan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:
Pemeriksaan fisik dapat memeriksa kelenjar tiroid pasien dengan cepat. Pada pemeriksaan ini, dokter akan meraba bagian leher untuk mencari adanya pembesaran kelenjar tiroid.
Selain itu, dokter juga dapat menilai getaran pada tangan (tremor), perubahan mata dan kulit yang hangat dan lembab, dan peningkatan denyut nadi.
TSH dihasilkan oleh kelenjar pituitari di otak dan berfungsi mengatur keseimbangan hormon tiroid di dalam darah. Hipotiroidisme ditandai dengan kadar hormon TSH yang meningkat dan hipertiroidisme ditandai dengan kadar hormon tiroid yang rendah.
T4 adalah salah satu hormon tiroid. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi hipotiroidisme dan hipertiroidisme, dan dapat memantau perkembangan penyakit tiroid. Kadar T4 yang rendah ditemukan pada hipotiroidisme sedangkan kadar T4 yang tinggi ditemukan pada hipertiroidisme.
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kadar T4 dengan lebih akurat.
T3 juga merupakan salah satu hormon tiroid. Kadar T3 yang rendah dapat ditemukan pada hipotiroidisme, namun tes ini lebih sering digunakan untuk mendiagnosis dan menangani hipertiroidisme. Pada hipertiroidisme, kadar T3 dalam darah akan meningkat.
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kadar T3 dengan lebih akurat.
Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi berbagai jenis penyakit tiroid autoimun.
Tes ini digunakan untuk mendiagnosis C-cell hyperplasia dan medullary thyroid cancer, dua jenis penyakit tiroid yang langka.
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosis tiroiditis (peradangan tiroid) dan memantau pengobatan kanker tiroid.
Pemeriksaan pencitraan yang dapat dilakukan meliputi thyroid scan (sidik tiroid) dan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat membantu dokter menilai bentuk kelenjar tiroidm dan mendeteksi adanya pembesaran atau benjolan.
Advertisement
Cara mengobati penyakit tiroid yang dilakukan akan bergantung pada jenis penyakitnya. Berikut penjelasannya:
Pada penyakit tiroid dengan gejala hipotiroidisme, obat berisi hormon tiroid buatan bernama levothyroxine akan diberikan. Tes darah akan dilakukan berkala untuk memastikan efektivitas obat dan mengatur dosis. Pasien dengan hipotirodisme perlu mengonsumsi obat ini seumur hidup.
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengobati penyakit tiroid dengan gejala hipertiroidisme, antara lain:
Komplikasi penyakit tiroid dapat terjadi bila kondisi ini tidak ditangani dengan tepat.
Tidak ada cara mencegah hipotirodisme, namun pasien dengan risiko penyakit tiroid. Misalnya, ibu hamil perlu memeriksakan kebutuhan yodiumnya ke dokter.
Pemeriksaan skrining juga tidak direkomendasikan bagi pasien yang tidak bergejala, kecuali memiliki faktor risiko yang berupa:
Konsultasilah dengan dokter jika merasa lelah tanpa penyebab jelas, memiliki gejala penyakit tiroid, seperti kulit kering, wajah bengkak dan pucat, sembelit, suara serak atau gejala seperti detak jantung yang cepat, keringat yang tidak biasa, dan pembengkakan pangkal leher.
Periksalah juga jika anda pernah meminum obat antitiroid, operasi tiroid, terapi radiasi kepala, leher, dan dada bagian atas. Pemeriksaan lebih awal akan membantu kesembuhan yang lebih cepat.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis penyakit tiroid. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved