1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyakit sapi gila ditularkan dari konsumsi otak atau sumsum tulang belakang sapi yang terinfeksi
Penyakit sapi gila adalah gangguan medis yang menyerang sistem saraf pusat sapi. Dalam dunia medis, penyakit ini dikenal juga dengan istilah atau bovine spongiform encephalopathy (BSE).
Sementara penyakit sapi gila yang menyerang manusia disebut variant Creutzfeldt-Jakob disease (vCJD). Kondisi ini tergolong sebagai penyakit yang langka terjadi.
Manusia dapat mengalami penyakit sapi gila jika mengonsumsi otak atau sumsum tulang sapi yang menderita BSE. Hingga saat ini, belum ada bukti bahwa penyakit ini dapat menular melalui daging ataupun susu sapi.
Manusia yang terkena vCJD juga tidak bisa menularkan penyakit ini ke manusia lain melalui kontak biasa, misalnya bersalaman atau mengobrol. Meski begitu, orang yang menghabiskan waktu setidaknya tiga bulan di tengah area wabah penyakit sapi gila dilarang mendonorkan darahnya.
Hingga sekarang, masa inkubasi penyakit sapi gila belum diketahui. Masa inkubasi adalah jeda waktu yang diperlukan oleh penyakit ini dari penularan hingga menyebabkan gejalanya.
Gejala yang muncul dapat berbeda tergantung jenis penyakit sapi gila yang diderita. Jika penyakit tersebut diderita seorang pasien karena mengonsumsi otak atau sumsum tulang sapi yang menderita BSE, maka gejala yang muncul yaitu terkait dengan kondisi psikologis pasien. Akan tetapi, jika penyakit sapi gila diderita seorang pasien karena faktor keturunan, maka gejala yang muncul yaitu terkait dengan sistem saraf pasien.
Gejala penyakit sapi gila mungkin saja muncul bertahun-tahun setelah Anda mengonsumsi otak atau sumsum tulang sapi yang terkontaminasi. Secara umum, gejala penyakit ini ketika menyerang manusia meliputi:
Para pakar belum mengetahui penyebab penyakit sapi gila secara pasti. Namun mereka memperkirakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada suatu jenis protein yang disebut prion.
Prion tersebut ditemukan di otak, sumsum tulang, dan usus halus pada hewan ternak yang mengalami penyakit sapi gila. Sampai sekarang, belum ada penelitian yang bisa membuktikan bahwa kerusakan ini ditemukan pada daging maupun susu hewan ternak.
Jika manusia mengonsumsi otak atau sumsum tulang belakang dari hewan ternak yang mengandung prion, protein ini akan masuk ke dalam tubuh manusia dan menyerang sistem saraf pusat, yakni otak dan sumsum tulang belakang.
Faktor-faktor risiko penyakit sapi gila meliputi:
Diagnosis penyakit sapi gila yang pasti hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan biopsi jaringan otak setelah penderitanya meninggal. Namun ketika Anda mencurigai adanya gejala yang menandakan penyakit ini, Anda tetap dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan medis berupa tanya jawab, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dokter akan menanyakan gejala-gejala yang Anda rasakan, riwayat penyakit Anda dan keluarga, serta faktor-faktor risiko terkait penyakit sapi gila.
Pemeriksaan saraf pada penderita umumnya akan menunjukkan gejala kedutan dan kram otot, refleks yang tidak normal, dan gangguan koordinasi. Sementara pemeriksaan mata pada beberapa penderita juga bisa memperlihatkan adanya gangguan penglihatan.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin akan disarankan adalah:
Pemeriksaan ini menggunakan elektroda yang dipasang di kepala, untuk mengukur aktivitas listrik di otak Anda. Otak penderita penyakit sapi gila umumnya memiliki aktivitas listrik yang tidak normal.
MRI bisa memberikan hasil berupa gambar dari organ dalam serta jaringan lunaknya, termasuk otak. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter dalam menilai ada tidaknya kelainan pada struktur otak Anda.
Pungsi lumbal bertujuan mengambil sampel dari cairan sumsum tulang belakang. Sampel cairan ini kemudian akan diperiksa di laboratorium.
Advertisement
Hingga saat ini, belum ada pengobatan secara khusus penyakit sapi gila yang dapat menyembuhkannya. Penanganan medis bertujuan meredakan gejala yang dialami oleh pasien menggunakan obat.
Obat yang digunakan antara lain adalah obat bius serta antidepresan untuk menangani gejala-gejala psikologis (misalnya gangguan kecemasan dan/atau depresi) dari penyakit sapi gila. Obat seperti clonazepam dan sodium valproate juga digunakan untuk menangani gejala-gejala seperti pergerakan otot secara tiba-tiba atau tremor (bagian tubuh seperti tangan bergetar tanpa bisa dikendalikan).
Penyakit sapi gila memiliki efek yang sangat besar pada otak serta tubuh penderita, dan biasanya berkembang dengan cepat. Seiring waktu, pasien penderita penyakit ini akan menjauhi keluarga serta teman mereka dan akhirnya kehilangan kemampuan untuk mengenali ataupun berhubungan dengan mereka.
Selain itu, pasien juga akan kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri sebelum akhirnya masuk kondisi koma. Oleh karena itu, penyakit ini selalu dianggap fatal terhadap kesehatan pasien.
Penyakit sapi gila dapat dicegah dengan menghindari konsumsi otak dan sumsum tulang sapi, terutama yang tidak diketahui sumber, kebersihan, dan keamanannya. Jika Anda memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit sapi gila, konsultasi dengan ahli genetika direkomendasikan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara mendetil risiko Anda terkena penyakit sapi gila karena faktor genetik.
Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala penyakit sapi gila pada manusia atau merasakan kejanggalan pada tubuh Anda.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis penyakit sapi gila.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved