1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyakit paru interstisial merupakan salah satu dari 200 alasan paru-paru meradang
Penyakit paru interstisial merupakan kategori penyakit paru-paru yang mencakup lebih dari 200 penyakit. Dalam penyakit paru interstisial, terjadi peradangan dan terbentuknya jaringan parut akibat adanya luka di sekitar alveoli, yakni kantong-kantong udara dalam paru-paru.
Adanya jaringan parut menyebabkan alveoli tidak dapat mengembang dan kaku. Alveoli berfungsi mengantarkan oksigen ke aliran darah, sehingga ketika menjadi kaku, tubuh menjadi kekurangan oksigen.
Penyakit ini bisa juga menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti pada saluran udara, selaput paru-paru, dan pembuluh darah. Jika jaringan parut sudah terbentuk, kondisi tersebut tidak dapat diperbaiki lagi.
Obat-obatan memang dapat memperlambat kerusakan yang terjadi akibat penyakit ini, namun biasanya fungsi paru-paru tidak akan kembali seperti semula. Salah satu pilihan menanggulangi penyakit ini adalah melalui transplantasi paru-paru.
Penyakit paru interstisial mencakup lebih dari 200 penyakit. Kurang lebih penyakit paru interstisial tersebut dapat dikelompokkan menjadi lima kategori berdasarkan penyebabnya, yakni:
Gejala yang dialami bisa berbeda-beda untuk setiap penderita, begitu juga dengan kecepatan memburuknya gejala yang dialami. Meski demikian, gejala paling umum dari sebagian besar penyakit-penyakit paru interstisial pada intinya disebabkan oleh peradangan. Jenis-jenis peradangan yang terjadi dapat digolongkan berdasar bagian organ pernapasan mana yang mengalaminya, diantaranya:
Gejala yang dapat timbul akibat peradangan-peradangan tersebut umumnya adalah:
Gejala-gejala tersebut bisa menyerupai gejala penyakit paru-paru lainnya yang bukan tergolong penyakit paru interstisial, atau bahkan menandakan penyakit yang jauh berbeda. Maka dari itu penting untuk meminta diagnosis dokter untuk memastikan penyakit yang diderita.
Penyakit paru interstisial bisa timbul ketika terjadi cedera pada paru-paru yang memicu terjadinya respons penyembuhan abnormal. Ketika tubuh mengalami luka, selama proses penyembuhan tubuh akan memproduksi jaringan dalam jumlah tertentu untuk memperbaiki luka tersebut.
Hanya saja pada penyakit paru interstisial, proses penyembuhan tidak berjalan normal, sehingga jaringan disekitar alveoli menebal dan akhirnya menjadi jaringan parut. Kondisi ini membuat alveoli menjadi kaku dan sulit mengembang, sehingga menyulitkan perpindahan oksigen dari paru-paru ke aliran darah.
Cedera pada paru-paru tersebut bisa terjadi akibat beberapa hal. Pada penyakit pneumonia interstisial, penyakit timbul akibat infeksi bakteri, virus, dan jamur. Pada penyakit paru interstisial lainnya, luka bisa disebabkan akibat terpapar pemicu yang menyebabkan iritasi dalam paru-paru apabila terhirup dalam jangka waktu panjang. Beberapa pemicu tersebut adalah:
Selain itu beberapa obat-obatan seperti nitrofurantoin, amiodarone, bleomycin, dan dapat menyebabkan penyakit paru interstisial.
Kerusakan paru juga dapat muncul karena penyakit autoimun, termasuk lupus, rheumatoid arthritis, dermatomiositis dan polimyositis, mixed connective tissue disease, sjorgen’s syndrome, sarkoidosis dan skleroderma.
Substansi dan kondisi yang dapat menyebabkan penyakit paru interstisial sangat banyak. Meskipun demikian, pada beberapa kasus penyebabnya tidak diketahui. Jenis gangguan paru-paru tanpa ada penyebab yang jelas disebut sebagai pneumonia interstisial idiopatik. Jenis penyakit yang paling umum dan membahayakan adalah fibrosis paru idiopatik.
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang rentan terkena penyakit paru interstisial antara lain:
Penyakit paru interstisial bisa sulit diidentifikasi karena gejalanya mirip dengan gejala penyakit paru lainnya. Penyebab terjadinya penyakit paru interstisial pun bisa berbeda-beda. Maka dari itu penting untuk melakukan diagnosis yang menyeluruh untuk memastikan penyakit yang diderita.
Tindakan yang mungkin saja perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis antara lain:
Tes darah bisa mendeteksi adanya protein, antibodi, atau tanda-tanda penyakit autoimun lainnya. Tes ini pun dapat mendeteksi tanda terjadinya peradangan akibat terpapar benda-benda tertentu, seperti jamur atau protein burung.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan film rontgen dada penderita penyakit paru interstitial. Prosedur medis ini bertujuan untuk menunjukkan garis-garis halus pada paru-paru. Rontgen dada merupakan pemeriksaan pertama dalam mengevaluasi sebagian besar penderita masalah pernapasan.
Pemeriksaan ini menggunakan komputer untuk menggabungkan gambar-gambar hasil rontgen dada pasien. Gabungan gambar-gambar tersebut akan menghasilkan gambaran paru-paru dan organ di sekitarnya secara lebih detil dan rinci. Pemeriksaan ini biasanya dapat menunjukkan keberadaan penyakit paru interstisial.
Saat menjalani pemeriksaan ini, pasien duduk di bilik plastik tertutup dan bernapas melalui tabung. Seseorang yang menderita penyakit paru interstisial mungkin memiliki kapasitas paru total yang berkurang. Penderita juga dapat mengalami penurunan kemampuan untuk mengalirkan oksigen dari paru-paru ke dalam darah. Pemeriksaan fungsi paru biasanya dilakukan dengan spirometri atau oksimetri.
Biopsi paru umumnya dilakukan dengan mengambil sampel jaringan paru. Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium. Biopsi merupakan satu-satunya cara untuk menentukan jenis penyakit paru interstisial yang dimiliki seseorang.
Beberapa jenis biopsi yang dapat dilakukan adalah:
Advertisement
Sejauh ini pengobatan penyakit paru interstisial tidak dapat mengembalikan struktur paru-paru menjadi normal setelah jaringan parut sudah terbentuk, tetapi obat-obatan tersebut mampu memperlambat perkembangan penyakit dan membantu pernapasan.
Apabila penyakit paru interstisial disebabkan oleh paparan bahan atau obat beracun, sangat disarankan bagi penderita untuk menghindari paparan dan obat tersebut.
Jenis-jenis pengobatan yang dapat dokter berikan untuk mengontrol penyakit paru interstisial diantaranya:
Apabila kondisi yang dialami sudah berat dan pengobatan-pengobatan tersebut tidak menunjukkan perubahan atau tidak dapat membantu, maka pilihan terakhir adalah dengan melakukan transplantasi paru-paru. Biasanya, operasi ini disarankan apabila Anda berusia di bawah 65 tahun. Terkecuali untuk beberapa kasus tertentu, transplantasi paru-paru dapat dilakukan pada orang yang berusia di atas 65 tahun.
Jika dibiarkan, penyakit paru interstisial dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya, diantaranya:
Jenis-jenis penyakit paru interstisial yang terjadi secara genetik atau idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) sejauh ini tidak dapat dicegah. Meski begitu, jenis-jenis penyakit paru interstisial lainnya masih bisa dicegah melalui hal-hal berikut:
Segeralah berkonsultasi dengan dokter paru-paru jika mengalami gejala yang telah disebutkan, terutama jika Anda tinggal atau bekerja di lingkungan yang berpotensi mengandung iritan berbahaya untuk paru-paru.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal berikut:
Dokter mungkin akan memberikan beberapa pertanyaan kepada Anda, dan sebaiknya Anda memberikan informasi yang jelas agar dokter dapat mendiagnosis dengan lebih baik. Berikut ini pertanyaan yang mungkin diajukan.
Setelah mengajukan pertanyaan tersebut, umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan lanjutan apabila perlu. Hal ini untuk memastikan penyakit apa yang Anda derita, sehingga Anda segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved