1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Sebagian besar penderita terserang Parkinson pada usia 60-an.
Penyakit Parkinson atau Parkinson disease adalah kelainan saraf yang lama-kelamaan memburuk dan memengaruhi kemampuan gerak penderita. Penyakit ini disebabkan oleh rusaknya sel-sel pada bagian otak bernama substansia nigra.
Gejala Parkinson biasanya muncul secara bertahap dan memburuk dari waktu ke waktu. Semakin lama, penderita akan mengalami kesulitan berjalan dan berbicara.
Selain itu, penderita dapat mengalami perubahan kondisi mental dan perilaku, gangguan tidur, depresi, gangguan ingatan, serta kelelahan.
Penyakit Parkinson dapat dialami oleh siapa saja. Tetapi lebih dari 50% kasusnya dialami oleh laki-laki.
Selain jenis kelamin, usia juga menjadi faktor risiko penyakit Parkinson. Sebagian besar penderita pertama kali mengalami gejala pada usia 60-an. Sementara pada sekitar 5-10 persen penderita, gejala awal bisa muncul sebelum umur 50 tahun.
Penyakit Parkinson tidak dapat disembuhkan. Tapi konsumsi obat-obatan, terapi, dan perubahan gaya hidup dapat membantu untuk meringankan gejala yang mendera penderita. Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat melakukan operasi.
Gejala Parkinson muncul secara bertahap. Tiap penderita bisa mengalami gejala yang berbeda dengan urutan gejala yang berlainan pula.
Ada tiga gejala utama Parkinson yang memengaruhi pergerakan fisik penderitanya:
Tramor adalah gemetar pada bagian tubuh tertentu. Gejala ini kerap bermula dari tangan atau lengan saat tubuh sedang rileks.
Dalam dunia medis, gerak tubuh yang lambat disebut bradykinesia. Gejala ini berupa pergerakan tubuh penderita penyakit Parkinson yang menjadi jauh lebih lamban dari biasanya.
Otot kaku dan tidak lentur akan membuat tubuh penderita susah bergerak hingga sudah menunjukkan ekspresi pada wajahnya. Gejala ini juga dapat mengakibatkan dystonia atau kram otot.
Di samping gejala utama tersebut, penyakit Parkinson dapat mengakibatkan kondisi fisik dan mental lain yang berupa:
Gejala awal penyakit Parkinson dapat bersifat ringan dan kadang tidak dirasakan penderita. Tanda-tandanya sering hanya terasa pada satu sisi tubuh sebelum memengaruhi sisi tubuh lainnya.
Penyebab penyakit Parkinson belum diketahui secara pasti hingga sekarang. Namun penyakit ini muncul karena adanya kerusakan bertahap pada sel-sel saraf tertentu pada otak bernama substansia nigra.
Saraf di substansia nigra berperan memproduksi hormon dopamin. Hormon ini membantu dalam mengendalikan dan mengkoordinasikan gerakan tubuh.
Oleh sebab itu, kerusakan saraf pada substansia nigra akan menyebabkan berkurangnya kadar dopamin. Akibatnya, gerak tubuh penderita akan lebih lambat. Gejala Parkinson umumnya baru akan berkembang jika 80 persen dari sel-sel saraf ini telah rusak.
Meski penyebab Parkinson belum diketahui, ada beberapa faktor yang berperan dalam meningkatkan kemungkinannya. Faktor-faktor risiko ini meliputi:
Gejala penyakit Parkinson umumnya dialami olah seseorang pada usia 60-an.
Kaum pria berisiko mengalami penyakit Parkinson daripada wanita.
Para pakar kesehatan menemukan bahwa mutasi genetik tertentu dapat meningkatkan risiko penyakit Parkinson.
Penggunaan pestisida dan herbisida dikatakan dapat menambah kemungkinan seseorang untuk mengalami penyakit Parkinson.
Risiko seseorang untuk mengalami penyakit Parkinson bisa meningkat apabila ia memiliki kerabat dekat yang juga menderita gangguan medis yang sama.
Hingga sekarang, belum ada tes khusus untuk mendiagnosis penyakit Parkinson dengan pasti. Namun dokter saraf akan melakukan serangkaian metode pemeriksaan berikut untuk mendeteksi penyakit ini:
Dokter akan menanyakan seluruh gejala yang dialami oleh pasien. Dokter juga akan memeriksa riwayat medis pasien maupun keluarga
Dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis dan fisik, untuk mencari tanda-tanda penyakit Parkinson.
Dopamine transporter scan (DAT scan) dilakukan untuk mengukur kadar hormon dopamin dalam otak seseorang. Tes ini menggunakan obat yang mengandung radioaktif, tapi kadarnya tergolong aman untuk pasien.
Pemeriksaan laboratorium seperti tes darah bertujuan mendeteksi ada tidaknya kemungkinan penyebab lain, yang bisa memicu gejala serupa.
Pemeriksaan pencitraan juga akan dianjurkan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada otak pasien. Tes ini bisa berupa MRI, CT scan, USG, serta PET scan.
Untuk membantu mengenali tingkat keparahan dari gejala penyakit Parkinson, banyak dokter mengidentikasi gejala dengan skala the Hoehn and Yahr di bawah ini:
Tahap 1 meliputi gejala penyakit Parkinson ringan, yang bahkan tidak disadari oleh penderita ataupun mengganggu keseharian. Sementara pada pengidap yang bergejala, keluhan hanya muncul pada salah satu sisi tubuhnya.
Pada tahap ini, penderita dapat mengalami gejala berupa tremor, otot kaku, dan perubahan ekspresi wajah. Gejala ini bisa terjadi pada kedua sisi tubuh dan berkembang dari tahap 1 ke tahap 2 dalam beberapa bulan.
Gerakan tubuh penderita mulai melambat dan keseimbangannya terganggu. Akibatnya, ia lebih berisiko untuk terjatuh.
Pada tahap 3, gejala mulai memengaruhi kegiatan sehari-hari. Namun pasien masih bisa beraktivitas secara mandiri.
Pada tahap 4, pergerakan tubuh sudah melambat secara signifikan. Penderita akan mengalami kesulitan berdiri tanpa bantuan penyangga, sehingga sangat berbahaya jika ia hidup sendiri.
Pada tahap 5, penderita biasanya membutuhkan kursi roda dan dapat mengalami kebingungan, delusi, serta halusinasi.
Setelah tahap 5, penderita penyakit Parkinson dapat mengalami komplikasi.
Advertisement
Meski tidak dapat disembuhkan, obat-obatan, terapi pendukung, dan operasi dapat membantu penderita untuk mengendalikan gejala penyakit Parkinson sekaligus mempertahankan kualitas hidup.
Serangkaian cara mengobati penyakit Parkinson yang bisa dianjurkan oleh dokter meliputi:
Ada beberapa terapi yang dapat membantu pasien Parkinson untuk mengelola gejalanya. Apa sajakah itu?
Fisioterapi bertujuan membantu dalam meredakan otot kaku serta nyeri sendi. Terapi ini harus dilakukan di bawah bimbingan fisioterapis berpengalaman dan pengawasan dokter.
Terapis mengajarkan pasien agar bisa beradaptasi dan tetap mampu melakukan aktivitas sehari-hari yang sederhana. Misalnya, mandi, berpakaian, makan, menyisir rambut, dan lain-lain.
Terapi wicara akan membantu pasien untuk mengelola gangguan bicara dan menelan yang dialaminya.
Perubahan dan perbaikan pola makan juga bisa dianjurkan. Contohnya, mengonsumsi serat dan cukup minum, serta makan dalam porsi kecil, tapi lebih sering.
Obat-obatan dapat membantu dalam mengendalikan gejala fisik dan mental yang berhubungan dengan penyakit Parkinson. Misalnya, obat untuk meningkatkan kadar dopamin, memengaruhi kimiawi otak, serta mengontrol gejala nonmotorik.
Beberapa jenis obat tersebut meliputi:
Operasi dan deep brain stimulation juga bisa dilakukan ketika pemberian obat, terapi, ataupun perubahan gaya hidup tidak memberikan hasil efektif pada pasien penyakit Parkinson.
Penyakit Paskinson lama-kelamaan dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Dokter juga akan memberikan penanganan yang sesuai untuk penyakit Parkinson pada tahap lanjut yang sering disertai komplikasi.
Karena penyebabnya belum diketahui dengan pasti, cara mencegah penyakit Parkinson juga tidak tersedia. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat membantu mengurangi risiko penyakit Parkinson.
Ada juga dugaan yang menyebut bahwa mengonsumsi kafein berpotensi mengurangi risiko penyakit Parkinson. Contohnya, teh, kopi, dan minuman bersoda. Namun belum ada bukti yang cukup mengenai hal ini.
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala yang mungkin terkait dengan penyakit Parkinson.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis penyakit Parkinson agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Dengan mencermati apa itu penyakit Parkinson serta gejalanya, penderita maupun orang terdekatnya diharapkan dapat lebih waspada. Dengan ini, pengobatan bisa dilakukan secepatnya.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved