1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Penyakit kawasaki umumnya terjadi pada anak-anak
Penyakit Kawasaki adalah kondisi demam akut yang disertai peradangan pada dinding arteri berukuran sedang di sepanjang tubuh. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak anak berusia di bawah lima tahun (balita).
Peradangan cenderung berdampak pada pembuluh darah arteri koroner jantung. Arteri ini berfungsi menyuplai darah ke otot jantung.
Penyakit Kawasaki juga disebut sindrom limfe mukokutan (mucocutaneous lymph node syndrome). Pasalnya, kondisi memengaruhi nodus limfa, kulit, dan membran mukus di dalam mulut, hidung, serta tenggorokan.
Gejala dari penyakit Kawasaki meliputi demam tinggi dan kulit mengelupas, yang bisa membahayakan. Namun kebanyakkan anak yang mengalaminya dapat sembuh tanpa komplikasi yang serius.
Gejala penyakit Kawasaki terbagi menjadi beberapa fase di bawah ini:
Gejala fase 1
Gejala fase 2
Gejala fase 3
Pada fase 3, gejala-gejala yang dialami leh penderita perlahan-lahan menghilang dan mereda, kecuali jika terjadi komplikasi. Kemungkinan perlu waktu sekitar delapan minggu sebelum pasien sembuh total.
Mungkin saja ada tanda dan gejala penyakit Kawasaki yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Baca juga: 12 Cara Mengobati Ruam Kulit Berdasarkan Penyebabnya
Penyebab utama penyakit Kawasaki belum diketahui secara pasti sampai sekarang. Namun kondisi ini bukanlah penyakit menular.
Para pakar juga menduga bahwa ada serangkaian faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini. Beberapa faktor risiko penyakit Kawasaki ini meliputi:
Anak di bawah lima tahun (balita) memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit Kawasaki.
Penyakit Kawasaki lebih sering menyerang anak laki-laki daripada anak perempuan.
Orang yang memiliki ras Asia memiliki risiko penyakit Kawasaki yang lebih tinggi.
Diagnosis penyakit Kawasaki dapat ditentukan dengan langkah-langkah di bawah ini:
Dokter akan menanyakan gejala dialami pasien serta faktor risiko penyakit Kawasaki yang dimiliki oleh pasien.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda penyakit Kawasaki. Misalnya, memeriksa rongga mulut, kulit, dan dada pasien.
Prosedur ekokardiografi menggunakan gelombang suara yang dapat menghasilkan gambar dari struktur dan aliran darah dalam jantung. Tindakan medis ini bisa mendeteksi pankarditis, efusi perikardium, serta miokarditis.
Elektrokardiogram (EKG) dilakukan untuk mengukur aktivitas listrik pada jantung pasien.
Angiogram bertujuan mengetahui ada tidaknya aneurisma pada arteri koroner. Aneurisma adalah pelebaran pembuluh darah arteri.
Pungsi lumbal dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya meningitis aseptik pada pasien.
Tes darah yang menandakan penyakit Kawasaki meliputi kadar neutrofil dan albumin yang rendah, peningkatan jumlah imunoglobulin E (IgE), trombosit, dan bilirubin, serta kondisi anemia ringan.
Hadil tes urine pada penderita penyakit Kawasaki bisa menunjukkan kondisi proteinuria (adanya protein dalam ais seni) dan piuria steril (kadar sel darah putih yang tinggi dalam urine).
Bila pemeriksaan penunjang tersebut tidak tersedia karena keterbatasan fasilitas atau alasan lain, diagnosis penyakit Kawasaki dapat dipastikan dengan kriteria dari Japan Kawasaki Disease Research Committee dan American Heart Association.
Kriteria penyakit Kawasaki menurut Japan Kawasaki Disease Research Committee dan American Heart Association meliputi:
Demam tinggi yang terus berlangsung selama setidaknya lima hari. Gejala ini bahkan bisa berlanjut selama 1-2 minggu atau lebih pada pasien tidak mendapatkan penanganan.
Perubahan yang khas dan akut ini meliputi kemerahan, pembengkakan, dan terkadang muncul benjolan kecil.
Kondisi ini ditandai dengan ruam seperti biduran, ruam seperti campak, dan ruam seperti pada demam skarlatina.
Mata merah pada pengidap penyakit Kawasaki biasanya tidak disertai rasa nyeri maupun mata berair.
Perubahan ini meliputi lidah berwarna merah dan berbintik-bintik kecil seperti strawberry (strawberry tongue), bibir merah dan pecah-pecah, serta mukosa mulut maupun tenggorokan yang tampak merah.
Pembesaran kelenjar getah bening leher di salah satu sisi tubuh bisa terjadi, dan biasanya sedikit terasa nyeri.
Seseorang bisa dikatakan positif terkena penyakit Kawasaki ketika mengalami demam tinggi serta empat poin dari lima kriteria lainnya.
Advertisement
Cara mengobati penyakit Kawasaki umumnya tergantung pada tingkat keparahan dan seberapa lama pasien sudah mengalaminya.
Penderita penyakit Kawasaki biasa memerlukan perawatan di rumah sakit karena kondisi ini berpotensi memicu komplikasi serius.
Penanganan juga harus dimulai secepat mungkin. Pasalnya, pemulihan akan memakan waktu yang cukup lama jika pasien tidak mendapatkan perawatan yang tepat.
Beberapa obat untuk penyakit Kawasaki dari dokter meliputi:
Aspirin termasuk golongan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat ini sejatinya tidak boleh digunakan pada anak di bawah 16 tahun karena bisa menyebabkan efek samping berupa sindrom Reye yang berbahaya.
Namun penyakit Kawasaki merupakan pengecualian. Dokter meresepkan obat aspirin untuk pada pasien penyakit ini guna:
Immunoglobulin adalah antibodi yang diambil dari pendonor sehat. Obat ini diberikan secara intravena, yakni disuntikkan ke dalam pembuluh darah, guna mengurangi demam dan risiko masalah jantung.
Immunoglobulin yang digunakan untuk mengobati penyakit Kawasaki disebut gamma globulin. Setelah pasien mendapatkan IVIG, gejala akan membaik dalam waktu 36 jam. Jika tidak, dokter akan memberikan IVIG dengan dosis lebih tinggi.
Bila tidak ditangani dengan benar dan cepat, penyakit Kawasaki dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Komplikasi ini akan sangat berbahaya jika terjadi pada pembuluh darah koroner yang menyuplai aliran darah ke otot jantung.
Aneurisma adalah pembesaran pembuluh darah arteri. Kondisi ini juga bisa terjadi pada arteri koroner, sehingga menyebabkan kerusakan dan kelemahan pada arteri yang bersangkutan.
Dengan penanganan yang tepat dalam 10 hari pertama sejak pasien sakit, risiko komplikasi penyakit Kawasaki bisa diturunkan. Jadi diagnosis dan pengobatan sedini mungkin sangatlan penting.
Hingga saat ini, cara mencegah penyakit Kawasaki tidak tersedia. Pasalnya, penyebab penyakit ini juga belum diketahui dengan pasti.
Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah melakukan penanganan seceat mungkin guna mencegah komplikasi serius dari penyakit Kawasaki.
Berkonsultasilah dengan dokter jika anak Anda mengalami gejala sebagai berikut:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis penyakit Kawasaki agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved