1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Gagal ginjal kronis terjadi secara bertahap dimana ginjal tidak berfungsi secara normal
Gagal ginjal kronis adalah penyakit yang menyebabkan hilangnya fungsi ginjal secara bertahap.
Ginjal berfungsi menyaring kelebihan cairan dan limbah dari darah, yang kemudian dibuang melalui urine. Organ ini juga menjaga keseimbangan kimiawi tubuh, membantu mengendalikan tekanan darah, dan memproduksi hormon.
Penyakit gagal ginjal kronis menyebabkan ginjal seseorang kehilangan kemampuannya untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsi tersebut.
Saat gagal ginjal kronis mencapai tahap lanjut yang berat, jumlah zat berbahaya dalam cairan elektrolit dan limbah sisa metabolisme akan menumpuk di tubuh penderita dan mengganggu fungsi organ lain. Akibatnya, kondisi ini dapat menyebabkan beragam komplikasi.
Gejala gagal ginjal kronis muncul secara bertahap, dalam jangka waktu beberapa bulan atau beberapa tahun. Pada umumnya, tidak ada gejala di tahap awal penyakit ini hingga memasuki tahap lanjut. Berikut penjelasannya:
Penyebab gagal ginjal kronis adalah penyakit atau kondisi yang mengganggu atau memperburuk fungsi ginjal. Penurunan kinerja ginjal ini dapat terjadi dalam jangka waktu beberapa bulan atau beberapa tahun.
Beberapa jenis gangguan kesehatan yang menyebabkan gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut:
Di samping penyakit-penyakit tersebut, ada pula sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengidap gagal ginjal kronis. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
Diagnosis gagal ginjal kronis dilakukan dengan beberapa cara di bawah ini:
Berdasarkan diagnosis yang telah dilakukan, penyakit gagal ginjal kronis dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya.
Klasifikasi gagal ginjal berdasarkan laju filtrasi glomerulus (LFG) meliputi:
Stadium |
LFG (ml/min/1,73 m2) |
Klasifikasi |
1 |
≥ 90 |
Normal atau meningkat |
2 |
60-89 |
Ringan |
3a |
45-59 |
Ringan-sedang |
3b |
30-44 |
Sedang-berat |
4 |
15-29 |
Berat |
5 |
< 15 |
Gagal ginjal |
Sedangkan, berdasarkan albumin dalam urine (albuminuia) yang diukur dari albumin excretion rate (AER) dan albumin-to-creatinine ratio (ACR), gagal ginjal kronis dalam kategori berikut:
Kategori |
AER |
ACR |
Klasifikasi | |
(mg/mmol) |
(mg/g) | |||
A1 |
< 30 |
< 3 |
< 30 |
Normal-peningkatan ringan |
A2 |
30-300 |
3-30 |
30-300 |
Sedang* |
A3 |
> 300 |
> 30 |
> 300 |
Berat** |
*Berhubungan dengan remaja dan dewasa
**Termasuk nephrotic syndrome, di mana ekskresi albumin biasanya lebih dari 2.200 mg/24 jam
Advertisement
Cara mengobati gagal ginjal kronis tergantung dari penyebab dan tingkat keparahannya. Jika terjadi kerusakan berat pada ginjal, penderita mungkin perlu perawatan untuk penyakit ginjal tahap akhir.
Sementara beberapa jenis penyakit ginjal yang memicu gagal ginjal mungkin dapat diobati. Namun penyakit ginjal kronis sendiri seringkali tidak dapat disembuhkan.
Pengobatan gagal ginjal kronis bertujuan membantu mengendalikan gejala, menurunkan risiko komplikasi, serta memperlambat perkembangan penyakit. Beberapa langkah penanganan yang diberikan oleh dokter umumnya meliputi:
Penderita perlu menerapkan gaya hidup sesehat mungkin. Berikut contohnya:
Tidak ada obat yang khusus yang dapat menyembuhkan gagal ginjal kronis. Tetapi dokter bisa memberikan sejumlah obat untuk membantu dalam mengendalikan beragam masalah kesehatan yang menyebabkan gagal ginjal. Obat-obatan ini meliputi:
Penderita gagal ginjal dapat mengalami tekanan darah tinggi yang semakin memburuk, jadi dokter akan meresepkan obat penurun tekanan darah seperti ACE Inhibitors atau Angiotensin II receptor blockers.
Obat yang umum dipakai untuk menurunkan kadar kolesterol adalah statin. Penderita penyakit ginjal kronis sering memiliki kolesterol jahat (LDL dan VLDL) yang tinggi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Pada situasi tertentu, dokter dapat merekomendasikan suplemen untuk hormon eritropoetin dan zat besi. Suplemen eritropoietin akan membantu tubuh dalam memproduksi lebih banyak sel darah merah, yang akan meringankan gejala kelelahan berat serta lemas akibat anemia.
Pengidap penyakit ginjal akan mengalami pembengkakan pada pergelangan tangan dan kaki. Pasalnya, ginjal tidak lagi efektif untuk mengeluarkan kelebihan air dalam tubuh, sehingga menyebabkan penumpukan cairan (edema).
Selain menyarankan pasien untuk mengurangi asupan garam dan cairan, dokter juga dapat memberikan obat diuretik (pil air). Obat ini berfungsi mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.
Jika ginjal rusak berat, akan terjadi penumpukan kadar fosfat di tubuh pasien. Bersama dengan kalsium, fosfat penting untuk mempertahankan tulang yang sehat.
Tetapi bila kadar fosfat meningkat terlalu tinggi, kondisi ini akan menyebabkan ketidakseimbangan kalsium dan memicu hilangnya kepadatan tulang.
Pengidap penyakit ginjal akan disarankan untuk membatasi konsumsi makanan tinggi fosfat. Contohnya, daging merah, produk susu dan olahannya, telur, serta ikan.
Apabila perubahan pola makan tersebut tidak efektif untuk menurunkan kadar fosfat, dokter akan meresepkan obat phosphate binders (pengikat fosfat).
Orang dengan penyakit ginjal juga umumnya memiliki kadar vitamin D yang rendah. Karena itu, suplemen vitamin D pun bisa diberikan.
Dialisis atau cuci darah dilakukan untuk menyaring limbah dan bahan kimia dari darah pasien. Metode ini bisa dilakukan melalui dua cara di bawah ini:
Prosedur cuci darah melibatkan proses pemindahan darah ke mesin khusus di luar tubuh. Mesin ini berfungsi ‘membersihkan’ darah.
Pasien biasanya perlu datang ke klinik atau rumah sakit sebanyak beberapa kali dalam seminggu guna menjalani hemodialisis.
Pada cuci darah peritoneal, jaringan tubuh pasien pada rongga perut digunakan untuk menyaring darah. Terdapat tiga jenis cuci darah peritoneal yang meliputi:
- Continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD). CAPD tidak memerlukan mesin khusus cuci darah. Prosedur ini dapat dilakukan sebanyak tiga hingga lima kali sehari, dan masing-masing sesi berlangsung selama 30-40 menit.
- Continuous cyclic peritoneal dialysis (CCPD). CCPD menggunakan mesin khusus cuci darah yang dapat digunakan di rumah. Prosedurnya dapat dilakukan secara otomatis, bahkan ketika pasien sedang tidur.
- Intermittent peritoneal dialysis (IPD). IPD menggunakan mesin khusus cuci darah seperti CCPD. Tetapi prosedur ini membutuhkan waktu yang lebih lama. Meski dapat dilakukan di rumah, IPD lebih sering dijalani di rumah sakit.
Transplantasi ginjal meliputi penggantian salah satu satu atau kedua ginjal pasien dengan ginjal sehat dari pendonor, baik pendonor yang masih hidup atau sudah meninggal.
Prosedur ini dilakukan saat kondisi ginjal sudah sangat parah. Setelah menjalaninya, pasien harus mengonsumsi obat imunosupresan untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Obat ini mungkin perlu dikonsumsi seumur hidup.
Obat-obatan imunosupresan diberikan oleh dokter untuk mencegah reaksi penolakan, yakni sistem kekebalan tubuh pasien menyerang ginjal donor karena dianggap sebagai benda asing.
Bila terus dibiarkan tanpa pengobatan, gagal ginjal kronis dapat menyebabkan komplikasi serius yang meliputi:
Penyakit gagal ginjal kronis dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat melalui langkah-langkah berikut:
Periksakan diri ke dokter jika Anda merasakan keluhan yang dicurigai sebagai gejala gagal ginjal kronis. Dengan deteksi dini, kerusakan ginjal lebih lanjut dapat dihambat.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis gagal ginjal kronis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved