1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Penyakit Addison disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang kelenjar adrenal
Penyakit Addison adalah kondisi langka ketika kelenjar adrenal tidak membuat cukup hormon kortisol dan aldosteron. Kelenjar adrenal berjumlah sepasang dan terletak di atas ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam (medulla). Korteks menghasilkan kumpulan hormon kortikosteroid, yang terdiri atas:
Hormon glukokortikoid (kortisol) membantu tubuh dalam mengatur protein, karbohidrat, dan lemak, menjaga tekanan darah dan fungsi jantung, serta mengendalikan peradangan maupun respons tubuh terhadap stres.
Hormon mineralokortikoid (aldosteron) membantu pengaturan mineral (seperti sodium dan kalium), yang memengaruhi tekanan darah serta fungsi jantung.
Kelenjar adrenal juga memproduksi hormon seks androgen dalam jumlah kecil. Hormon ini membantu perkembangan seksual pada laki-laki dan berperan dalam pembentukan massa otot maupun libido pada pria serta wanita.
Pada penderita penyakit Addison, bagian korteks mengalami kerusakan. Akibatnya, kelenjar ini tidak dapat memproduksi hormon kortisol dan aldosteron dalam jumlah yang normal.
Penyebab penyakit Addison yang paling umum adalah kondisi autoimun, yakni ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang kelenjar adrenal yang sehat. Sementara pemicu lainnya bisa berupa infeksi seperti HIV, kanker, operasi, terapi radiasi, dan keturunan.
Secara umum, gejala penyakit Addison meliputi:
Penyakit Addison yang tidak ditangani dalam waktu lama berisiko memburuk menjadi krisis Addison yang merupakan keadaan gawat darurat.
Penyebab penyakit Addison tergantung pada jenisnya. Secara umum, penyakit ini terbagi dalam dua jenis di bawah ini:
Insufisiensi adrenal primer terjadi ketika kelenjar adrenal mengalami kerusakan berat. Akibatnya, kelenjar ini tidak bisa memproduksi hormon.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh:
Insufisiensi adrenal sekunder muncul akibat kelainan di luar kelenjar adrenal. Berikut contohnya:
Kelenjar pituitari yang tidak bisa memproduksi adrenocorticotropic hormone (ACTH), bisa memicu kondisi insufisiensi adrenal sekunder. Pasalnya, hormon ini berfungsi memerintahkan kelenjar adrenal untuk menciptakan hormon kortikosteroid dan aldosteron.
Insufisiensi adrenal sekunder juga dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi obat kortikosteroid yang tidak sesuai dengan resep dokter. Obat ini membantu dalam mengendalikan penyakit kronis seperti asma.
Insufisiensi adrenal sekunder juga bisa terjadi karena tumor, obat-obatan tertentu, faktor keturunan, serta cedera otak berat.
Para pakar memperkirakan bahwa ada beberapa faktor yang bisa meningkarkan kemungkinan penyakit Addison. Faktor-faktor risiko ini meliputi:
Untuk memastikan diagnosis penyakit Addison, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang meliputi:
Dokter akan menanyakan gejala dan faktor risiko yang dimiliki oleh pasien maupun keluarga. Dokter lalu melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda penyakit Addison.
Sebagai contohnya, bercak berwarna gelap pada kulit dapat menjadi petunjuk untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Tes darah dapat mengukur kadar natrium, kalium, kortisol dan hormon ACTH.
Tes ini bertujuan mengukur tingkat hormon kortisol dalam darah sebelum dan sesudah injeksi ACTH sintetik. Kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon kortisol dalam jumlah rendah sesudah injeksi akan menandakan gangguan fungsi kelenjar.
Tes hipoglikemia dilakukan jika dokter menduga bahwa pasien mungkin memiliki kekurangan adrenal, akibat insufisiensi adrenal sekunder. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan gula darah dan kadar kortisol setelah suntikan insulin.
Pemeriksaan radiologi dapat mengecek ukuran kelenjar adrenal dan mencari ada tidaknya gangguan lain. Metode ini bisa berupa rontgen dan CT scan.
Rontgen bertujuan mencari deposit kalsium di kelenjar adrenal. Sementara CT scan dilakukan untuk mendeteksi infeksi dan gangguan sistem imun pada kelenjar adrenal.
Advertisement
Cara mengobati penyakit Addison yang dapat dianjurkan oleh dokter meliputi:
Terapi pengganti hormon akan menggantikan hormon-hormon yang seharusnya diproduksi oleh kelenjar adrenal. Dokter bisa meresepkan obat prednisone atau metilprednisolon untuk menggantikan hormon kortisol, dan fludrocortisone asetat sebagai pengganti aldosteron.
Pasien juga disarankan untuk banyak mengonsumsi garam, terutama setelah melakukan olahraga berat atau saat diare.
Penting untuk mengikuti anjuran pengobatan penyakit Addison dari dokter. Pasalnya, jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini bisa berujung pada krisis Addison.
Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit Addison dapat menyebabkan komplikasi berupa krisis Addison.
Normalnya, kelenjar adrenal menghasilkan 2-3 kali hormon kortisol sebagai respons terhadap stres fisik. Pada penderita penyakit Addison atau insufisiensi adrenal, tubuhnya tidak mampu menghasilkan kortisol yang sesuai ketika dilanda stres, sehingga muncul krisis Addison.
Krisis Addison adalah kondisi medis yang mengancam nyawa, sehingga penderita membutuhkan perawatan medis secepatnya. Gejalanya bisa berupa tekanan darah rendah, kadar gula darah rendah, dan kadar kalium yang tinggi.
Untuk menangani krisis Addison, dokter akan menganjurkan langkah-langkah penanganan berikut:
Cara mencegah penyakit Addison secara spesifik belum tersedia hingga sekarang. Namun ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh penderita untuk menghindari krisis Addison. Langkah-langkah ini meliputi:
Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala penyakit Addison. Pasalnya, penyakit ini bisa berujung pada krisis addison bila tidak ditangani dengan baik.
Krisis Addison termasuk kondisi darurat medis yang mengancam jiwa, dan ditandai dengan gejala berupa:
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis penyakit Addison. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved