1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Indra Wijaya
Di negara berkembang, lebih dari 100.000 ibu meninggal karena PPH setiap tahunnya.
PPH (postpartum hemorrhage) adalah kehilangan darah lebih dari 500 mililiter setelah melahirkan secara normal, atau lebih dari 1000 mililiter setelah melahirkan secara SC (Sectio Caesaria/operasi Caesar). Menurut waktu terjadinya, PPH dibagi menjadi PPH awal di mana pendarahan terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam setelah melahirkan dan PPH akhir yang terjadi diatas 24 jam setelah melahirkan.
Namun, diagnosis PPH hanya diperuntukkan oleh ibu yang melahirkan dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu, jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu maka disebut abortus. PPH merupakan penyebab terbesar kematian ibu di seluruh dunia. Pada negara berkembang, 60% kematian ibu disebabkan oleh PPH, di mana lebih dari 100.000 ibu meninggal karena PPH setiap tahunnya.
Setiap ibu dapat menunjukkan gejala PPH yang berbeda. Beberapa gejala yang paling sering ditemukan adalah:
PPH dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain:
Kontraksi otot rahim dapat menekan pembuluh darah pada rahim sehingga dapat menghentikan pendarahan saat melahirkan. Pada atonia uteri, otot rahim gagal berkontraksi setelah bayi lahir.
Peregangan rahim yang berlebihan merupakan risiko besar untuk terjadinya atonia uteri. Beberapa hal yang dapat menyebabkan peregangan tersebut adalah:
Selain itu, kontraksi rahim yang gagal juga dapat disebabkan oleh kelelahan otot rahim pada persalinan yang lama atau persalinan yang cepat dengan distimulasi. Stimulasi persalinan dapat dilakukan dengan obat-obatan maupun teknik lain.
Plasenta tetap berada di dalam rahim setelah bayi lahir. Normalnya, kontraksi uterus akan menyebabkan plasenta terlepas seluruhnya dari rahim. Dengan lepasnya plasenta, rahim dapat terus berkontraksi dan menghentikan pendarahan. Keadaan yang dapat menyebabkan retensi plasenta antara lain:
Adanya trauma atau luka pada organ genitalia (mulai dari rahim sampai kemaluan). Salah satu contohnya adalah robekan rahim, yang paling sering terjadi pada ibu dengan riwayat melahirkan dengan operasi Caesar atau ibu yang pernah melakukan prosedur lain seperti biopsi, kuret, pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim, atau operasi lain.
Trauma jalan lahir dapat disebabkan oleh berbagai macam hal seperti:
Pembekuan darah penting untuk menghentikan pendarahan pasca melahirkan. Pendarahan pasca melahirkan paling cepat dihentikan dengan mekanisme kontraksi rahim, lalu kemudian dilanjutkan dengan pembekuan darah. Sehingga, kelainan pada pembekuan darah biasanya akan menyebabkan PPH akhir, yang terjadi setelah 24 jam pasca melahirkan.
Kelainan pembekuan darah ini dapat disebabkan oleh penyakit pembekuan darah yang memang telah diderita ibu, atau akibat dari kehamilan, seperti:
Penegakkan diagnosis PPH didasarkan pada adanya pendarahan masif dan faktor penyebab yang telah disebutkan diatas, yaitu atonia uteri, retensi plasenta, trauma, dan gangguan pembekuan darah.
Advertisement
Ada dua pembagian terapi untuk PPH, yaitu terapi untuk mengatasi pendarahan dan terapi untuk mengatasi penyebabnya.
Berfokus untuk menggantikan darah dan cairan yang hilang karena pendarahan. Dilakukan dengan memberikan oksigen, cairan maupun transfusi darah. Jika pendarahan terus berlanjut, dapat dilakukan penjahitan sampai operasi pengangkatan rahim sebagai pilihan terakhir.
Jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat, PPH dapat menyebabkan syok dan kematian.
Biasanya PPH terjadi tidak lama setelah melahirkan sehingga ada tenaga kesehatan yang dapat menangani. Namun, jika terjadi pendarahan hebat setelah ibu pulang ke rumah, disarankan langsung mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved