logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Psikologi

Pedofilia

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Pedofilia adalah gangguan jiwa yang membuat penderitanya tertarik secara seksual pada anak-anak

Pedofilia adalah gangguan jiwa pada orang dewasa yang membuatnya mempunyai hasrat seksual pada anak-anak

Pengertian pedofilia

Pedofilia adalah gangguan kejiwaan berupa ketertarikan seksual pada anak-anak. Penyakit ini ditandai dengan adanya fantasi seksual berulang dan intens terhadap anak-anak yang biasanya berusia 13 tahun atau lebih muda.

Istilah pedofilia sejatinya lebih menggambarkan hasrat yang dimiliki oleh penderita pada anak-anak. Ini berarti, tidak semua penderitanya pasti melakukan tindakan pencabulan terhadap anak-anak.

Meski begitu, hasrat tersebut tetap ada dan tidak mustahil lepas kendali. Bila ini terjadi, penderita mungkin saja melakukan tindak kriminal.

Namun, pelaku tindak kekerasan seksual pada anak-anak juga tidak serta-merta dikategorikan sebagai pedofil. Perlu kriteria yang lebih komprehensif untuk menentukan diagnosis ini.

 

 

 

Tanda dan gejala pedofilia

Diagnostic And Statitical Manual Of Mental Disorders 5th (DSM-5) menyatakan tanda dan gejala yang paling umum ditunjukkan dari seorang pedofil adalah:

  • Fantasi atau dorongan seksual yang intens dan sering terhadap anak-anak berusia 13 tahun atau lebih muda
  • Rasa tidak nyaman dan tidak bisa beraktivitas dengan lancar akibat kondisi yang dialami. Misalnya kesulitan dalam pekerjaan, hubungan keluarga, atau berinteraksi dengan orang lain.

Penderita pedofilia bisa tertarik pada anak laki-laki atau perempuan, atau keduanya. Penderita juga umumnya mewujudkan hasrat seksualnya dengan melakukan aksi pada korban yang:

  • Masih memiliki hubungan kerabat atau dekat dengannya, termasuk keponakan, anak tiri, dan sebagainya
  • Berada di bawah otoritasnya, misalnya murid atau anak-anak yang dilatihnya

Sebagian besar penderita pedofilia lebih menikmati aktivitas memandangi atau memberikan sentuhan yang umum pada anak-anak. Namun dalam kasus ekstrem, penderita bahkan bisa menyentuh kelamin atau melakukan hubungan seksual dengan anak-anak.

Sebagai bagian dari modusnya untuk berhubungan seks dengan korban, penderita pedofilia bisa melakukan tindakan-tindakan di bawah ini:

  • Memaksa korbannya
  • Mengancam akan mengadukan korban pada orangtuanya, serta menyakiti orangtua atau hewan peliharaan bila korban tidak menurut

 

Penyebab pedofilia

Penyebab pedofilia tidak diketahui secara pasti. Namun para pakar menduga bahwa beberapa faktor berikut ini bisa memengaruhi risiko kemunculan pedofilia.

  • Hubungan keluarga yang tidak harmonis, misalnya perceraian orangtua
  • Riwayat sebagai korban kekerasan seksual saat masih berusia kanak-kanak
  • Gangguan kepribadian antisosial
  • Kecanduan obat-obatan
  • Depresi
  • Faktor genetik
  • Faktor lingkungan, yang membuat penderita perilakunya dari orang lain, referensi bacaan, atau tontonan yang berkaitan dengan pedofilia
  • Ketidakseimbangan hormon dan IQ yang rendah

Baca juga: Dampak Baik dan Buruk Anak Nonton Youtube

 

Diagnosis pedofilia

Dokter maupun psikolog dapat mendiagnosis pedofilia dengan mencocokkan kriteria khas pedofilia berdasarkan DSM-5, seperti berikut ini pada pasien.

  • Memiliki fantasi atau dorongan seksual yang intens pada anak-anak berusia 13 tahun atau lebih muda
  • Hubungan sosial, pekerjaan dan aspek kehidupan lainnya yang terganggu karena dorongan seksual pada anak-anak
  • Mewujudkan dorongan seksualnya pada anak-anak, contohnya meraba tubuh anak-anak
  • Berusia 16 tahun atau lebih tua, dan 5 tahun lebih tua dari anak yang menjadi subjek fantasinya. Namun kriteria ini tidak berlaku untuk kalangan dewasa muda yang sedang menjalin hubungan dengan anak-anak berusia 12-13 tahun.
  • Telah mengalami kondisi ini selama 6 bulan atau lebih

Diagnostic And Statitical Manual Of Mental Disorders 5th (DSM-5) membedakan pedofilia menjadi penyakit dan gangguan mental. Jika preferensi seksual seseorang melibatkan anak-anak praremaja, maka pedofilia dikategorikan sebagai penyakit mental.

Namun, apabila fantasi seksual muncul karena faktor-faktor tambahan seperti akibat dari sering menonton pronografi anak, maka hal ini dikategorikan sebagai gangguan mental.

 

Advertisement

Cara mengobati pedofilia

Penanganan pedofilia umumnya dilakukan dengan psikoterapi, pendekatan perilaku, dan pemberian obat-obatan.

1. Psikoterapi

Penderita akan diminta untuk menjalani konseling dengan psikolog atau psikiater. Konseling ini bisa dilakukan individuak atau berkelompok. Psikoterapi yang diberikan biasanya dilengkapi dengan terapi rekreasional, terapi okupasi, pendidikan seks, dan aktivitas lain di beberapa fasilitas perawatan.

Terkadang konseling dikombinasikan dengan terapi penedekatan perilaku untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif.

2. Pendekatan perilaku

Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan atau memfasilitasi interaksi sosial yang memadai dengan sesama orang dewasa, meningkatkan keinginan seksual terhadap orang dewasa, menurunkan dorongan seksual pada anak-anak, serta mengurangi fantasi dan pikiran atau keinginan akan aktivitas seksual yang melibatkan anak-anak.

3. Pemberian obat-obatan

Dokter akan meresepkan obat-obatan yang berfungsi mengubah dorongan seksual penderita, atau menurunkan kadar hormon testosteron dalam tubuh.

Selain itu, dokter juga mungkin akan meresepkan golongan obat jenis penghambat reuptake serotonin spesifik. Misalnya sertraline, fluvoxamine atau fluoxetine.

Obat-obatan ini telah terbukti efektif untuk mengatasi gangguan seksual dan memiliki efek samping yang lebih ringan daripada terapi hormon.

Baca jawaban dokter: Cara mengurangi kecanduan porno dan masturbasi

 

Cara mencegah pedofilia

Tidak ada cara khusus untuk mencegah pedofilia. Namun, beberapa cara berikut ini dapat dicoba untuk menghindarkan pedofilia pada anak di kemudian hari.

  • Menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan anak
  • Mengajari anak berinteraksi sosial sedari dini
  • Memberikan edukasi seksual sederhana seperti bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain
  • Selalu memperhatikan aktivitas anak, termasuk bacaan dan tontonannya

Baca juga: Tips Mengajarkan Anak agar Terhindar dari Bahaya Pedofil

 

 

 

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Penderita pedofilia harus segera berkonsultasi ke dokter bila merasa terganggu dengan hasrat dan dorongan seksualnya terhadap anak-anak. Penderita juga sebaiknya tidak berusaha untuk mengatasi masalah ini seorang diri.

 

 

 

 

 

 

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum menemui dokter, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini.

  • Buat daftar seputar gejala dan hasrat yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

 

 

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini.

  • Kapan fantasi dan hasrat seksual pada anak-anak pertama kali muncul? Apakah Anda selalu merasakannya?
  • Apakah Anda pernah mengalami kekerasan seksual saat masih berusia kanak-kanak?
  • Apakah Anda mengalami gangguan psikis lainnya?
  • Apakah gejala yang Anda rasakan sampai mengganggu rutinitas maupun dan hubungan dengan orang lain?

Awalnya, Anda mungkin berkonsultasi ke dokter umum terlebih dahulu. Dokter umum kemudian bisa merujuk ke dokter spesialis kejiwaan (psikiater) agar Anda mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang lengkap.

 

 

 

Advertisement

masalah seksualgangguan mentalpenyakit kejiwaan

Bagikan

Dokter Terkait

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved