3 Nov 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Papiloma intraduktal disebut juga polip payudara
Papiloma intraduktal adalah tumor jinak yang terbentuk pada saluran yang membawa ASI dari kelenjar susu menuju puting. Saluran susu ini disebut duktus.
Tumor payudara ini terbentuk dari kelenjar dan jaringan fibrosa serta pembuluh darah. Bentuknya seperti benjolan kecil yang dapat tumbuh di salah satu sisi atau bahkan kedua payudara.
Papiloma intraduktal dapat muncul sebagai massa tunggal (soliter papilloma) yang biasanya teraba di dekat puting. Namun, benjolan tersebut juga bisa hadir dalam jumlah yang lebih banyak (multiple papilloma) dan umumnya tumbuh di area yang jauh dari puting.
Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita berusia 35-55 tahun. Pada kasus yang sangat jarang terjadi, papiloma intraduktal juga dapat muncul pada laki-laki.
Papiloma intraduktal, atau disebut juga polip payudara, merupakan tumor jinak alias tidak bersifat kanker. Kemungkinannya untuk berkembang menjadi sel kanker juga sangat kecil.
Meski begitu, kondisi ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara di masa depan. Oleh karena itu, pertumbuhan jaringan papiloma perlu ditangani dengan tindakan medis.
Gejala papiloma intraduktal meliputi:
Baca juga: Ini Ciri Benjolan pada Payudara yang Merupakan Tanda Kanker
Benjolan papiloma intraduktal terbentuk karena adanya pertumbuhan sel-sel di saluran duktus yang lebih cepat dari biasanya. Belum diketahui secara pasti hal yang menyebabkan sel ini tumbuh. Namun, ada beberapa hal yang diketahui dapat memicu.
Para ahli percaya bahwa papiloma intraduktal dapat dipicu oleh:
Baca jawaban dokter: Apakah penyebab benjolan di payudara pria?
Kebanyakan kasus papiloma intraduktal yang tidak menimbulkan gejala dan biasanya baru disadari secara tidak sengaja melalui pemeriksaan rutin payudara atau setelah operasi payudara.
Selain menanyakan riwayat kesehatan Anda (anamnesis), dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis, seperti:
Di sini dokter akan melakukan pemeriksaan payudara dengan meraba payudara untuk mencari perubahan bentuk, ukuran, dan tekstur yang tidak normal pada payudara. Pemeriksaan ini disebut dengan SADANIS atau pemeriksaan payudara klinis.
Mammogram atau mammografi adalah rontgen payudara (x-ray) untuk mendeteksi adanya kelainan pada payudara. Ini juga menjadi salah satu tes yang biasanya dilakukan untuk pemeriksaan kanker payudara.
USG payudara adalah salah satu pemeriksaan radiologi menggunakan teknologi ultrasound atau gelombang suara. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mendeteksi kelainan pada payudara, seperti kista atau tumor.
Wanita di bawah 40 tahun lebih dianjurkan untuk menjalani USG payudara dibandingkan mammogram. Sebab, jaringan payudara wanita muda biasanya lebih padat sehingga dapat membuat gambar x-ray dalam mammogram kurang jelas.
Biopsi bertujuan untuk mengetahui penyebab benjolan pada payudara yang dialami dengan meneliti jaringan payudara pasien. Prosedur ini dilakukan dengan pengambilan sampel jaringan payudara menggunakan jarum berlubang. Sampel tersebut kemudian akan dilihat di bawah mikroskop.
Prosedur biopsi ini menggunakan jarum yang sangat tipis untuk mengambil sampel sel atau cairan pada payudara.
Biopsi vakum adalah jenis biopsi yang melibatkan sayatan kecil untuk memasukkan jarum biopsi ke dalam payudara, lalu dengan menggunakan alat bertenaga vakum, sampel jaringan akan diangkat.
Biopsi vakum biasanya direkomendasikan oleh dokter pada kondisi:
Duktogram adalah jenis sinar-X yang dapat membantu menentukan penyebab keluarnya cairan dari puting. Pada prosedur ini, cairan pewarna kontras akan disuntikkan ke saluran payudara sehingga dokter dapat melihat saluran payudara dengan lebih jelas. Meskipun tes ini dapat digunakan dalam beberapa kasus, sebagian besar telah digantikan oleh ultrasound.
Advertisement
Untuk mengatasi tumor jinak payudara ini, dokter akan melakukan pengangkatan benjolan melalui pembedahan. Biasanya, ini dilakukan jika polip atau benjolan yang ada sudah menimbulkan nyeri dan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa metode pengangkatan papiloma intraduktal, yaitu:
Pada biopsi ini dilakukan pembedahan dengan sayatan kecil untuk mengangkat tumor. Biopsi eksisi dapat dilakukan dengan bius lokal atau umum.
Setelah pengangkatan selesai, dokter akan memberikan jahitan untuk menutup sayatan. Area bekas jahitan tersebut akan meninggalkan bekas luka tetapi akan memudar seiring waktu.
Biopsi ini umumnya dilakukan dengan bius lokal sebelum sayatan kecil dibuat di kulit. Selanjutnya suatu alat berongga yang terhubung ke perangkat vakum akan ditempatkan melalui sayatan tersebut.
Dokter akan menggabungkan mammogram atau ultrasound sebagai panduan untuk menempatkan perangkat tersebut. Setelah mencapai area target, massa papiloma akan disedot dengan vakum ke dalam ruang pengumpul.
Anda biasanya tidak perlu kembali ke rumah sakit setelah papiloma intraduktal diangkat. Namun pada kasus yang lebih parah, pasien biasanya harus diopname selama beberapa saat sampai pulih.
Di samping itu, jika dokter menggunakan benang bedah yang larut dalam kulit, pasien tidak perlu kembali lagi ke dokter. Sementara untuk jahitan yang tidak larut di kulit, jahitan tersebut harus dilepas beberapa hari setelah operasi. Pada periode ini, pasien harus merawat dan menjaga kebersihan di area bekas jahitan dengan baik.
Pasien yang memiliki multiple papiloma atau tumornya mengandung sel abnormal (atipikal) biasanya akan dijadwalkan janji temu untuk proses penanganan lanjutan.
Bagi pasien yang telah menjalani operasi tapi terus mengeluarkan cairan dari puting, dokter dapat merekomendasikan jenis operasi lain seperti pengangkatan saluran susu sebagian (microdochectomy) atau pengangkatan seluruh saluran duktus.
Meskipun papiloma intraduktal telah diangkat, pasien tetap harus waspada akan perubahan yang mungkin terjadi pada payudara.
Baca juga: Kompres Daun Kubis Dingin Bisa Bantu Atasi Nyeri di Payudara, Mitos atau Fakta?
Jika papilloma intraduktal muncul pada ibu menyusui, ASI yang dikeluarkan bisa saja tercampur dengan cairan atau darah. Dalam hal ini, disarankan untuk menyusui dengan payudara yang tidak terdampak.
Tidak ada cara khusus untuk mencegah papiloma intraduktal. Namun, Anda dapat mencegah tingkat keparahannya dengan melakukan deteksi dini, berupa:
Mengingat gejala papiloma intraduktal mirip dengan jenis tumor payudara lainnya, segera temui dokter jika Anda menyadari adanya benjolan di area payudara, terutama di dekat puting.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis papiloma intraduktal agar bisa memberikan penanganan yang tepat.
Advertisement
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved