1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Otosclerosis terjadi karena pertumbuhan tulang pendengaran yang abnormal
Otosclerosis adalah gangguan pendengaran yang disebabkan oleh pertumbuhan tulang abnormal di dalam telinga. Kondisi ini merupakan penyebab paling sering dari gangguan pendengaran pada kalangan dewasa muda.
Tulang pendengaran terletak di telinga bagian tengah dan terdiri dari tiga tulang, yakni stapes, malleus, dan incus. Suara yang masuk ke dalam telinga akan menggetarkan gendang telinga dan tulang pendengaran.
Getaran tersebut membuat suara dapat tersalur ke telinga bagian dalam, dan diubah menjadi rangsangan saraf yang dibawa ke otak. Otak lalu menginterpretasikan dan mengindentifikasi rangsangan ini.
Pada otosclerosis, tulang stapes (tulang sanggurdi) tumbuh secara abnormal. Kondisi ini membuat stapes menyatu dengan tulang di sekitarnya dan tidak dapat bergerak.
Sebagai akibatnya, getaran suara dalam telinga bagian tengah tidak bisa disalurkan ke telinga bagian dalam. Proses mendengar pun menjadi terganggu.
Otosclerosis umumnya dapat ditangani dengan operasi. Peningkatan kemampuan mendengar pada penderita bisa mencapai sekitar 90 persen setelah pembedahan.
Tapi meski jarang, operasi mungkin saja tidak efektif untuk mengatasi otosclerosis pada sebagian penderita. Bahkan kondisi kehilangan kemampuan dengar dikatakan dapat memburuk.
Untuk itu, diperlukan diskusi lebih lanjut dengan dokter THT guna mengetahui risiko penanganan tersebut secara lebih rinci.
Gangguan pendengaran dengan nama lain otospongiosis ini bisa menyebabkan tuli konduktif, yakni tuli akibat suara yang tidak bisa masuk ke telinga karena terhalang.
Otosclerosis juga dapat muncul tanpa gejala atau dirasakan sebagai gangguan pada saraf sensorik.
Gejala otosclerosis umumnya muncul ketika penderita berumur sekitar 20-an atau 30-an, dan seringkali menyerang kedua telinga. Keluhan utama pasien biasanya meliputi:
Penyebab otosclerosis tidak diketahui dengan pasti. Meski begitu, beberapa faktor di bawah ini diduga bisa berpengaruh:
Otosclerosis memiliki kecederungan untuk diturunkan di dalam keluarga. Jika salah satu orangtua kandung Anda mengalami otosclerosis, kemungkinan Anda untuk terkena kondisi yang sama adalah sekitar 25 persen.
Kemungkinan tersebut akan meningkat menjadi 50 persen apabila kedua orangtua Anda memiliki otosclerosis.
Otosclerosis lebih sering dialami oleh orang dengan ras kaukasian.
Perubahan hormon yang terjadi pada wanita hamil diduga berhubungan dengan terjadinya otosclerosis.
Infeksi akibat virus diduga berhubungan dengan otosclerosis, terutama virus penyebab campak.
Wanita lebih berisiko untuk mengalami otosclerosis.
Osteogenesis imperfecta adalah kelainan genetik dengan gejala utama berupa tulang yang rapuh serta mudah patah. Penderita kelainan ini berisiko lebih tinggi untuk mengalami otosclerosis.
Adanya cedera atau stress fracture pada tulang dalam telinga juga bisa meningkatkan risiko otosclerosis.
Ada pula dugaan bahwa otosclerosis terjadi karena kondisi autoimun. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh keliru dan menyerang sel-sel yang sebenarnya sehat.
Diagnosis otosclerosis ditentukan berdasarkan hasil tanya jawab, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berikut penjelasannya:
Dokter akan menanyakan gejala dan faktor risiko otosclerosis yang dimiliki oleh pasien. Demikian pula dengan riwayat penyakit pasien serta keluarga.
Dokter akan memeriksa telinga Anda menggunakan alat otoscope. Dokter kemudian mengevaluasi kemampuan Anda dalam mendengar suara.
Dokter juga akan meminta Anda untuk menjalani serangkaian pemeriksaan penunjang guna memastikan diagnosis. Pemeriksaan ini umumnya meliputi CT scan dan X-ray.
Advertisement
Pengobatan otosclerosis tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi kesehatan pasien. Beberapa langkah penanganan yang bisa dianjurkan meliputi:
Perkembangan otosclerosis pada masing-masing pasien tidak selalu sama. Tidak semua pasien akan mengalami gangguan pendengaran yang berat.
Pada beberapa kasus, otosclerosis dapat berkembang dengan sangat lambat. Oleh karena itu, dokter akan melakukan pemeriksaan kondisi pasien secara berkala pada kasus yang ringan.
Pada kasus di mana gangguan pendengaran cukup berat, dokter akan memberikan alat bantu dengar. Alat ini akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Suplemen sodium fluoride diduga dapat membantu dalam mengurangi kecepatan perkembangan penyakit otosclerosis.
Pada kasus yang parah, diperlukan operasi bernama stapedectomy. Melalui prosedur ini, dokter akan menempatkan alat di telinga bagian tengah Anda yang menggerakkan tulang stapes yang tersangkut, dengan begitu gelombang suara dapat mengalir ke telinga bagian dalam, sehingga Anda dapat mendengar lebih baik.
Bila tidak ditangani dengan benar, otosclerosis dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Hinga saat ini, belum ada cara efektif yang bisa Anda lakukan sebagai cara mencegah otosclerosis.
Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala otosclerosis maupun gangguan pendengaran.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini dapat membantu dokter dalam memastikan diagnosis otosclerosis dan menentukan penanganan yang tepat.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved