Ophthalmoplegia adalah istilah medis untuk gerakan mata abnormal yang terjadi karena kelemahan atau kelumpuhan otot mata. Kondisi ini dapat memengaruhi satu atau beberapa otot dari 6 otot mata (ekstraokular) yang berfungsi menahan posisi mata serta mengendalikan gerakannya.
Penderita ophthalmoplegia biasanya memiliki kelopak mata yang terkulai (ptosis). Kondisi ini dapat terjadi pada salah satu mata (ophthalmoplegia unilateral) atau kedua belah mata (ophthalmoplegia bilateral).
Tergantung keparahannya, ophthalmoplegia tidak hanya menyebabkan ptosis tapi juga dapat menyebabkan gangguan pada pergerakan mata hingga memengaruhi kemampuan penglihatan seseorang. Meski begitu, kebanyakan kasus ophthalmoplegia dapat sembuh dengan pengobatan medis.
Ophthalmoplegia dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, antara lain:
1. Ophthalmoplegia eksternal
Jenis ophthalmoplegia ini dapat memengaruhi satu di antara 6 otot mata bagian luar, yaitu:
2. Ophthalmoplegia internal
Ophthalmoplegia internal biasanya memengaruhi satu di antara 3 otot mata bagian dalam, yang berfungsi mengatur fokus pandangan dan ukuran pupil. Otot-otot yang dimaksud yaitu:
3. Ophthalmoplegia eksternal progresif kronis
Ophthalmoplegia eksternal progresif kronis adalah jenis ophthalmoplegia yang terjadi karena faktor keturunan. Biasanya, gejala ophthalmoplegia jenis ini mulai muncul saat seseorang berusia antara 18-40 tahun dan bisa memburuk seiring waktu (progresif).
4. Ophthalmoplegia internuklir
Ophthalmoplegia juga dapat dibedakan berdasarkan bagian otak mana yang bermasalah. Salah satu jenisnya adalah ophthalmoplegia internuklir, yang memengaruhi area tempat bertemunya dua kumpulan sel saraf di batang otak.
5. Ophthalmoplegia supranuklir
Ophthalmoplegia supranuklir adalah jenis ophthalmoplegia langka yang disebabkan karena adanya kelainan pada otak, tepatnya pada bagian atas batang otak. Kondisi ini dapat memengaruhi pergerakan mata. Gejalanya bersifat progresif dan belum ditemukan obatnya.
Penderita ophthalmoplegia umumnya akan mengalami beberapa gejala terkait gangguan penglihatan seperti:
Gejala-gejala lainnya juga mungkin terjadi, tergantung keparahan dan jenis ophthalmoplegia yang diderita, beberapa di antaranya adalah:
Baca juga: 5 Penyakit Mata yang Paling Umum Terjadi di Indonesia
Ophthalmoplegia dapat diderita sejak lahir atau muncul pada umur-umur tertentu. Penyebab umum dari kondisi ini yaitu gangguan pada sinyal-sinyal yang dikirim antara otak dan mata. Adapun yang penyebab dari terjadinya gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Mutasi genetik
Ophthalmoplegia eksternal progresif kronis disebabkan oleh mutasi genetik pada gen yang berperan dalam pergerakan otot seperti gen POLG, TWNK, RRM2B, atau SLC25A4. Ophthalmoplegia juga diketahui dapat disebabkan oleh mutasi gen MT-TL1 yang bertanggung jawab pada pembentukan protein pada setiap sel, termasuk sel mata.
Kondisi ini dapat bersifat autosomal dominan atau autosomal resesif, tergantung pada jenis gen bermutasi yang diturunkan. Pada ophthalmoplegia yang bersifat autosomal dominan, seorang anak dapat terkena ophthalmoplegia jika mewarisi satu salinan gen POLG, TWNK, RRM2B, atau SLC25A4 yang bermutasi dari orangtuanya.
Pada autosomal resesif, ophthalmoplegia dapat terjadi apabila seorang anak mewarisi 2 salinan gen POLG atau gen RRM2B yang bermutasi dari kedua orangtuanya, yang kemungkinan sehat dan bukan penderita ophthalmoplegia (carrier).
Sementara itu, mutasi pada gen MT-TL1 diwariskan dalam pola mitokondria, yang juga dikenal sebagai pola pewarisan ibu. Jadi, jika seorang wanita menderita ophthalmoplegia, ada kemungkinan keturunannya dapat mewarisi penyakit tersebut.
Kondisi ini bisa muncul di setiap generasi keluarga dan dapat terjadi pada anak laki-laki ataupun perempuan. Meski begitu, bila ophthalmoplegia jenis ini diwariskan pada anak laki-laki, maka keturunan selanjutnya tidak akan mengalami hal yang sama.
2. Gangguan saraf dan otot
Dalam beberapa kasus, ophthalmoplegia eksternal progresif kronis dapat juga disebabkan oleh beberapa kondisi yang menyerang saraf dan otot seperti ataksia dan sindrom Kearns-Syre.
3. Gangguan pada otak dan sumsum tulang belakang
Ophthalmoplegia dapat terjadi akibat beberapa kondisi yang menyerang otak seperti berikut:
4. Penyebab lainnya
Penyebab ophthalmoplegia lainnya meliputi:
Baca juga: Penyakit Genetik Belum Tentu Turunan, Pastikan Anda Tahu Bedanya
Ophthalmoplegia umum ditemui pada penderita diabetes. Di antara para penderita diabetes, pasien pria berusia di atas 45 tahun yang telah menderita diabetes tipe 2 selama 10 tahun lebih lebih berisiko menderita ophthalmoplegia.
Selain itu, orang yang mengalami kondisi gangguan otot seperti penyakit Graves juga berisiko menderita ophthalmoplegia.
Ophthalmoplegia dapat didiagnosis dengan evaluasi gejala dan riwayat kesehatan pasien dan keluarga serta pemeriksaan fisik pada mata.
Beberapa tes pencitraan seperti MRI atau scan CT biasanya akan dilakukan untuk membantu dokter melihat bagian dalam organ mata secara lebih mendetail.
Dokter juga dapat merekomendasikan tes darah atau lumbar pungsi (pemeriksaan cairan otak) jika ophthalmoplegia diduga disebabkan oleh kondisi tertentu seperti infeksi atau gangguan otak.
Advertisement
Perawatan dan terapi untuk ophthalmoplegia dapat sangat bervariasi tergantung pada usia pasien, jenis ophthalmoplegia dan penyebabnya.
Anak-anak atau orang dewasa yang memiliki penglihatan ganda akibat ophthalmoplegia biasanya akan diberikan kacamata khusus yang dapat menahan kelopak mata yang turun.
Beberapa kasus ophthalmoplegia mungkin membutuhkan operasi pembedahan seperti operasi operasi ptosis atau operasi strabismus. Tindakan medis lainnya seperti suntik botoks juga dapat dilakukan untuk mengurangi ketidaksejajaran mata.
Di samping perawatan untuk memperbaiki gejala, pengobatan ophthalmoplegia juga akan berfokus pada penyebab yang mendasarinya. Misalnya, dengan menjalani pengobatan stroke atau multiple sclerosis jika ophthalmoplegia disebabkan oleh kondisi tersebut.
Pada beberapa kasus, mengobati gejala migrain yang muncul juga dapat membantu pengobatan ophthalmoplegia. Sementara ophthalmoplegia yang terjadi akibat infeksi, cedera, atau obat-obatan, kemungkinan besar dapat pulih dengan sendirinya.
Ophthalmoplegia yang tidak diatasi dapat menyebabkan komplikasi berupa berkurangnya kontrol otot, terutama otot mata yang makin parah seiring waktu.
Baca jawaban dokter: Cara menghilangkan sakit kepala yang menyebabkan mata kabur?
Pemeriksaan mata rutin dapat membantu dokter melakukan deteksi dini pada berbagai permasalahan mata, termasuk ophthalmoplegia. Bahkan jika Anda memiliki penglihatan normal, sebaiknya Anda mengunjungi spesialis mata setiap dua tahun sekali.
Selain itu, Anda juga dapat menjalani pola hidup sehat dan menjaga kesehatan peredaran darah agar terhindar dari kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan ophthalmoplegia seperti stroke dan gangguan otak lainnya.
Segera hubungi dokter jika penglihatan mengalami masalah pada penglihatan, seperti pandangan buram atau penglihatan ganda yang muncul tiba-tiba.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis ophthalmoplegia agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved