logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Ophthalmoplegia

16 Okt 2022

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Pengertian ophthalmoplegia

Ophthalmoplegia adalah istilah medis untuk gerakan mata abnormal yang terjadi karena kelemahan atau kelumpuhan otot mata. Kondisi ini dapat memengaruhi satu atau beberapa otot dari 6 otot mata (ekstraokular) yang berfungsi menahan posisi mata serta mengendalikan gerakannya.

Penderita ophthalmoplegia biasanya memiliki kelopak mata yang terkulai (ptosis). Kondisi ini dapat terjadi pada salah satu mata (ophthalmoplegia unilateral) atau kedua belah mata (ophthalmoplegia bilateral).

Tergantung keparahannya, ophthalmoplegia tidak hanya menyebabkan ptosis tapi juga dapat menyebabkan gangguan pada pergerakan mata hingga memengaruhi kemampuan penglihatan seseorang. Meski begitu, kebanyakan kasus ophthalmoplegia dapat sembuh dengan pengobatan medis.

Jenis-jenis ophthalmoplegia 

Ophthalmoplegia dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, antara lain:

1. Ophthalmoplegia eksternal 

Jenis ophthalmoplegia ini dapat memengaruhi satu di antara 6 otot mata bagian luar, yaitu:

  • Rektus superior, otot di bagian atas mata yang mengatur gerakan mata melihat ke atas
  • Rektus inferior, otot di bagian bawah mata  yang mengatur gerakan mata melihat ke bawah
  • Rektus medial, otot di bagian dalam mata yang mengatur gerakan mata melihat ke arah dalam (menuju hidung)
  • Rektus lateral, otot di bagian dalam mata yang mengatur gerakan mata melihat ke arah luar (menuju telinga)
  • Oblique superior, otot yang mengatur gerakan mata memutar ke dalam dan ke bawah
  • Oblique inferior, otot yang mengatur gerakan mata memutar ke luar dan ke atas

2. Ophthalmoplegia internal 

Ophthalmoplegia internal biasanya memengaruhi satu di antara 3 otot mata bagian dalam, yang berfungsi mengatur fokus pandangan dan ukuran pupil. Otot-otot yang dimaksud yaitu:

  • Otot siliari, otot berbentuk cincin yang mengendalikan bentuk dari lensa mata agar mata dapat fokus melihat suatu objek yang dekat atau jauh
  • Pupillae dilator, otot yang berfungsi memperbesar ukuran pupil agar mata dapat menerima lebih banyak cahaya yang masuk
  • Pupillae sphincter, otot yang berfungsi memperkecil ukuran pupil agar mata dapat menyesuaikan dalam kondisi gelap

3. Ophthalmoplegia eksternal progresif kronis

Ophthalmoplegia eksternal progresif kronis adalah jenis ophthalmoplegia yang terjadi karena faktor keturunan. Biasanya, gejala ophthalmoplegia jenis ini mulai muncul saat seseorang berusia antara 18-40 tahun dan bisa memburuk seiring waktu (progresif).

4. Ophthalmoplegia internuklir

Ophthalmoplegia juga dapat dibedakan berdasarkan bagian otak mana yang bermasalah. Salah satu jenisnya adalah ophthalmoplegia internuklir, yang memengaruhi area tempat bertemunya dua kumpulan sel saraf di batang otak.

5. Ophthalmoplegia supranuklir

Ophthalmoplegia supranuklir adalah jenis ophthalmoplegia langka yang disebabkan karena adanya kelainan pada otak, tepatnya pada bagian atas batang otak. Kondisi ini dapat memengaruhi pergerakan mata. Gejalanya bersifat progresif dan belum ditemukan obatnya.

Tanda dan gejala ophthalmoplegia

Penderita ophthalmoplegia umumnya akan mengalami beberapa gejala terkait gangguan penglihatan seperti:

  • Diplopia atau penglihatan ganda, di mana mata melihat dua bayangan dari satu objek
  • Penglihatan buram karena mata tidak bisa fokus melihat satu objek 
  • Ptosis atau melorotnya kelopak mata
  • Mata juling (strabismus)

Gejala-gejala lainnya juga mungkin terjadi, tergantung keparahan dan jenis ophthalmoplegia yang diderita, beberapa di antaranya adalah:

Baca juga: 5 Penyakit Mata yang Paling Umum Terjadi di Indonesia

Penyebab ophthalmoplegia

Ophthalmoplegia dapat diderita sejak lahir atau muncul pada umur-umur tertentu. Penyebab umum dari kondisi ini yaitu gangguan pada sinyal-sinyal yang dikirim antara otak dan mata. Adapun yang penyebab dari terjadinya gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain:

1. Mutasi genetik 

Ophthalmoplegia eksternal progresif kronis disebabkan oleh mutasi genetik pada gen yang berperan dalam pergerakan otot seperti gen POLG, TWNK, RRM2B, atau SLC25A4. Ophthalmoplegia juga diketahui dapat disebabkan oleh mutasi gen MT-TL1 yang bertanggung jawab pada pembentukan protein pada setiap sel, termasuk sel mata.  

Kondisi ini dapat bersifat autosomal dominan atau autosomal resesif, tergantung pada jenis gen bermutasi yang diturunkan. Pada ophthalmoplegia yang bersifat autosomal dominan, seorang anak dapat terkena ophthalmoplegia jika mewarisi satu salinan gen POLG, TWNK, RRM2B, atau SLC25A4 yang bermutasi dari orangtuanya. 

Pada autosomal resesif, ophthalmoplegia dapat terjadi apabila seorang anak mewarisi 2 salinan gen POLG atau gen RRM2B yang bermutasi dari kedua orangtuanya, yang kemungkinan sehat dan bukan penderita ophthalmoplegia (carrier). 

Sementara itu, mutasi pada gen MT-TL1 diwariskan dalam pola mitokondria, yang juga dikenal sebagai pola pewarisan ibu. Jadi, jika seorang wanita menderita ophthalmoplegia, ada kemungkinan keturunannya dapat mewarisi penyakit tersebut. 

Kondisi ini bisa muncul di setiap generasi keluarga dan dapat terjadi pada anak laki-laki ataupun perempuan. Meski begitu, bila ophthalmoplegia jenis ini diwariskan pada anak laki-laki, maka keturunan selanjutnya tidak akan mengalami hal yang sama. 

2. Gangguan saraf dan otot

Dalam beberapa kasus, ophthalmoplegia eksternal progresif kronis dapat juga disebabkan oleh beberapa kondisi yang menyerang saraf dan otot seperti ataksia dan sindrom Kearns-Syre. 

3. Gangguan pada otak dan sumsum tulang belakang

Ophthalmoplegia dapat terjadi akibat beberapa kondisi yang menyerang otak seperti berikut:

 

  • Multiple sklerosis
  • Stroke  
  • Jaringan abnormal atau lesi pada medial longitudinal fasciculus (MLF), saluran serat di otak yang mengkoordinasikan gerakan mata
  • tumor atau kanker otak seperti glioma atau medulloblastoma
  • Peradangan otak (ensefalitis)
  • Atrofi olivopontocerebellar, yaitu penyakit yang menyebabkan area jauh di dalam otak, tepat di atas sumsum tulang belakang menyusut 
  • Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) 
  • Progressive supranuclear palsy (PSP), kelainan otak yang langka yang menyebabkan kelemahan otot mata
  • Sindrom Foville

4. Penyebab lainnya

Penyebab ophthalmoplegia lainnya meliputi:

Baca juga: Penyakit Genetik Belum Tentu Turunan, Pastikan Anda Tahu Bedanya

 

Faktor risiko ophthalmoplegia 

Ophthalmoplegia umum ditemui pada penderita diabetes. Di antara para penderita diabetes, pasien pria berusia di atas 45 tahun yang telah menderita diabetes tipe 2 selama 10 tahun lebih lebih berisiko menderita ophthalmoplegia

Selain itu, orang yang mengalami kondisi gangguan otot seperti penyakit Graves juga berisiko menderita ophthalmoplegia

Diagnosis ophthalmoplegia

Ophthalmoplegia dapat didiagnosis dengan evaluasi gejala dan riwayat kesehatan pasien dan keluarga serta pemeriksaan fisik pada mata. 

Beberapa tes pencitraan seperti MRI atau scan CT biasanya akan dilakukan untuk membantu dokter melihat bagian dalam organ mata secara lebih mendetail. 

Dokter juga dapat merekomendasikan tes darah atau lumbar pungsi (pemeriksaan cairan otak) jika ophthalmoplegia diduga disebabkan oleh kondisi tertentu seperti infeksi atau gangguan otak.

Advertisement

Cara mengobati ophthalmoplegia

Perawatan dan terapi untuk ophthalmoplegia dapat sangat bervariasi tergantung pada usia pasien, jenis ophthalmoplegia dan penyebabnya. 

Anak-anak atau orang dewasa yang memiliki penglihatan ganda akibat ophthalmoplegia biasanya akan diberikan kacamata khusus yang dapat menahan kelopak mata yang turun.

Beberapa kasus ophthalmoplegia mungkin membutuhkan operasi pembedahan seperti operasi operasi ptosis atau operasi strabismus. Tindakan medis lainnya seperti suntik botoks juga dapat dilakukan untuk mengurangi ketidaksejajaran mata.

Di samping perawatan untuk memperbaiki gejala, pengobatan ophthalmoplegia juga akan berfokus pada penyebab yang mendasarinya. Misalnya, dengan menjalani pengobatan stroke atau multiple sclerosis jika ophthalmoplegia disebabkan oleh kondisi tersebut. 

Pada beberapa kasus, mengobati gejala migrain yang muncul juga dapat membantu pengobatan ophthalmoplegia. Sementara ophthalmoplegia yang terjadi akibat infeksi, cedera, atau obat-obatan, kemungkinan besar dapat pulih dengan sendirinya. 

Komplikasi ophthalmoplegia 

Ophthalmoplegia yang tidak diatasi dapat menyebabkan komplikasi berupa berkurangnya kontrol otot, terutama otot mata yang makin parah seiring waktu.

Baca jawaban dokter: Cara menghilangkan sakit kepala yang menyebabkan mata kabur?

Cara mencegah ophthalmoplegia

Pemeriksaan mata rutin dapat membantu dokter melakukan deteksi dini pada berbagai permasalahan mata, termasuk ophthalmoplegia. Bahkan jika Anda memiliki penglihatan normal, sebaiknya Anda mengunjungi spesialis mata setiap dua tahun sekali. 

Selain itu, Anda juga dapat menjalani pola hidup sehat dan menjaga kesehatan peredaran darah agar terhindar dari kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan ophthalmoplegia seperti stroke dan gangguan otak lainnya. 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segera hubungi dokter jika penglihatan mengalami masalah pada penglihatan, seperti pandangan buram atau penglihatan ganda yang muncul tiba-tiba.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter. 
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait ophthalmoplegia?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis ophthalmoplegia agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

Advertisement

Bagikan

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved