2 Feb 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Gejala utama oligospermia adalah sulitnya memiliki anak
Oligospermia adalah kondisi ketika jumlah sperma dalam air mani berjumlah sedikit. Seseorang dikatakan memiliki oligospermia jika terdapat kurang dari 15 juta sel per mililiter air mani dianggap masuk kategori oligospermia.
Penghitungan kadar sel sperma akan dilakukan pemeriksaan analisis sperma di laboratorium. Sebab, sel sperma yang dikeluarkan melalui air mani tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Jumlah sperma yang rendah dapat menurunkan potensi terjadinya kehamilan. Oleh karena itu, kondisi ini dianggap sebagai masalah infertilitas pada pria.
Meski demikian, banyak pria yang menderita oligospermia tetap dapat subur dan memiliki anak berbagai perawatan infertilitas yang tersedia.
Baca juga: Serba-serbi Air Mani (Ternyata Berbeda dengan Sperma!)
Gejala utama oligospermia adalah sulitnya memiliki anak atau terjadinya kehamilan. Pada beberapa kasus, oligospermia tidak menunjukkan tanda atau gejala lainnya.
Namun, beberapa tanda dan gejala berikut ini mungkin muncul pada penderita oligospermia, yakni:
Organ reproduksi pria yang memproduksi sperma adalah testis. Gangguan yang terjadi di testis atau organ sekitarnya bisa menyebabkan oligospermia.
Meski kadang tidak dapat diidentifikasi, ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan terganggunya proses pembentukan sperma dan menyebabkan oligospermia, antara lain:
1. Varikokel
Varikokel adalah varises yang terjadi di skrotum. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah ke testis lalu menyebabkan suhu di testis meningkat. Peningkatan suhu inilah yang berdampak negatif pada produksi sperma.
2. Infeksi
Berbagai infeksi dapat mengganggu produksi sperma, kualitas sperma, dan menyebabkan jaringan parut yang menghalangi jalannya sperma, seperti:
3. Penyakit autoimun
Ada kalanya, sistem imun dapat keliru mengidentifikasi sperma sebagai zat asing berbahaya yang perlu dihancurkan. Hal ini tentunya dapat menjadi penyebab berkurangnya jumlah sel sperma.
4. Tumor dan kanker
Pembedahan, radiasi dan kemoterapi untuk mengobati tumor dan kanker memiliki banyak efek samping, termasuk memengaruhi kesuburan pria.
5. Kriptorkismus
Selama perkembangan janin, salah satu atau kedua testis terkadang gagal turun dari perut ke dalam skrotum.
Kondisi ini disebut dengan kriptorkismus. Penurunan kesuburan lebih mungkin terjadi pada pria yang terlahir dengan kondisi ini.
6. Ketidakseimbangan hormon
Hipotalamus, hipofisis, dan testis bekerja sama untuk menghasilkan hormon yang diperlukan dalam produksi sperma.
Jika terjadi gangguan pada hormon-hormon ini, serta sistem lain seperti tiroid dan kelenjar adrenal, produksi sperma pun dapat ikut terganggu dan menyebabkan oligospermia.
7. Kecacatan pada tubulus yang mengangkut sperma
Sistem reproduksi pria memiliki banyak saluran atau tubulus yang membawa sperma dari kelenjar testis. Saluran-saluran ini dapat tersumbat karena berbagai penyebab, termasuk cedera yang tidak disengaja dari operasi, infeksi, atau perkembangan abnormal akibat cystic fibrosis atau kondisi bawaan serupa.
Penyumbatan dapat terjadi pada bagian manapun, termasuk di dalam testis, di saluran yang mengalirkan testis, epididimis, vas deferens, dan uretra.
8. Kelainan genetik langka
Terdapat berbagai kelainan genetik yang dapat menyebabkan perkembangan abnormal pada organ reproduksi pria, misalnya:
9. Penyakit Celiac
Penyakit Celiac adalah kondisi autoimun yang memicu kerusakan vili usus halus dan gangguan penyerapan nutrisi. Kondisi autoimun ini umumnya dipicu oleh konsumsi gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, rye, dan barley.
Penderita penyakit celiac bisa mengalami masalah pada penyerapan kalsium dan vitamin D yang berakibat pada gangguan kesuburan. Pasalnya, kalsium dan vitamin D diketahui berguna untuk meningkatkan testosteron yang memproduksi sperma.
10. Paparan bahan kimia berbahaya
Paparan bahan-bahan kimia yang biasa dipakai di industri benzena, toluena, xilena, herbisida, pestisida, pelarut organik, bahan pengecatan, timbal, dan logam berat lainnya dalam jangka waktu lama dapat memicu terjadinya oligospermia.
11. Radiasi dan sinar-X
Paparan radiasi dapat menurunkan produksi sperma dan diperlukan waktu beberapa tahun agar produksi sperma kembali normal. Bahkan produksi sperma bisa berkurang secara permanen jika testis terpapar radiasi dosis tinggi.
12. Peningkatan suhu testis
Peningkatan suhu akibat paparan panas di area organ reproduksi pria dapat mengganggu produksi dan fungsi sperma. Akibatnya, Anda berisiko mengalami oligospermia.
13. Konsumsi obat dan zat tertentu
Steroid anabolik yang dikonsumsi untuk merangsang kekuatan dan pertumbuhan otot dapat menyebabkan testis mengecil. Ini menyebabkan produksi sperma terganggu.
Penggunaan kokain atau ganja juga dapat mengurangi jumlah dan kualitas sperma.
14. Konsumsi alkohol
Alkohol dapat menurunkan kadar testosteron dan menyebabkan penurunan produksi sperma.
15. Rokok
Banyak penelitian ilmiah yang mengemukakan bahwa pria yang merokok memiliki jumlah sperma yang lebih rendah daripada mereka yang tidak merokok.
16. Kondisi psikologis
Stres emosional dan atau depresi yang parah serta berkepanjangan dapat mengganggu hormon yang dibutuhkan untuk memproduksi sperma.
17. Berat badan
Obesitas atau kelebihan berat badan dapat mengganggu kesuburan dalam beberapa cara, termasuk berdampak langsung pada sperma dan dengan menyebabkan perubahan hormon yang mengurangi kesuburan pria.
BACA JUGA: Cara Memperbanyak Sperma yang Alami dan Mudah Dilakukan
Selain penyebab oligospermia di atas, ada beberapa hal yang meningkatkan risiko Anda memiliki jumlah sperma sedikit, di antaranya adalah:
Dokter akan menanyakan seputar gejala yang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat kesehatan Anda seputar gangguan medis lain, pembedahan, riwayat penyakit kanker, serta obat-obatan yang pernah atau sedang Anda konsumsi.
Selanjutnya, dokter akan melaksanakan sejumlah pemeriksaan berikut:
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan bisa meliputi pemeriksaan pada penis dan testis
2. Pemeriksaan analisis sperma
Penghitungan kuantitas sperma dalam air mani merupakan salah satu parameter yang diukur dalam pemeriksaan analisis sperma. Jumlah sperma umumnya ditentukan dengan memeriksa air mani di bawah mikroskop atau dengan bantuan komputer.
Sampel air mani dapat diperoleh dengan beberapa cara berbeda. Anda bisa memberikan sampel dengan cara masturbasi dan ejakulasi ke dalam wadah khusus di ruang praktik dokter.
Namun, sampel bisa juga didapat dari air mani yang dikeluarkan selama hubungan seksual menggunakan kondom khusus.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan nilai jumlah sperma normal adalah sebesar 15 juta sel sperma per mililiter air mani. Jumlah di bawah nilai tersebut dianggap rendah dan dapat didiagnosa sebagai oligospermia, dengan klasifikasi sebagai berikut:
3. Pemeriksaan penunjang
Tergantung dari temuan dari pemeriksaan sebelumnya, dokter mungkin merekomendasikan tes tambahan untuk mendapatkan diagnosis yang lebih tepat. Misalnya:
BACA JAWABAN DOKTER: Kemandulan pada pria bagaimana mengetahuinya?
Advertisement
Pengobatan oligospermia akan bergantung pada penyebabnya. Beberapa perawatan oligospermia yang biasa diberikan meliputi:
1. Pembedahan
Operasi pembedahan umum dilakukan pada kasus oligospermia yang disebabkan varikokel. Operasi ini juga dapat dilakukan untuk memperbaiki vas deferens yang tersumbat.
Selain itu, jika Anda telah menjalani vasektomi dan memutuskan untuk memiliki anak, operasi pembalikan vasektomi dapat dilakukan guna mengembalikan kuantitas dan kualitas sperma seperti sebelumnya.
Dokter juga dapat melakukan operasi pengambilan sperma langsung dari testis atau epididimis menggunakan teknik pengambilan sperma, seperti MESA (microepididymal sperm aspiration) atau TESE (testicular sperm extraction). Operasi ini biasanya dibutuhkan sebagai rangkaian dari proses kehamilan melalui in vitro fertilization (ivf).
2. Pemberian Obat
Terapi dengan obat dapat berupa terapi hormonal, agonis dopamin, aromatase inhibitor, dan selective estrogen receptor modulators.
3. Pengobatan infeksi
Antibiotik dapat menyembuhkan infeksi yang menyebabkan oligospermia. Meski begitu, pengobatan ini tidak berdampak langsung pada kesuburan.
4. Penggantian hormon dan obat-obatan
Dokter mungkin merekomendasikan penggantian hormon atau obat-obatan yang Anda gunakan jika oligospermia dipengaruhi oleh pengobatan tersebut.
5. Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB)
TRB adalah teknik rekayasa reproduksi yang memungkinkan kehamilan terjadi di luar proses alaminya. Pengambilan sperma pada TRB dapat diperoleh melalui ejakulasi normal atau ekstraksi bedah. Sperma tersebut kemudian dimasukkan ke dalam saluran genital wanita, digunakan untuk prosedur Bayi tabung (IVF), atau Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI).
BACA LEBIH LANJUT : Berapa Biaya Bayi Tabung dan Bagaimana Prosesnya Dilakukan?
Untuk menjaga kesuburan Anda, hindari faktor-faktor risiko yang dapat memengaruhi jumlah dan kualitas sperma yang telah disebutkan sebelumnya, seperti:
Apabila Anda dan pasangan telah berhubungan intim secara rutin tanpa pengaman selama satu tahun atau lebih dan kehamilan belum juga terjadi, segera konsultasi ke dokter mengenai kondisi tersebut. Oligospermia mungkin saja menjadi penyebab dari infertilitas yang Anda alami
Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bisa menganjurkan tes air main untuk memastikan diagnosis oligospermia. Dengan ini, pengobatan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved