logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kandungan

Oligomenore

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Oligomenore adalah kondisi ketika periode menstruasi tidak teratur pada wanita subur

Normalnya jarak antara haid satu bulan dengan bulan selanjutnya biasanya 21-35 hari

Pengertian oligomenore

Oligomenore adalah suatu kondisi di mana periode menstruasi tidak teratur. Kondisi ini biasanya diderita oleh wanita pada masa-masa subur.

Normalnya jarak antara haid satu bulan dengan bulan selanjutnya biasanya 21-35 hari. Seseorang dikatakan menderita oligomenore bila antar haid lebih dari 35 hari atau sama sekali tidak mendapat haid selama 90 hari. 

Seseorang juga bisa juga dikatakan menderita oligomenore bila mengalami gangguan menstruasi seperti kurang dari 9 kali menstruasi dalam periode setahun. Selain itu, oligomenore juga dikaitkan dengan perdarahan ringan (darah menstruasi keluar dalam jumlah sedikit) setiap siklus menstruasi terjadi. Perdarahan ringan tersebut bisa berlangsung dalam periode normal atau lebih lama dari 35 hari.

Penyebab tersering oligomenore adalah akibat efek samping penggunaan pil KB hormonal atau bisa juga sebagai gejala dari suatu penyakit tertentu. Oleh karena itu, pengobatan oligomenore akan diberikan berdasarkan penyebabnya. Penanganan oligomenore biasanya meliputi penyesuaian gaya hidup, terapi penggantian obat dan pengobatan dari penyakit yang menyebabkan kondisi ini.

Tanda dan gejala oligomenore

Gejala oligomenore di antaranya adalah:

  • Jarak antara haid lebih dari 35 hari 
  • Mengalami haid kurang dari 9 kali dalam setahun
  • Siklus menstruasi yang tidak teratur
  • Perdarahan yang lebih sedikit pada saat haid daripada biasanya

Oligomenore yang dialami oleh wanita yang terbiasa menjalani olahraga berat atau berprofesi sebagai atlet mungkin juga memiliki gejala tambahan lainnya, berupa:

  • Fraktur stres (tulang retak) terutama pada tulang pinggul, tulang belakang, atau kaki bagian bawah
  • Pola makan yang tidak normal
  • Irama jantung abnormal
  • Tekanan darah rendah

Penyebab oligomenore

  • Penyebab tersering oligomenore adalah akibat efek samping penggunaan pil KB hormonal. Banyak wanita yang mengalami perdarahan haid yang lebih sedikit dalam 3-6 bulan sejak menggunakan pil KB. 

    Bahkan ada yang benar-benar tidak mendapat haid sama sekali karena menggunakan kontrasepsi hormonal berupa pil KB tadi. Kondisi ini juga bisa terjadi pada wanita yang baru haid pertama kali dan pada wanita menjelang menopause karena perubahan hormon dalam tubuh yang terjadi pada kedua keadaan ini.  

    Selain itu, oligomenore juga bisa disebabkan oleh:

    Oligomenore dapat juga menjadi salah satu gejala dari penyakit lain yang mendasari, misalnya:

Diagnosis oligomenore

Oligomenore biasanya didiagnosis dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik, tes darah, dan pemeriksaan USG perut.  Pada saat wawancara dokter akan menanyakan tentang riwayat haid Anda dan riwayat haid keluarga Anda, termasuk apakah ada masalah pada saat haid pertama di usia remaja. Pertanyaan yang akan ditanya bersifat mendetil, mulai dari durasi dari siklus menstruasi, hari-hari menstruasi mengalir normal, jumlah pembalut yang digunakan per hari, selisih antara dua siklus menstruasi, dan keteraturan dari siklus-siklus sebelumnya.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyebab oligomenore di antaranya pemeriksaan wajah dan leher, payudara, serta perut. Pemeriksaan panggul juga biasanya dilakukan.

Dokter Anda juga mungkin akan melakukan pemeriksaan rektovaginal (pemeriksaan dalam) yaitu dengan memasukkan jari ke dalam vagina dan anus untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan pada area tersebut.  Dokter melakukan pemeriksaan rektovaginal dengan menggunakan sarung tangan dan gel untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien. 

Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan vagina menggunakan alat spekulum untuk melihat apakah ada kelainan di bagian dalam vagina dan mulut rahim. Jika Anda belum pernah melakukan hubungan seksual dokter akan melakukan diagnosis dengan menggunakan metode lain. Bila dalam pemeriksaan-pemeriksaan ini Anda merasa tidak nyaman, segeralah beritahukan dokter atau perawat. 

Bila dokter belum dapat memastikan diagnosis dari kondisi yang dialami, dokter mungkin akan menganjurkan pemeriksaan penunjang berupa:

  • Pemeriksaan darah untuk mendeteksi apakah ada tanda perdarahan, kekurangan nutrisi, terjadi infeksi atau peradangan, dan lain-lain.
  • Pemeriksaan darah untuk mendeteksi kadar hormon dalam tubuh, dan fungsi tiroid.
  • Pemeriksaan darah untuk mengecek kadar FSH (follicle-stimulating hormone). Jika kadarnya tinggi, ada kemungkinan pasien menderita gangguan pada ovariumnya
  • Pemeriksaan darah untuk mengecek kadar TSH (thyroid-stimulating hormone). Jika kadarnya rendah, kemungkinan pasien menderita hipertiroidisme.
  • Pemeriksaan darah untuk mengecek hormon prolaktin. Jika kadarnya tnggi, kemungkinan pasien menderita prolaktinoma.
  • Pemeriksaan darah untuk mengecek kadar LH (luteinizing hormone). Rasio perbandingan kadar FSH/LH berguna untuk mendiagnosa penyakit PCOS (polyclystic ovarian syndrome).
  • Pemeriksaan darah untuk mengecek kadar 17 -OH. Kadar ini berguna untuk mendiagnosa apakah pasien menderita hiperplasia adrenal kongenital.
  • Tes supresi deksametason. Tes ini dilakukan untuk mendiagnosa apakah pasien menderita sindrom Cushing.
  • Pemeriksaan urin untuk mendeteksi tanda kehamilan, infeksi, atau penyakit menular seksual
  • Pemeriksaan pap smear untuk mendeteksi tanda kanker mulut rahim dan biopsi untuk mendeteksi kanker jenis lain dari sistem reproduksi

Selain itu, dokter juga mungkin menganjurkan pemeriksaan USG perut dan panggul serta pemeriksaan CT-scan atau MRI.

Advertisement

Cara mengobati oligomenore

Ketika dokter sudah mengetahui apa penyebab oligomenore yang Anda alami, baru dokter akan mendiskusikan pilihan pengobatan yang tepat untuk Anda.  Bila kondisi ini disebabkan pola hidup yang salah misalnya berolahraga berlebihan, berat badan yang terlalu rendah atau akibat stress berlebih, dokter akan menyarankan perubahan pola hidup menjadi lebih sehat. Misalnya jika penyebab dari oligomenore yang diderita adalah obesitas, pengurangan berat badan adalah metode pengobatan yang akan dijalani pasien.

Jika oligomenore yang Anda alami disebabkan karena gangguan hormonal, maka dokter mungkin menyarankan mengganti pil kontrasepsi hormonal yang sedang Anda konsumsi dengan kontrasepsi jenis lain. Tetapi bila kondisi ini merupakan tanda dari penyakit lain yang mendasari, misalnya penyakit menular seksual, maka dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk menangani masalah dasarnya.

Begitu pula pada oligomenore yang disebabkan penyakit lain, penanganannya adalah sesuai dengan penanganan penyakit yang mendasari terjadinya kondisi tersebut. Jika penyebab oligomenore adalah kondisi hipertiroidisme, maka obat anti-tiroid akan diresepkan. Jika penyebabnya adalah sindrom Cushing, maka obat-obatan yang menghalangi produksi kortisol yang berlebih.

Selain itu, operasi juga mungkin diperlukan untuk oligomenore yang disebabkan oleh kondisi tumor, hipertiroidisme, atau prolaktinoma. Jika penyebab kondisi tersebut adalah kanker, maka terapi-terapi kanker seperti kemoterapi atau terapi radiasi juga diperlukan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan pengangkatan ovarium, saluran telur ke rahim, rahim, atau serviks. Jika demikian, maka pasien tidak akan mengalami siklus menstruasi normalnya lagi.

Komplikasi

Jika tak ditangani dengan baik, oligomenore dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • Kemandulan
  • Hiperlasia endometrium
  • Kanker endometrium. Kondisi ini merupakan komplikasi lanjutan dari hiperplasia endometrium.
  • Osteoporosis. Karena sumber estrogen utama dalam tubuh tidak bekerja dengan baik tanpa ovulasi yang terjadi saat menstruasi normal, penderita oligomenore dapat menderita osteoporosis.
  • Masalah kardiovaskular
  • Komplikasi neuro-psikologis. Penderita oligomenore bukan hanya dapat mengalami kondisi psikologis seperti kegelisahan, halusinasi, dll., tapi juga kondisi saraf seperti gerakan tak disengaja pada wajah dan bibir, anoreksia, dan kelelahan pada wajah.

Cara mencegah oligomenore

Hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah oligomenore adalah dengan menghindari faktor risiko yang menyebabkan oligoemenore seperti yang tertera di atas. 

Tindakan pencegahan yang dapat Anda lakukan di antaranya:

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Anda sering mengalami menstruasi setiap lebih dari 35 hari sekali.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Saat gejala pertama kali dirasakan, Anda mungkin ke dokter umum dulu. Bila dokter mencurigai kondisi yang Anda alami adalah oligomenore dokter akan merujuk Anda ke dokter spesialis kandungan dan sistem reproduksi

Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala haid yang Anda rasakan
  • Catat riwayat haid Anda (termasuk pada usia berapa pertama kali haid, apakah ada masalah pada setiap kali haid, berapa lama sekali Anda mendapat haid, berapa kali Anda mengganti pembalut dalam sehari setiap kali haid)
  • Catat riwayat haid keluarga perempuan Anda (seperti ibu, saudara kandung, dan relatif lainnya)
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami.
  • Catat obat-obatan atau vitamin yang secara rutin anda konsumsi
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:

  • Kapan Anda pertama kali mendapat haid?
  • Berapa lama jarak antara haid antar bulan?
  • Seberapa banyak perdarahan yang Anda alami setiap kali haid? Berapa kali dalam sehari Anda mengganti pembalut?
  • Apakah ada masalah yang Anda alami setiap kali haid, misalnya keluhan kram perut yang berlebihan atau masalah fisik lainnya yang cukup mengganggu sampai Anda tidak dapat beraktivitas dengan normal?
  • Apa saja riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami?
  • Apa saja obat-obatan atau suplemen yang rutin Anda konsumsi?
  • Apa jenis kontrasepsi yang sedang Anda pakai?
  • Apakah dari keluarga perempuan Anda ada yang mengalami hal serupa?

Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin mungkin menganjurkan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebab dasar dari oligomenore yang Anda alami.

Advertisement

siklus haidhaidmenstruasigangguan menstruasi

Bagikan

Dokter Terkait

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved