logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Penyakit Lainnya

Ngiler saat Tidur

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Penyebab ngiler saat tidur, apa saja?

Namun beberapa kondisi medis tertentu bisa menjadi penyebab ngiler saat tidur

Pengertian ngiler saat tidur

Ngiler saat tidur bukan sesuatu yang aneh meski terkesan memalukan. Kondisi ini mungkin tidak disadari ketika tengah terlelap. Namun seseorang biasanya akan sadar ketika bangun dengan bantal atau guling yang basah. 

Seseorang mengeluarkan air liur saat tidur karena produksi cairan ini tetap berlangsung walau sedang terlelap. Sebagai catatan, tubuh biasanya menghasilkan air liur hingga 1 liter setiap harinya. 

Ketika sedang terjaga, air liur yang diproduksi oleh kelenjar ludah akan ditelan dan diedarkan kembali melalui aliran darah. Sementara saat tertidur, air liur terkumpul di dalam mulut dan tidak bisa ditelan. 

Karena itu, cairan bisa menetes atau keluar dari mulut. Jadi jangan heran bila Anda kadang-kadang bangun dengan leleran air liur di pipi atau bantal.

Penyebab ngiler saat tidur

Ada beragam penyebab ngiler saat tidur, dari sesuatu yang normal hingga kondisi yang harus diwaspadai. Berikut penjelasannya:

1. Posisi tidur 

Saat tidur, otot-otot tubuh biasanya menjadi rileks, terutama saat terjadi fase Rapid Eye Movement (REM). Akibatnya, otot bisa mengendur dan mungkin membuat mulut Anda terbuka saat tidur. Posisi tidur dengan mulut terbuka bisa menyebabkan ngiler lebih mudah terjadi.

2. Hidung tersumbat

Salah satu alasan terbesar mulut Anda bisa terbuka saat tidur adalah karena Anda tidak bisa bernapas dengan baik melalui hidung. Jika Anda sesak karena pilek atau alergi, Anda mungkin bernapas melalui mulut. Bila ini terjadi saat tidur, air liur bisa menetes ke bantal.

Deviasi septum nasal juga dapat menjadi penyebab hidung tersumbat, yang bisa memicu ngiler saat tidur.  Bagian dalam hidung memiliki septum yang memisahkan lubang kiri dan kanan. 

Apabila Anda dilahirkan dengan posisi septum yang tidak berada di tengah atau tidak rata, aliran udara di salah satu sisi menjadi lebih sempit dan dapat tersumbat sebagian.

Akibatnya, tubuh akan berusaha bernapas melalui mulut. Inilah yang bisa memicu mulut Anda terbuka dan keluarnya ludah.

3. Alergi dan Infeksi 

Jika mengalami alergi terhadap benda asing atau mengalami infeksi, tubuh dapat  menghasilkan lebih banyak air liur untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Ketika ini terjadi saat Anda sedang beristirahat, bukan tidak mungkin Anda pun akan ngiler saat tidur. 

Beberapa jenis alergi yang bisa memicu peningkatan produksi air liur meliputi:

  • Rhinitis alergi
  • Sinusitis dan infeksi saluran pernapasan
  • Radang tenggorokan (faringitis) dan radang amandel (tonsillitis)

4. Sleep apnea

Sleep apnea adalah kondisi yang menyebabkan dinding tenggorokan mengendur dan menyempit saat tidur, sehingga mengganggu pernapasan normal. Pernapasan yang tidak teratur dapat memicu produksi air liur berlebih dan ngiler karena kemungkinan mulut akan terbuka untuk bernapas saat tidur.

5. Produksi air liur berlebihan 

Beberapa orang dapat menghasilkan air liur secara berlebihan. Kondisi ini disebut ptyalism atau sialorrhea.  Infeksi, kondisi neurologis, dan masalah lain dapat menjadi pemicu seseorang memproduksi air liur berlebihan hingga ngiler saat tidur bahkan saat bangun.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Current Topics in Medicinal Chemistry mengungkapkan bahwa, sialorrhea sering terjadi pada pasien yang memiliki riwayat cedera otak atau stroke. Demikian pula dengan pengidap amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit Parkinson, myasthenia gravis, dan GERD.

Selain itu, efek samping obat tertentu dapat mengakibatkan susah menelan sehingga mulut akan menghasilkan air liur lebih banyak untuk mengatasinya. Namun sebagai akibatnya, pengguna obat ini bisa ngiler karena air liur yang berlebihan. Contoh obat ini berupa clozapine, lithium, atau obat penenang lain. 

6. Gangguan menelan 

Masalah saraf dan beberapa kondisi tertentu dapat mengakibatkan gangguan menelan, termasuk menelan ludah ketika sedang tidur yang akhirnya memicu ngiler. Kondisi-kondisi ini meliputi:

Advertisement

Cara mengobati ngiler saat tidur

Umumnya, tidak ada cara khusus untuk menghilangkan ngiler saat tidur karena minimnya dampak negatif yang ditimbulkan. Meski air liur keluar dari mulut, hal ini tidak akan menyebabkan dehidrasi, infeksi, atau masalah medis lain.

Namun ada beberapa cara untuk mengatasi ngiler saat tidur bila kondisi terasa mengganggu dan disebabkan oleh penyakit tertentu. Dokter akan memberikan pengobatan khusus untuk penyakit penyebabnya. Berikut contohnya: 

1. Mengubah posisi tidur

Jika memiliki kebiasaan tidur miring, Anda dianjurkan untuk mengubah kebiasaan ini. Misalnya, melatih tubuh untuk tidur dengan posisi telentang.

Anda juga dapat mencoba menggunakan bantal yang tidak terlalu empuk atau keras agar leher sejajar dengan punggung dan tulang belakang. Bantal yang dirancang khusus untuk menopang kepala tetap di satu posisi pun bisa menjadi pilihan.  

2. Mengobati alergi dan infeksi sinus

Bagi Anda yang mengalami alergi atau infeksi sinus, minumlah obat dari dokter sesuai anjuran. Dengan ini, hidung tidak akan tersumbat dan memicu mulut terbuka untuk bernapas. 

3. Obat-obatan

Obat-obatan untuk mengurangi produksi air liur dapat diresepkan oleh dokter, terutama pada pasien dengan masalah saraf. Contohnya, koyo skopolamin yang menghambat rangsangan saraf pada produksi air liur dan glikopirolat yang menghalangi impuls saraf.

4. Suntik botoks

Suntik botox bisa diberikan untuk menangani produksi air liur berlebih pada pasien dengan gangguan saraf. Hal ini telah dibuktikan oleh studi yang diterbitkan oleh British Journal of Medical Practitioners

Studi tersebut mengungkapkan bahwa pasien dengan gangguan neurologis yang menerima botoks, menunjukkan penurunan produksi air liur yang signifikan.

Namun suntik botoks biasanya efektif untuk sekitar enam bulan dan harus diulang kembali. Dokter akan memberikan jadwal yang sesuai bagi pasien.

5. Terapi wicara

Terapi wicara dapat meningkatkan stabilitas rahang serta kekuatan dan mobilitas lidah. Terapi ini juga dapat membantu seseorang agar dapat menutup bibir sepenuhnya.

6. Mesin CPAP

Apabila ngiler saat tidur disebabkan oleh sleep apnea, dokter dapat merekomendasikan pemasangan mesin continuous positive airway pressure (CPAP). Mesin ini akan membuat Anda tidur dengan posisi yang aman dan bernapas dengan baik.

7. Penggunaan alat bantu mulut (oral appliance)

Oral appliance didesain untuk mencegah jatuhnya posisi lidah. Alat juga dapat membantu proses menelan dan mengatup bibir dengan lebih baik.

8. Operasi

Operasi adalah pilihan pengobatan terakhir dan biasanya hanya dilakukan jika ngiler saat tidur disebabkan oleh penyakit saraf yang parah.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Konsultasikan pada dokter apabila Anda mengalami ngiler saat tidur yang terasa sangat mengganggu dan memengaruhi kualitas hidup Anda, khususnya jika terdapat gejala lain seperti sesak napas, dehidrasi, atau gangguan saraf.

Advertisement

gangguan tidurmasalah tiduralergihidung tersumbatsleep apnea

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved