1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Neuropati perifer adalah penyakit saraf yang mempengaruhi sistem saraf pada kaki atau tungkai.
Neuropati perifer merupakan gangguan yang terjadi karena kerusakan saraf pada anggota gerak tubuh. Sistem saraf perifer merupakan penghubung antara otak dan sumsum tulang belakang, atau sistem saraf pusat ke seluruh tubuh (seperti lengan, tangan, kaki, organ dalam, mulut, dan wajah).
Saraf-saraf tepi alias perifer berfungsi mengirimkan informasi dari sistem saraf pusat ke seluruh tubuh. Penderita biasanya merasakan sakit seperti tertusuk, terbakar, atau kesemutan.
Salah satu penyebab utama neuropati perifer adalah diabetes mellitus atau penyakit kencing manis. Namun penyakit ini juga dapat terjadi akibat cedera traumatik, infeksi, gangguan metabolik, keturunan, dan paparan terhadap toksin.
Kebanyakan kasus neuropati perifer dapat dengan mudah diobati. Tapi tidak semua kasus dapat disembuhkan.
Pada kasus yang lebih parah, pengobatan neuropati ditujukan untuk mengendalikan dan mengelola gejala yang muncul serta mencegah kerusakan saraf lebih lanjut.
Pengobatan neuropati perifer meliputi pemberian obat-obatan, terapi fisik, terapi nutrisi, penyesuaian gaya hidup dan operasi.
Secara umum, gejala neuropati perifer bisa berupa:
Gejala neuropati perifer bisa bervariasi dan dapat berkembang dengan cepat atau lambat. Berdasarkan jenisnya, penyakit ini bisa memiliki gejala sebagai berikut:
Individu yang mengalami neuropati perifer, mungkin memiliki lebih dari satu jenis kerusakan saraf pada saat bersamaan. Kombinasi antara neuropati sensorik dan motorik (polineuropati sensorimotorik) merupakan jenis neuropati yang umum ditemui.
Neuropati sensorik atau kerusakan pada saraf yang membawa pesan rasa raba, suhu, rasa sakit dan sensasi lain ke otak. Gejalanya bisa berupa:
Neuropati motorik merupakan kerusakan pada saraf yang mengontrol gerakan. Gejala neuropati jenis ini meiputi:
Neuropati otonom adalah kerusakan saraf otonom, yakni saraf yang mengendalikan proses tubuh tanpa kesadaran. Contohnya, sistem pencernaan, kandung kemih, dan tekanan darah. Gejalanya bisa meliputi:
Mononeuropati adalah kerusakan pada saraf tunggal di luar sistem saraf pusat, dengan gejala berupa:
Jenis mononeuropati yang paling umum adalah carpal tunnel syndrome (CTS). Dalam kondisi ini, saraf median pada tangan tertekan, sehingga menyebabkan rasa kesemutan atau kesakitan pada jari-jari tangan.
Penyebab neuropati perifer yang paling umum adalah diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Kadar gula darah tinggi dan tidak terkendali akibat diabetes dapat merusak pembuluh darah yang memberi suplai pada saraf.
Jenis kerusakan saraf akibat diabetes juga dikenal dengan istilah polineuropati diabetikum. Semakin lama diabetes berlangsung, risiko kondisi ini semakin besar.
Tak hanya itu, risiko polineuropati diabetikum juga akan meningkat jika seseorang:
Selain diabetes yang tak terkendali, kondisi-kondisi di bawah ini juga bisa menjadi faktor risiko neuropati perifer:
Dokter biasanya perlu melakukan serangkaian pemeriksaan berikut untuk menentukan diagnosis neuropati perifer:
Dokter akan menanyakan gejala, riwayat penyakit pasien dan keluarga secara lengkap, serta faktor risiko
Dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis (saraf), seperti refleks tendon, tonus dan kekuatan otot, kemampuan merasakan sensasi tertentu, postur tubuh, serta koordinasi gerakan pasien.
Tes darah bertujuan mengukur kadar vitamin dan gula darah, serta menentukan kondisi tiroid.
CT scan atau MRI dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya hernia atau tumor yang menekan saraf.
Biopsi saraf adalah prosedur pengambilan sejumlah kecil sampel jaringan saraf untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.
Prosedur EMG akan dilakukan guna merekam aktivitas listrik pada otot dan mendeteksi kerusakan saraf.
Melalui pemeriksaan ini, dokter akan mengukur kecepatan dan kekuatan sinyal saraf pasien.
Advertisement
Cara mengobati neuropati perifer bisa berbeda-beda untuk tiap pasien. Hal ini tergantung pada gejala dan penyebabnya. Dokter dapat menganjurkan beberapa langkah penanganan berikut:
Jika hasil tes laboratorium tidak dapat menentukan penyebab di balik neuropati perifer, dokter akan memantau kondisi pasien secara saksama tanpa memberikan penanganan terlebih dulu.
Apabila diperlukan, obat-obatan di bawah ini bisa diresepkan oleh dokter guna meredakan gejala neuropati perifer:
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) merupakan slaah satu contoh obat pereda nyeri yang bisa diberikan oleh dokter. Obat ini dapat meredakan gejala ringan
Untuk gejala yang lebih parah, dokter akan mmeberikan obat penghilang rasa sakit yang lebih poten.
Obat-obatan dapat meredakan nyeri saraf, seperti gabapentin dan pregabalin.
Obat oles ini bisa berupa krim capsaicin yang diberikan untuk meringankan gejala neuropati perifer.
Obat antidepresan juga bisa membantu dalam meredakan nyeri akibat neuropati perifer. Contohnya, amitriptyline, doxepin dan nortriptyline.
Beberapa terapi dan prosedur yang mungkin membantu meringankan tanda dan gejala neuropati perifer adalah
Fisioterapi akan dilakukan untuk pasien yang mengalami kelemahan otot. Langkah ini bertujuan memperbaiki gerakan pasien dengan meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan rentang gerak.
Fisioterapi bisa dilakukan dengan kombinasi latihan fisik khusus, pijat, dan perawatan lain yang sejenis.
Terapi okupasi akan membantu pasien mengatasi rasa sakit dan beradaptasi dengan fungsi tubuh.
Pada prosedur TENS, elektroda-elektroda akan diletakkan di kulit pasien guna mengalirkan arus listrik tegangan rendah dengan berbagai frekuensi. TENS harus diterapkan selama 30 menit setiap hari selama sekitar satu bulan.
Prosedur ini dapat membantu dalam menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh.
Pola makan yang lebih sehat dengan gizi seimbang bisa direkomendasikan oleh dokter spesialis gizi klinis.
Operasi dapat disarankan untuk neuropati perifer yang disebabkan oleh tekanan pada saraf, tumor, atau herniasi diskus di punggung maupun leher.
Alat bantu mekanis yang dirancang khusus dapat membantu dalam mengurangi rasa sakit dengan memberikan sokongan atau menjaga saraf yang terdampak agar tetap sejajar. Misalnya, kawat gigi dan sepatu, gips, dan splint (belat).
Pasien juga perlu menerapkan kebiasaan hidup sehat, termasuk berolahraga untuk meningkatkan kekuatan otot, berhenti merokok, menjaga berat badan agar tetap pada batas ideal, serta membatasi konsumsi alkohol.
Apabila tidak ditangani dengan benar, neuropati perifer bisa memicu komplikasi yang meliputi:
Cara mencegah neuropati perifer bisa dilakukan dengan mengurangi melalui langkah-langkah berikut:
Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala awal neuropati perifer yang berupa:
Penderita dengan risiko tinggi terhadap neuropati perifer (seperti penderita diabetes) juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan medis secara rutin.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis neuropati perifer. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved