1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Mulut berbusa dapat menandakan kondisi darurat medis
Mulut berbusa adalah gejala fisik yang ditunjukkan ketika seseorang kehilangan kemampuannya untuk menelan. Hal ini kemudian menyebabkan air liur menumpuk di mulut atau paru-paru. Ketika orang tersebut bernapas, air liur akan bercampur dengan udara atau gas sehingga terbentuk busa.
Tidak seperti yang sering digambarkan film atau acara televisi, mulut berbusa yang terjadi akibat kondisi medis tidak muncul dalam jumlah banyak. Busa atau buih yang dihasilkan biasanya hanya sedikit.
Meski begitu, mulut berbusa dapat menandakan kondisi darurat yang membutuhkan perawatan medis dengan segera. Kejadian ini biasanya dikaitkan dengan masalah sistem saraf pusat dengan komplikasi yang mengancam jiwa, termasuk koma dan kematian.
Berbagai kondisi di bawah ini merupakan penyebab mulut berbusa, antara lain:
Overdosis terjadi ketika seseorang mengonsumsi obat atau zat beracun dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang dapat diproses tubuh.
Overdosis yang parah dapat menyebabkan kejang, serangan jantung, dan edema paru. Berbagai hal tersebut berisiko membuat pergerakan jantung atau paru melambat sehingga cairan berkumpul di paru-paru, yang bisa bercampur dengan karbon dioksida dan keluar dari mulut sebagai lendir berbusa.
Busa tersebut terkadang berwarna merah muda atau merah darah. Lendir berbusa ini dapat keluar secara tidak terkendali dari mulut seseorang yang tengah mengalami overdosis.
Dua kategori obat yang paling umum untuk disalahgunakan sehingga menyebabkan overdosis adalah golongan opioid (penghilang rasa sakit) dan stimulan seperti berikut:
Kejang bisa menyebabkan hilangnya kontrol otot yang dapat membuat Anda sulit menelan atau membuka mulut. Selama kejang terjadi, ludah di dalam mulut cenderung mengumpul sebelum didorong melalui gigi yang terkatup. Jika bercampur dengan oksigen dan gas di dalam mulut, air liur tersebut lantas akan menimbulkan busa.
Kejang dapat terjadi karena penyakit epilepsi, kegiatan yang memicu kejang seperti penggunaan senjata listrik, atau trauma dan kondisi psikologis.
Rabies adalah infeksi virus yang memengaruhi sistem saraf pusat. Virus rabies ditularkan dari air liur hewan yang telah terinfeksi. Seseorang dapat terinfeksi melalui gigitan, jilatan, atau cakaran hewan tersebut di area tubuh yang memiliki luka terbuka.
Mulut berbusa adalah gejala rabies yang paling khas. Hal ini terjadi karena virus memengaruhi sistem saraf yang menyebabkan orang tersebut tidak dapat menelan air liurnya karena rahang yang kaku
Gagal jantung adalah suatu kondisi ketika jantung mengalami kegagalan saat memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Gagal jantung dapat menyebabkan edema paru, yang membuat cairan dari pembuluh darah bocor dan menumpuk di paru-paru. Kondisi ini bisa menghasilkan situasi mulut berbusa ketika penderitanya bernapas.
Advertisement
Pengobatan mulut berbusa dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Akan tetapi, mulut berbusa harus segera diatasi dengan perawatan medis darurat sebelum menimbulkan berbagai komplikasi.
Berikut ini adalah pilihan perawatan mulut berbusa yang umum diberikan berdasarkan penyebabnya, antara lain:
1. Overdosis obat
Pasien overdosis obat harus dirawat di rumah sakit sesegera mungkin. Dokter akan memantau kondisi pasien untuk mencegah komplikasi serius seperti kegagalan organ, koma, dan kematian.
Sering kali pasien yang overdosis dapat mengalami kematian dalam waktu 1-3 jam dari sejak masuknya obat.
Jika Anda mendapati orang yang mengalami overdosis obat, tetap temani hingga tenaga medis tiba atau berhasil dibawa ke rumah sakit. Sambil menunggu bantuan tiba, miringkan tubuh orang tersebut ke samping untuk mengantisipasi tersedak jika muntah.
Jangan berikan makanan atau minuman apa pun kepada orang yang sedang mengalami overdosis.
Orang yang mengalami overdosis alkohol atau bahan kimia cair, biasanya membutuhkan pembersihan perut dengan cara dipompa atau gastric lavage sehingga substansi obat-obatan yang belum terserap bisa dikeluarkan. Ini dilakukan oleh petugas medis.
Jika overdosis disebabkan oleh opioid, dokter akan memberikan suntikan obat penawar yang dikenal sebagai Narcan yang dapat membalikkan aksi obat.
Saat ini tidak ada obat penawar yang diketahui untuk mengobati overdosis yang disebabkan oleh obat stimulan. Setelah diberi penanganan darurat, kebanyakan pasien overdosis harus tinggal di rumah sakit setidaknya selama satu hari atau lebih, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya.
2. Kejang
Jika seseorang mengalami kejang, Anda harus menjauhkan pasien dari benda-benda yang dapat membahayakan mereka saat badan mereka bergerak tak terkendali akibat kejang. Apabila orang tersebut berada di dekat dinding, halangi kepalanya dengan selimut atau handuk untuk membentuk bantalan antara orang tersebut dengan dinding.
Jangan tinggalkan sendirian orang tersebut sampai mendapat bantuan atau kejang mereka berhenti. Setelah kejang berhenti dan mereka mulai sadar kembali, gulingkan badannya ke samping untuk memastikan mulut dan hidung mereka dapat menerima udara.
Tutupi orang tersebut dengan selimut atau jaket dan biarkan mereka beristirahat, periksa setiap beberapa menit untuk memastikan mereka masih bangun dan bernapas dengan normal.
Orang yang menderita epilepsi mungkin tidak perlu mencari perawatan darurat setiap kali mereka mengalami kejang. Setelah mengalami kejang, hal terpenting yang dibutuhkan banyak orang adalah istirahat dan hidrasi.
Pengobatan dari dokter biasanya berupa pemantauan fungsi tubuh seperti detak jantung dan pernapasan, serta pemberian obat-obatan. Kejang epilepsi dapat diobati dengan obat antiepilepsi sementara kejang nonepileptik dapat diobati dengan obat-obatan atau psikoterapi.
3. Rabies
Jika Anda terpapar virus rabies, Anda harus segera menemui dokter.
Perawatan awal jika kontak dengan virus rabies meliputi:
4. Gagal jantung
Apabila mulut berbusa disebabkan oleh gagal jantung, lakukan pertolongan pertama dengan membalikkan badan pasien ke samping. Pastikan jalan napas tidak terhalang dan segera panggil layanan darurat.
Dokter akan mengobati gagal jantung kongestif dengan obat-obatan seperti ACE inhibitor, angiotensin, hingga beta bloker. Selain itu, beberapa tindakan medis yang dapat mengobati gagal jantung dalam jangka panjang juga dapat dilakukan untuk mengembalikan fungsi jantung seperti semula.
Jika Anda mendapati seseorang mengalami mulut berbusa, segera hubungi layanan darurat atau larikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis darurat.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved