1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Mononukleosis disebabkan oleh virus Epstein Barr
Mononukleosis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Penyakit yang juga disebut demam kelenjar ini biasanya terjadi pada remaja.
Mononukleosis juga kerap dinamakan penyakit ciuman (kissing disease). Pasalnya, penyakit ini bisa menyebaran lewat air liur seperti saat berciuman dengan pengidap.
Selain lewat ciuman, mononukleosis juga bisa menular lewat bersin, batuk, dan berbagi alat makan dengan penderita.
Apabila seseorang pernah mengidap mononukleosis, ia kemungkinan tidak akan terkena penyakit yang sama lagi di kemudian hari. Pasalnya, tubuh penderita telah membentuk antibodi terhadap virus penyebab mononukleosis.
Masa inkubasi mononukleosis adalah sekitar 4-6 minggu. Masa inkubasi berarti waktu yang diperlukan sejak seseorang terinfeksi virus hingga mengalami gejala. Sementara gejala mononukleosis bisa bertahan hingga 1-2 bulan.
Secara umum, gejala mononukleosis meliputi:
Gejala demam kelenjar biasanya lebih parah jika dialami oleh remaja dan orang dewasa daripada anak-anak. Penderita anak-anak bahkan bisa tidak mengalami keluhan apa-apa.
Mononukleosis sulit untuk dibedakan dengan infeksi virus umum lain seperti flu. Jadi jika gejala flu tidak kunjung membaik dalam 1-2 minggu setelah perawatan di rumah, segera konsultasikan ke dokter.
Mungkin saja ada tanda dan gejala mononukleosis yang tidak disebutkan. Bila memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter.
Penyebab utama mononukleosis adalah infeksi virus Epstein Barr (EBV). Namun tak hanya EBV, virus lain yang juga dapat menyebabkan penyakit ini. Beberapa di antaranya meliputi:
Demam kelenjar dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, air mani atau air liur dari penderita. Karena itu, virus penyebabnya bisa menyebar melalui:
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya mononukleosis meliputi:
Diagnosis mononukleosis dapat titentukan dengan cara-cara di bawah ini:
Dokter akan menanyakan gejala dan durasi kemunculannya, serta faktor risiko mononukleosis yang dimiliki oleh pasien.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda mononukleosis, seperti pembesaran kelenjar amandel, organ limpa, dan kelenjar getah bening.
Tes darah bertujuan guna mengetahui ada tidaknya peningkatan jumlah sel darah putih (limfosit) atau sel darah putih yang tampak abnormal.
Monospot test digunakan untuk menentukan kadar dari grup antibodi lain yang akan dihasilkan jika pasien terinfeksi oleh EBV. Hasil tes ini akan konsisten bila dilakukan pada 2-4 minggu setelah pasien mengalami gejala.
Tes antibodi berfungsi mendeteksi antibodi terhadap virus Epstein Barr. Tes ini dilakukan jika monospot test memberikan hasil negatif.
Pemeriksaan antibodi bisa mengindentifikasi mononukleosis pada minggu pertama gejala muncul.
Advertisement
Cara mengobati mononukleosis akan tergantung pada tingkat keparahan dan seberapa lama pasien sudah mengalaminya. Pada dasarnya, belum ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan penyakit ini.
Sama seperti infeksi virus lainnya, mononukleosis bisa sembuh dengan sendirinya. Penanganan bertujuan mengurangi gejala dan biasanya meliputi:
Pilihan obat yang umum diresepkan untuk mengatasi mononukleosis bisa berupa:
Pasien juga bisa melakukan perawatan mandiri di rumah di bawah ini untuk meringankan gejala dan mempercepat penyembuhan mononukleosis:
Jika tidak diobati dengan benar, mononukleosis dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Mononukleosis hampir tidak mungkin dicegah. Pasalnya, orang yang pernah terinfeksi EBV akan terus memiliki dan bisa menularkan infeksi ini secara berkala seumur hidupnya.
Namun beberapa langkah di bawah ini bisa Anda lakukan untuk mencegah penularannya:
Segera berkonsultasi dengan dokter apabila Anda mengalami gejala mononukleosis yang tidak kunjung membaik dalam 1-2 minggu.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis mononukleosis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved