1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Mioma uteri biasanya terjadi pada wanita di usia subur
Mioma uteri adalah tumor pada lapisan otot rahim. Kondisi ini biasanya dialami oleh wanita usia pada subur.
Mioma tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker rahim. Ukuran dan jumlahnya juga bisa bervariasi.
Dalam kasus yang berat, kondisi yang juga disebut polip dan fibroid rahim ini tumbuh lebih dari satu dan dapat memperbesar ukuran rahim hingga mencapai tulang rusuk.
Sebagian besar wanita dengan mioma uteri tidak menyadarinya karena tidak bergejala. Pada kondisi ini, dokter biasanya menemukan polip rahim secara tidak sengaja saat pemeriksaan panggul atau ultrasonografi (USG).
Secara umum, gejala mioma uteri akan dipengaruhi oleh lokasi, ukuran, dan jumlah polip yang muncul. Beberapa gejala umumnya meliputi:
Meski begitu, banyak juga wanita dengan fibroid rahim yang tidak mengalami gejala. Karena itu, penyakit ini termasuk sulit terdeteksi.
Hingga kini, penyebab mioma uteri belum diketahui secara pasti. Namun para pakar menduga bahwa ada beberapa hal yang diduga dapat berpengaruh.
Faktor-faktor risiko mioma uteri tersebut meliputi:
Banyak kasus polip rahim yang menunjukkan adanya mutasi gen pada jaringan mioma
Jika ibu atau kakak pernah memiliki mioma, maka wanita pada keluarga tersebut memiliki risiko untuk terkena mioma lebih tinggi.
Hormon estrogen dan progesteron menstimulasi perkembangan dinding rahim saat siklus haid. Perubahan keduanya dapat memengaruhi pertumbuhan polip rahim.
Zat yang dapat membantu tubuh menjaga jaringan, seperti insulin-like growth factor dapat berefek pada pertumbuhan mioma.
Haid pertama di usia yang lebih muda dari anak perempuan pada umumnya, penggunaan alat kontrasepsi, obesitas, kekurangan vitamin D, konsumsi daging merah yang tinggi, kurang konsumsi sayur, buah, dan produk susu, serta kebiasaan minum alkohol, dapat meningkatkan risiko mioma.
Sebagian mioma uteri bisa mengalami pertumbuhan yang cepat, sedangkan sebagian lainnya dapat menyusut dengan sendirinya.
Banyak juga polip rahim yang muncul saat kehamilan, atau mengecil bahkan menghilang setelah kehamilan sehingga rahim dapat kembali ke ukuran normal. Hal ini terjadi karena adanya perubahan keseimbangan hormon selama kehamilan.
Untuk memastikan diagnosis mioma uteri, dokter bisa melakukan beberapa langkah pemeriksaan di bawah ini:
Dokter akan menanyakan gejala yang dan riwayat penyakit yang diderita oleh pasien maupun keluarga.
Dokter akan mengecek kondisi perut dan panggul pasien.
Dokter dapat melihat adanya mioma sekaligus lokasi, ukuran, dan jumlahnya melalui pemeriksaan USG.
Jika ada perdarahan haid yang berat, dokter dapat menganjurkan pemeriksaan seperti tes darah lengkap untuk mendeteksi ada tidaknya kondisi anemia.
Tes MRI dapat menunjukan ukuran dan lokasi mioma, mendeteksi jenis tumor, serta membantu dokter dalam menentukan langkah pengobatan.
Pencitraan ini menggunakan cairan saline (NaCl) steril untuk memperbesar rongga uterus, sehingga dokter lebih mudah untuk mendapatkan gambar X-ray dari polip.
Tes ini bertujuan mendapatkan foto rongga rahim dan tuba falopi melalui pemeriksaan X-ray.
Pada hitereskopi, dokter akan alat histeroskop melalui vagina hingga mencapai rahim pasien. Dokter kemudian menyuntikkan cairan saline ke rahim untuk memperbesar rongga rahim.
Dengan begitu, dokter bisa mengevaluasi dinding rahim serta tuba falopi dengan lebih jelas dan rinci.
Laparaskopi adalah prosedur bedah minor yang menggunakan laparaskop. Alat ini berupa teleskop kecil dengan lampu dan kamera pada salah satu ujungnya.
Prosedur ini biasanya dilakukan untuk menilai mioma uteri yang terletak di luar rahim atau di otot sekitar rahim.
Pada beberapa kasus, dokter akan melakukan biopsi, yakni pengambilan sedikit sampel jaringan. untuk diperiksa di bawah mikroskop Prosedur ini bisa dilakukan ketika histeroskopi atau laparaskopi.
Advertisement
Cara mengobati mioma uteri umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama Anda sudah mengalami kondisi tersebut.
Pada kebanyakan kasus, mioma tidak perlu diobati jika tidak menyebabkan gejala. Seiring berjalannya waktu, mioma dapat menyusut dan menghilang setelah menopause tanpa pengobatan.
Namun bila gejala mioma menetap, maka diperlukan pengobatan untuk mengatasi gejala dan mengurangi ukuran mioma uteri. Penanganan mioma uteri terdiri dari:
Pilihan obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi mioma uteri adalah:
Prosedur non-invasif berupa MRI-guided focused ultrasound surgery (FUS) adalah terapi untuk menjaga struktur rahim.
FUS menggunakan alat MRI untuk dokter dalam mengevaluasi lokasi polip rahim. Ketika sudah ditemukan, dokter akan memakai transduser USG untuk menargetkan mioma uteri.
USG tersebut dilengkapi oleh gelombang suara yang dapat memanaskan dan menghancurkan mioma uteri.
Prosedur minimal invasif merupakan prosedur yang dapat menghancurkan mioma uteri tanpa prosedur pembedahan. Beberapa contohnya meliputi embolisasi arteri uterina, ablasi radiofrekuensi, laparaskopi atau miomektomi robotik, histeroskopik miomektomi, serta ablasi endometrium.
Prosedur invasif yang dimaksud adalah prosedur pembedahan besar yang dilakukan untuk mengangkat mioma uteri. Pilihannya antara lain:
Mioma uteri yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Langkah pencegahan mioma uteri tidak diketahui hingga saat ini. Pasalnya, penyebab kondisi ini juga belum diketahui secara pasti.
Namun beberapa langkah di bawah ini diduga dapat membantu dalam mencegah mioma uteri:
Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis mioma uteri agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved